Pada saat pandemi Covid-19 menyebar luas ke berbagai negara, orangtua saya merasakan dampak perekonomian terhadap keberlangsungan hidup keluarga kami. Ayah sebagai seorang sopir di suatu perusahaan yang bergerak di bidang jasa transportasi, sudah hampir satu bulan tidak bekerja karena sepi penumpang.
Melihat peluang manakala diberlakukannya Work From Home (WFH) dan Study From Home (SFH), ibu menjual makanan dengan aneka ragam bentuk dan rasa. Saya ingat betapa semangatnya beliau mengajukan pertanyaan: "Gimana pendapat kamu kalau kita di rumah jualan makanan?"
Lantas saya menjawab: "Nanti kalau tetangga kita yang sudah berjualan lebih dulu dan mereka pada sepi jualannya bagaimana, Bu?". Setelah saya menjawab, ibu meminta saran kepada adik saya dan tak perlu waktu yang lama, mereka take action belanja ke pasar untuk membeli segala bahan makanan yang dibutuhkan.
Beberapa hal yang saya pelajari dari kegigihan ibu yang membuat saya kagum adalah:
1. Tidak Mudah Menyerah
Sebelum adanya pandemi Covid-19 di Indonesia, keluarga kami sudah terbiasa bahu-membahu menerima orderan makanan untuk berbagai kegiatan. Tidak setiap hari, namun hampir tiap bulannya ada saja yang memesan. Salah satu inisiatif ibu agar pelanggan tidak bosan dengan makanan buatan kami yaitu dengan berinovasi menghadirkan makanan yang belum tersedia di sekitar rumah.
2. Melek Teknologi
Dikarenakan seseorang yang tidak menempuh pendidikan yang tinggi serta status sosial yang biasa saja, tidaklah lantas kita memandang buruk orang tersebut. Hal itu saya pelajari dari bagaimana orang sekitar menilai ibu yang membuat makanan dengan sepenuh hatinya. Pernah suatu hari mendapati beliau sedang asyik mencatat banyaknya resep makanan di sebuah buku catatan yang pernah saya berikan dan terkadang scroll media sosial hanya untuk mencari tahu apakah ada resep terbaru. Mari bijak menggunakan media sosial dengan menggunakannya untuk hal-hal yang bermanfaat seperti yang ibu saya lakukan, Sisters!
3. Mengajarkan Arti Kehidupan
Ibu berkata kepada saya bahwa kami sekeluarga diberikan rezeki yang tiada tara yang saat ini masih dapat membeli sembako, tidak menunggak pembayaran listrik, dan pembayaran wajib lainnya. Ia mengingatkan bahwa sebagian tetangga kami juga tidak bekerja karena diberhentikan ataupun dirumahkan sehingga tidak ada penghasilan. Mendengar itu, tidak ada waktu untuk mengeluh, kami semakin bersemangat disaat kondisi perekonomian keluarga tak menentu.
4. Jeli Melihat Peluang
Karena tahu segmentasi penjualan di area sekitar rumah dan mempertimbangkan modal berjualan, ibu tidak menjual makanan dengan harga yang tinggi. Murah meriah namun membuat hati senang karena biasanya habis terjual. Pesan ibu kepada kami:
"Bukan keuntungan besar yang dicari saat ini, namun keberkahan yang senantiasa menjadikan rasa syukur menyelimuti kehidupan kita setiap hari"
Seperti itulah cerita saya mengenai perjuangan ibu untuk memenuhi kebutuhan kami sehari-hari disaat pandemi Covid-19 membuat ayah tak lagi bekerja seperti biasanya. Tiada hentinya kami berdoa agar keadaan semakin membaik. Stay safe and stay strong perempuan Indonesia di mana pun kamu berada!