“Mbak, sharing dong caramu atur keuangan rumah tangga”, kata seorang teman via chat Whatsapp di awal tahun 2018.
“Boleh, mau kapan? Ketemuan aja deh ya.” Jawabku. Saat itu belum pandemic Covid-19 jadi pertemuan offline dengan teman masih sangat wajar dilakukan.
Singkat cerita, ia bercerita kondisi keuangannya padaku. Ia lihat aku sering berbagi tips keuangan pra nikah dan pasca nikah di Instagram, dan melihat keadaan keuanganku cukup baik padahal kondisi pekerjaan dan latar belakang kami tidak jauh berbeda.
Masalah keuangannya ternyata cukup pelik. Ia harus menghidupi keluarganya, mertuanya, dan keluarga kecilnya sendiri dengan kondisi terhimpit cicilan KPR rumah dan biaya hidup yang tinggi karena memiliki 2 anak dengan jarak usia dekat. Bahasa kerennya sekarang adalah sandwich generation. Suatu kondisi dimana seseorang memiliki peran ganda yakni menghidupi generasi diatasnya (orang tua atau mertua) dan generasi di bawahnya (anak-anaknya).
Berbekal pengalaman yang aku punya dalam mengelola keuangan rumah tangga, akhirnya kuberanikan diri berbagi kepadanya dan 4 teman dekat lainnya secara offline. Karena beberapa tidak bisa hadir, sharing session dilakukan secara online. Setelah saling bercerita via WA grup, kucoba tawarkan beberapa solusi yang bisa diterapkan berdasarkan pengalamanku. Beberapa merasa terbantu dan tanpa diminta mereka lalu berbagi pengalaman mengikuti sesi sharing denganku melalui Instagram story.
Testimoni teman di awal Mommenkeu berdiri (2018)
Itu lah awal cerita bagaimana Mommenkeu Project lahir. Setelah itu kelas pertama Mommenkeu yakni kelas 30 hari mengatur keuangan untuk ibu diadakan dan alhamdulillah kelas langsung full dalam 5 menit saja. Kapasitas kelas memang dibatasi hanya 50 orang saja agar kelas kondusif dan masalah keuangan setiap peserta dapat dibantu dengan optimal. Hingga saat ini sudah berjalan 20 batch kelas Mommenkeu yang dilaksanakan setiap dua bulan sekali dengan jumlah alumni >2000 orang.
Mommenkeu Class sudah ada 20 batch dengan peserta per batch 50-100 orang
Di tahun 2022 ini, Mommenkeu akan menginjak usia 4 tahun. Di April 2022, kami telah memiliki 20K follower Instagram, 1010 subscriber youtube dan 2166 alumni kelas. Mommenkeu memiliki visi mewujudkan keluarga Indonesia yang kuat secara ekonomi dan misi menjadi teman terbaik perempuan untuk belajar mengelola keuangan dan menambah pemasukan. Dengan belajar mengelola keuangan, perempuan diharapkan bisa lebih bijak menggunakan uang untuk keperluan konsumsi, menabung dan berinvestasi. Sementara dengan belajar menambah pemasukan, perempuan bisa lebih berdaya dan lebih didengar dalam menentukan keputusan keuangan untuk dirinya maupun keluarganya sehingga ia tidak sepenuhnya bergantung hanya pada pasangan atau orang tua.
Akun instagram @mommenkeu dan akun instagramku sendiri @rainnymalia.
Untuk mencapai visi kami mewujudkan keluarga Indonesia yang kuat secara ekonomi, tentu membutuhkan lebih banyak lagi perempuan Indonesia yang mau belajar memperbaiki keuangannya. Dan untuk hal itu, aku merasa perlu sekali memperluas jejaring dengan komunitas perempuan lainnya dan belajar hal-hal baru terkait pengembangan bisnis di program W20 #sispreneur : Program Inkubasi Bisnis UMKM Perempuan Indonesia. Dalam 4 tahun menjalankan Mommenkeu, walau prosesnya tidak mudah tapi setiap melihat respon peserta kelas, api semangatku kembali menyala, mengingatkan kembali bahwa hal-hal yang kulakukan bisa membantu orang banyak, memperbaiki keharmonisan suami istri, bahkan bisa mengurangi angka perceraian di Indonesia karena ekonomi.
Beberapa testimoni peserta saat kelas berlangsung. Testimoni lainnya ada di sini, sini, dan disini
Alhamdulillah semakin lama, semakin banyak brand-brand besar yang ingin membantu para perempuan mengatur keuangan dan menambah pemasukan. Diantaranya kami telah bekerjasama dengan Bank Syariah Indonesia, Bank Jago Syariah, Sayurbox, Masyarakat Ekonomi Syariah, Manulife Indonesia, dll. Namun kolaborasi ini masih terbatas di kelas-kelas pengelolaan keuangan saja, belum merambah ke kelas menambah pemasukan.
Beberapa brand dan komunitas yang telah bekerja sama dengan Mommenkeu sejak 2018-2022.
Oleh karena itu, Mommenkeu ingin membuat program Woman Skill Academy sebagai langkah nyata untuk mendukung perempuan menambah pemasukan dengan cara menambah skill/ pelatihan professional. Hal ini sejalan dengan data Kementrian Ketenagakerjaan tahun 2021 yang menyatakan perempuan yang bekerja di sector informal lebih banyak dari sector formal. Pekerjaan sector informal biasanya upahnya kurang layak, pelatihan profesionalnya sangat terbatas, dan minimnya promosi karir dibanding pekerjaan di sektor formal. Melihat data ini, melalui website Woman skill Academy (MSA), kami ingin para perempuan memiliki skill professional yang baik sehingga dapat berkompetisi berkarir di sektor formal atau meningkatkan upah di sektor informal.
Beberapa contoh kelasnya adalah kelas baking, digital marketing, parenting, menggambar, make up, videografi, dan lain-lain. Setelah menambah skill, kami pun ingin membantu para perempuan menyalurkan skill tersebut ke brand atau perusahaan yang membutuhkan pekerja lepas (freelancer). Dengan ini harapannya para perempuan bisa merasa berdaya, kondisi ekonomi semakin membaik dan tentu mewujudkan keluarga Indonesia yang kuat secara ekonomi. Saat ini sebagai Langkah awal, Mommenkeu membuat grup Berani Berdaya sebagai wadah untuk berbagi informasi pelatihan gratis, lowongan kerja freelancer dan remote working dan aktivitas lain yang dapat meningkatkan pemasukan dari rumah.
Akun telegram grup berani berdaya sebagai wadah alumni meningkatkan skill mereka
Mimpiku, melalui Mommenkeu dan website Woman Skill Academy, perempuan bisa dibantu berdaya secara komprehensif, mulai dari pengelolaan keuangan, menambah pemasukan dan juga talent mapping agar hal-hal yang dilakukan sesuai dengan minat bakatnya. Kami percaya kalimat empowered woman empower woman, dimana sesama perempuan akan saling menguatkan dan mendukung jika berada dalam satu circle yang sama. Jika setiap perempuan berdaya dan kuat, kondisi keluarganya akan ikut membaik, dan tentunya perekonomian Indonesia pasti akan semakin membaik. Tentu saja pembuatan website, pengelolaannya, dan membuat konten kelasnya membutuhkan biaya yang cukup besar, sehingga hingga saat ini kami belum bisa mengeksekusi ide tersebut. Kami coba rangkum rinciannya pada gambar di bawah ini.
Perkiraan biaya pembuatan website setelah bertanya kepada website developer
Kalau sister kepo dengan aktivitas kami, kamu bisa mampir di www.instagram.com/mommenkeu. Harapannya dengan mengikuti kompetisi #sispreneur kami bisa semakin berkembang dan bertumbuhmemberikan edukasi finansial lebih luas kepada seluruh perempuan Indonesia. Kalau kamu pun butuh didampingi belajar soal manajemen keuangan pribadi dan rumah tangga, feel free loh untuk DM kami di instagram. We'll help you! :)