Merantau dari Aceh ke jakarta sejak 2010 demi mengejar mimpi kuliah di Ibukota. Saya cukup pintar? Tidak saya hanya merasa beruntung didoakan orang tua. Jurusan desain produk boleh dibilang pilihan asal saja, ya Alhamdulillah karna beasiswa. Sampai 2014 sambil tugas akhir saya butuh jajan lebih biar bisa ngopi lebih fancy, yess saya jualan ilustrasi iseng. Hingga akhirnya permintaan kian banyak dari minta di desaikan undangan, logo, marketing kits dan lain lain asal temen happy kadang ‘project thankyou’ juga banyak yang penting portfolio dulu bikin sebanyak banyaknya.
Jujurly 2016 saya sedang bekerja sebagai designer bergaji sejuta perbulan sambil kuliah S2 di Aceh, tapi saya memiliki ketakutan sulit mendapat pekerjaan layak sehingga saat lulus OPD BUMN saya sikat aja.
Sekarang hampir 13 tahun dan yap sudah berKTP Jakarta. Lumayan tidak menyangka sudah punya HARUMI STUDIO disini dengan 10 karyawan inhouse di usia 30 tahun. Rasanya bahagia lompatan yang mungkin kecil bagi orang lain ini adalah hal yang paling saya syukuri setiap harinya. Hari hari ini saya bersyukur sekali berani resign walau sudah menjadi manager di bank BUMN.
Berbagai lika-liku kesibukan kerja saat itu saya masih menyambi jasa design and prints saya yang saya beri nama @Harumik.art.ini karna senang sekali menghabiskan waktu di sosial media. Cuan pun kian datang bagai gayung bersambut. Dorongan dari hati ingin berhijrah maka saya memutuskan keluar dari pekerjaan saya dan mencoba menjalankan usaha sampingan yang saya sangat cintai ini yakni jasa desain. Walau awalnya keraguan dan rasa takut itu terus datang menghantui, terus sambil mencari pekerjaan ditempat lain juga haha.
Karena panggilan kerja belum kunjung datang dan saya sempat mencoba mendaftar disalah satu institusi pemerintahan juga tidak lulus, saya bulatkan tekad untuk menseriuskan usaha jasa desain saya yang sedari awal kuliah memang saya gemari. Tahun 2018 akhir Harumik.art.ini nama jasa desain saya dimulai dengan sangat serius. Selain Semua hasil desain dan portfolio saya unggah ke sosial media dan terus belajar sampai cukup mendapatkan respon positif. Berawal dari orderan teman ke temannya ‘the power words of mouth’ juga hingga orang yang saya tidak kenal sebelumnya lama lama makin rame, rasanya hal ini menjadi titik keyakinan kalau usaha yang saya jalankan akan menjadi besar dikemudian hari. Terlebih banyak client dari malaysia, singapore dll yang terus berdatangan.
Yak saya mulai set up seperti pekerja yang kerja di perusahaan di mulai jam 8 pagi sampai 4 sore. Membuat desain, konten di sosial media, menghandle klien, mencatat keuangan hingga mengurus rumah tangga saya lakukan sendiri. Nikmatnya seni management diri dipertaruhkan disini. Kudu niat abis emang kalo mau bisnis. Semua tadi bisa saya lakukan sendiri ketika pelanggan masih sedikit tapi alhamdulilah ketika bulan ketiga usaha saya berdiri saya mulai keteteran menghandle klien dan kualitas desain saya lama kama saya rasa terkesan monoton dan kurang bervariasi. Did you feel it ? Kenapa kadang bisnis turun ? nah ini penting bgt jangan terlena.
So, Pertengahan tahun 2019, suami saya mulai membantu dari menjawab pertanyaan2 klien, membuat konten di sosial media, marketing hingga berhubungan dengan vendor. Sampai pada akhirnya kami membuat jasa printing dan pembuatan kemasan produk untuk hijab. Suami akhirnya memutuskan bergabung penuh dan meninggalkan usaha kulinernya. Berawal dari satu karyawan yaitu seorang admin dan satu orang designer yang kami rekrut pada tahap awal. Awalnya designer remote saya bayar kalo produknya laku atau ada custom saja. Sekarang jagonya mashaAllah sudah bekerja di perusahaan hijab terkemuka dengan inisial WK. next hire designer lagi. Yak ga loyal dan menyonyek bisnis kita. Awalny kita ajarin dari nol. Sampai disini apakah kita menyerah? Tentu tidak. Asam garam ini ternyata memjadi pemicu gairah kami yang kian memumcah hingga tim kami yang makin kesini makin kami rasa rame, solid dan seru. Management SDM pelaku industri seni bukan pekara mudah. just enjoyyy the show
Besar harapan saya mengikuti kompetisi ini ialah level up start up kami ini. Dimana yang Awal mula kami bekerja di ruangan yang kecil dan terkesan mojok di sudut bangunan bisa juga di sebut bangker oleh orang2. tamu datang bingung duduk dimana, mau sholat pun harus bergantian. Kamipun memutuskan memindahkan kantor ke ruangan depan yg awal mulanya adalah ruang praktek bidan milik orang tua. Tempat kerja kami mungkin kalau orang lain lihat tampak sunyi tidak terlihat aktifitas layaknya kantoran pada umumnya karna semua kegiatan kami lakukan secara online. Semoga kami terus bermanfaat, menghadirkan semakin banyak lapangan kerja serta yang utama bisa membantu banyak UKM dan pelaku bisnis pemula dan yang sedang bertumbuh berkembang bersama. Baik di dalam hingga luar negeri ?
Kini Hampir 4 tahun harumi studio berdiri dan masih banyak impian yang ingin saya capai. Pelan pelan kami nikmati ternyata ada jg orang yang pro dan kontra dengan milestone kita. Mereka melihat indah nya hidup kita namun perjuangan kita tak tampak. Setiap air mata yang keluar lama lama menjadi cerita indah, dari pertumbahan omzet yg terus melejit ke 3digit bismillah 2023 omzet 1m perbulan. Amiin saya yakin dengan masuk ke inkubasi dari #sisternet #sispreneur ini mimpi ini hampir dekat sedikit lagi nikmati saja beberapa cemooh orang, dikucilkan dari keluarga karna di anggap jahat kita bantu saat kita minta hak kita di anggap sombong dan lain sebagainya drama naik kelas ini. Indah indah indah bersyukur saya hanya itu penyemangat yang hanya diri sendiri dan mental kita ygang harus terus kita tempa hingga sekuat baja.
Semoga dengan adanya harumi studio ini bermanfaat bagi orang banyak, suatu cita-cita yang ingin saya dan suami wujudkan, apalagi 2 tahun di terjang pandemi ini makin banyak di sekitar kami yg membutuhkan lapangan kerja. Harapan saya dengan mengikuti kompetisi #ModalPintar saya makin tumbuh #BeraniNaikKelas untuk bisa mengembangkan potensi-potensi generasi muda bangsa Indonesia agar bisa bersaing secara global.