Hola Sisters!!
Saya Dera Triyulia Sari, usia 31 tahun ibu bekerja dengan 1 anak sambil membantu usaha suami. Usaha ini kami dirikan sejak Agustus 2020 dan diberi nama @KotektakDimsum (boleh follow ignya :p). Beberapa tahun kebelakang hingga saat ini, masyarakat Indonesia khususnya di kota Bandung sudah sangat tidak asing dengan sajian khas Tiongkok, yaitu dimsum. Berawal dari coba-coba, akhirnya saya menemukan resep dan citarasa yang pas untuk membuat kuliner satu ini. Berbekal dengan modal nekat dan niat yang kuat saya membantu suami untuk membuka usaha kuliner ini di tahun 2020. Mencari tambahan modal dengan pinjaman, walaupun karena satu dan lain hal kami sedang mengalami hambatan saat ini. Saya sangat senang dengan adanya kompetisi ini, membuka kesempatan saya untuk scale up bisnis kami ini. Untuk men-scale up bisnis ini tentu harus ada inovasi yang dilakukan.
Inovasi yang akan saya lakukan adalah dengan memadukan dimsum dengan sajian teh yang khas dan unik dan tentunya asli buatan lokal. Di negara asalnya dimsum dinikmati dengan secangkir teh dan biasanya disajikan pada pagi hari. Berawal dari informasi tersebut, saya terpikir untuk benar-benar memadukan dimsum dan teh dengan penyajian yang khas Indonesia namun tidak melupakan tradisi dari negara asal kuliner tersebut. Salah satu sajian teh yang akan saya padu padankan dengan dimsum ini adalah teh telang.
'Kenapa harus teh telang?' Karena salah satu kandungan baik dari teh telang adalah flavanoid yang berpotensi sebagai anti kanker dan juga masih banyak kandungan baik lainnya. 'Darimana saya mendapatkan teh telang terbaik?' Teh telang banyak dijual bebas di pasaran bahkan di marketplace, namun saya memilih untuk menggaet produsen teh telang yang merupakan salah satu pondok pesantren yatim dan dhuafa di kota Bandung. Bisnis bukan hanya urusan dunia bukan?
Selain dari teh telang ini, tentunya saya akan mencari varian teh lainnya yang berasal dari Indonesia. Hal lainnya yang membuat saya tertarik memadukan dimsum dengan teh adalah kecintaan saya dengan teh itu sendiri. Saya pernah beberapa kali mencicipi teh dari luar Indonesia, dengan banyaknya varian yang mereka miliki kenapa tidak Indonesia juga punya hal yang sama. Teh juga menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat yang ingin "nongkrong" tapi tidak menyukai atau tidak bisa mengonsumsi kopi.
Estimasi modal yang dibutuhkan untuk scale-up bisnis ini kurang lebih Rp 55.000.000 dengan rincian kasar :
1. Sewa tempat Rp 25.000.000 /tahun
2. Bahan baku ( teh dan dimsum ) Rp 10.000.000
3. Kekurangan perlengkapan/peralatan Rp 10.000.000
4. Gaji pegawai untuk 5 bulan awal Rp 5.000.000
5. Uang darurat Rp 5.000.000
Anggaran tersebut dapat menyesuaikan kembali dengan situasi dan kondisi pada saat persiapan bisnis berjalan kembali.
#Sispreneur