Perkenalkan,saya Laily.Saya adalah perempuan kepala keluarga yang harus berjuang menghidupi kedua anak saya. Saya mengemban Peranan sebagai seorang single parent sejak 2010 lalu, saat suami saya meninggal dunia,karena mengidap penyakit jantung.Tidak mudah menjadi seorang ibu sekaligus ayah, perlu usaha yang ekstra agar semua bisa stabil.
Setelah setahun berlalu, tepatnya pada tahun 2011,kehidupan saya mulai berubah derastis apalagi dari segi kesehatan maupun keadaan ekonomi saya bisa dibilang sedang tidak baik.Apalagi anak saya pada saat itu masih kecil- kecil yang pastinya sangat membutuhkam perhatian dan kasih sayang.Di situlah saya mulai merenung dan memikirkan apa yang harus saya lakukan biarpun sampai memutar otak agar tetap dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari hari.Dan untuk kelangsungan pendidikan anak saya nantinya. Setelah mempertimbangkan berbagai hal, di pertengahan tahun 2014.Saya bergabung di Organisasi Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga(PEKKA).Karena saya termasuk di dalam kereteria yaitu Janda meninngal.Di situ saya mulai banyak belajar tentang kehidupan,karakter sehingga membuat saya lebih kuat , semangat terus berjuang tanpa mengenal lelah.Apalagi di pekka juga banyak pelatihan - pelatihan baik secara online maupun ofline yg di ajarkan termasuk pelatihan " Sispreneur" tahun lalu.Setelah mempertimbagkan berbagai hal,akhirnya saya memberanikan diri untuk meminjam uang di bank. Sebagai modal untuk mulai berjualan dengan membuka kios kecil kecilan didepan rumah. Kios saya seperti toko kelontong pada umumnya yang menjual sembako dan kebutuhan sehari hari lainnya.
Penghasilan yang di dapat dari berjualan di kios ini tidak menentu, hari ini ramai, besoknya bisa sepi sekali. Ditambah dengan adanya toko toko serupa yang lebih besar menjadi salah satu faktor sepinya pembeli. Walau demikian kios ini tetap berjalan walau pendapatan yang masuk tidak terlalu signifikan. Melihat pendapatan dari kios yang tidak menentu, saya juga menerima pesanan catering dari instansi desa dan lain lain untuk menambah pendapatan.
Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 2018 wilayah tempat tinggal saya yakni pulau Lombok diguncang gempa yang cukup besar berkekuatan 7,0SR yang meluluh lantahkan dan menyebabkan hampir semua bangunan di Lombok utara hancur termasuk rumah saya. Selama hampir sebulan wilayah Lombok utara lumpuh total mulai dari sektor perekonomian, pemerintah, dan sektor pariwisata yang menjadi daya tarik kawasan ini membutuhkan waktu yang agak sedikit lama untuk pulih kembali.
Kios yang menjadi sumber penghasilan saya juga mengalami kerusakan yang akhirnya membuat saya berhenti berjualan, disamping daya beli masyarakat Lombok utara yang kala itu memang sangat menurun karena efek dari gempa bumi tersebut. Pasca gempa, saya fokus untuk berbenah kembali dan mencoba bangkit kembali, namun tak lama setelah satu tahun berlalu, pada 2020 awal pandemi covid 19 melanda hampir semua wilayah di dunia termasuk Indonesia. Pemerintah menerapkan pembatasan sosial berskala besar demi memutus penyebaran covid 19 mengakibatkan kesulitan ekonomi kembali terjadi.
Banyak orang yang di PHK dan kehilangan mata pencahariannya karena harus dirumah saja. Saya yang semulanya ingin kembali berjualan di kios akhirnya memutuskan untuk menunda terlebih dahulu. Bulan berganti bulan dan sampai di tahun 2021, pandemi tidak juga reda. Saya mulai berfikir mau sampai kapan menunggu. Hingga akhirnya pada pertengahan 2021,setelah banyak berdiskusi dengan anak saya, akhirnya saya memutuskan untuk berjualan makanan karena saya basicnya suka masak. Saya memutuskan berjualan melalu online. Saya menjual makanan seperti tempe mendoan, tahu krispy, ceker mercon, dan lain lain yang kemudian saya posting melalu media sosial facebook dan WhatsApp.
Foto produk yang saya posting di media sosial saya tata sedemikian rupa agar menjadi daya tarik tersendiri dan beda dari penjual online lainnya. Terbukti hari pertama saya berjualan online ternyata laku cukup banyak. Saya melihat peluang yang besar dari berjualan memalui platform media sosial ini. Agar bisa terus survive di usaha online ini, saya terus belajar dan terus berinovasi. Sekarang usaha saya berjalan hampir satu tahun, dan sudah cukup banyak dikenal orang
Tujuan saya mengikuti program# Sispreneur ini agar saya bisa terus mengembangkan usaha saya menjadi lebih baik dan lebih besar lagi. Saya ingin memberikan inovasi pada produk saya salah satunya inovasi dalam bentuk kemasan yang lebih menarik sehingga mampu memikat konsumen. Tentunya itu memerlukan modal. Selain itu saya ingin membuka offline store untuk produk makanan saya ini.
Disamping itu, saya juga ingin lebih menaikkan branding bisnis saya agar lebih luas lagi dengan mempromosikannya melalui platform media sosial yang lebih luas tentunya seperti membuat konten TikTok, dan konten di instagram yang tentunya memerlukan kamera agar hasilnya bagus dan menarik konsumen.
Saya berharap bisnis saya ini bisa menjadi besar dan mampu menjadi lapangan pekerjaan dan bisa menjadi saluran berkah bagi orang banyak.Semoga dengan#Bisnis Makanan yg sy jalani sekarang ini ,impian saya nantinya bisa terwujud yaitu ingin "punya rumah makan ,lesehan .Karena makanan adalah kebutuhan, yang setiap orang pasti beli.