Hallo sisters!
Perkenalkan namaku Nurlaeli Naelulmuna, aku biasa dipanggil dengan sebutan Nur atau Laeli. Saat ini aku menjalankan bisnis fashion muslimah yang berlokasi di salah satu desa di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Sekitar akhir tahun 2017 lalu, aku dan kakakku menjadi reseller salah satu toko hijab yang lokasinya sekitar 2 jam dari rumah. Kami ingin mencoba berjualan sebagai salah satu bentuk ikhtiar/usaha untuk membantu keuangan keluarga pada saat itu.
Saat menjalankan bisnis reseller tersebut, aku masih menjadi salah satu mahasiswa kimia di Institut Teknologi Bandung. Background aku saat kuliah memang science, tapi aku senang melakukan hal yang berkaitan dengan seni, seperti menggambar, fotografi, videografi dll. Berawal dari coba-coba yang tidak lain untuk membantu kondisi keuangan keluarga saat itu, juga bisa melakukan salah satu hobi yang aku sukai, yaitu berfoto. Jika pemotretan produk maka kakakku yang menjadi fotografer dan aku menjadi modelnya. Setiap Sabtu/Minggu kami melakukan pemotretan bersama, biasanya aku melakukan pemotretan hanya di teras atau di pinggir kebun rumahku saja. Tapi ternyata hasil fotonya kurang menarik. Akhirnya Aku dan kakakku melakukan pemotretan produk di pinggir jalan braga/sekitar kota Bandung agar mendapatkan spot foto yang lebih bagus dan menarik.
Hasil foto tersebut kemudian di upload di akun instagram dengan nama sankoleksihijab. Sankoleksihijab ini menjual berbagai macam produk hijab, kemeja, baju kondangan, tunik, dress, dan berbagai macam produk fashion lainnya. Tak disangka ternyata ada orang yang tertarik untuk membeli produk yang di upload di akun instagram tersebut. Namun produk yang dijual pada akun instagram tersebut hanya ada 1-3 pcs/desain saja karena aku hanya sebagai reseller salah satu toko. Jadi ketersediaan barangnya hanya tergantung pada stock toko yang aku ambil. Sedangkan ada beberapa desain yang selalu menjadi item best seller, aku juga mengalami berbagai komplain dari customer serta mengalami berbagai macam kendala saat menjadi reseller.
Akhirnya aku dan kakakku memutuskan untuk membuat brand hijab dan pakaian muslimah yang diproduksi sendiri mulai dari desain, proses sampling, mencari bahan baku, lalu diproses dibagian produksi dan dilakukan pengemasan atau packaging. Tentunya ini tidak mudah, kakakku yang hanya lulusan dari SMK tata busana dan aku yang tidak memiliki background bisnis/fashion, tapi aku dan kakakku tetap mencobanya walaupun berawal dari satu mesin jahit saja. Sekitar bulan Desember 2018, akhirnya nama sankoleksihijab berubah menjadi sanqlo. SanQlo singkatan dari San Quality Clothing. San diambil dari bahasa Arab latin yang artinya bersinar, dengan harapan SanQlo bisa menjadi brand lokal Indonesia yang akan dan terus bersinar. Sedangkan Quality Clothing diambil karena kualitas merupakan hal yang paling kami utamakan.
Setelah lulus kuliah, aku memutuskan untuk menjalankan bisnis ini. Aku mulai sering mengikuti berbagai seminar, kegiatan pelatihan yang dilakukan oleh pemerintah setempat. Aku dengan mantap untuk berkiprah di dunia bisnis fashion ini karena berdasarkan data yang diperoleh, bisnis fashion muslimah di Indonesia ini cukup menjanjikan. Menurut Kementrian Perindustrian RI, Indonesia ditargetkan menjadi Center of Fashion Moslem in The World, serta adanya angka pertumbuhan fesyen muslim di Indonesia sepanjang tahun 2016, yaitu sekitar 20% penjualan produk muslim di Indonesia yang di ekspor ke mancanegara.
Menjalankan bisnis fashion pun tentu bukan hal yang mudah. Aku mengalami berbagai tantangan yang harus dihadapi. Terutama di tahun 2019, saat covid-19 melanda. Hal tersebut sangat berdampak terhadap penurunan penjualan sanqlo. Hal ini karena daya beli masyarakat yang menurun. Berbagai usaha dan strategi dilakukan agar usaha sanqlo tetap berjalan dan survive di masa pandemi yang tidak mudah bagi kami saat itu.
Namun hal tersebut tidak mengurangi semangatku dan kakakku untuk terus berkarya dan berjuang agar orang-orang yang sudah bergabung menjadi tim sanqlo untuk tetap bertahan. Walaupun sempat mengalami masa sulit tersebut tapi aku sangat bersyukur karena bisa tetap mempertahankan tim sanqlo hingga sekarang. Sistem online yang digunakan adalah dengan cara Pre Order (PO) yaitu custom dress sesuai dengan ukuran/pesanan customer sesuai dengan jadwal order yang sudah ditentukan. Kini sanqlo mempunyai customer base yang tersebar paling banyak di Jakarta, Bogor, Bekasi, Depok, Tangerang, Bandung, Malaysia dan Hongkong, dan sudah berhasil menjual ribuan pcs custom dress.
Estimasi rincian yang aku butuhkan untuk mengembangkan bisnisku saat ini akan aku gunakan untuk membangun tim konten. Tim konten yang terdiri dari dua model, satu freelance desain grafis, dan satu orang editor video konten sebesar 2 juta/orang untuk 5 bulan kedepan, total 40 juta. Tim konten ini yang nantinya akan membantuku dalam membuat konten yang menarik, kreatif dan inovatif di sosial media terutama instagram dan tik tok agar bisnisku bisa dikenal lebih banyak orang. Selain itu, modal untuk membeli kain sampel sebesar 5 juta untuk pengembangan produk baru selama 2 bulan kedepan.
Tujuan mengikuti #KompetisiModalPintar yang diselenggarakan oleh Sisternet ini, tentunya selain menambah pengalaman, juga menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai pengelolaan bisnis agar menjadi lebih terarah dan semakin berkembang lagi. Aku ingin belajar mengenai cara memanage tim dengan baik, serta pengelolaan keuangan bisnis dengan baik. Selain itu, di era serba digital ini aku berharap bisa belajar digital marketing dan branding agar bisa membuat sanqlo semakin banyak di ketahui oleh oranglain dan dapat memberikan manfaat yang lebih luas lagi untuk lingkungan sekitar.
Walaupun bisnisku berlokasi di sebuah desa, tapi hal tersebut tidak menjadi penghalang untuk terus belajar, berkarya dan tetap bisa bersaing dengan brand fashion lainnya yang ada di Indonesia.