Kepala penuh pikiran setiap kali mau tidur?
Tenang, Sisters, kamu nggak sendiri. Banyak perempuan aktif yang mengalami overthinking di malam hari, memikirkan pekerjaan, hubungan, masa depan, bahkan hal-hal kecil yang terjadi siang tadi. Pikiran terasa “berisik”, hati gelisah, dan akhirnya tidur pun terganggu.
Tapi tenang, overthinking bukan hal yang nggak bisa dikendalikan. Yuk, kenali penyebabnya dan pelajari cara sederhana untuk menenangkannya sebelum kamu terjebak dalam lingkaran pikiran tanpa ujung.
Langkah pertama untuk meredam overthinking adalah menyadari, bukan melawan.
Semakin kamu berusaha “berhenti berpikir”, otak justru makin aktif.
Coba beri jeda dan akui: “Oke, aku sedang overthinking.”
Tarik napas perlahan, dan alihkan fokus ke sensasi tubuh, seperti napas, detak jantung, atau suara di sekitar. Ini membantu otak berpindah dari mode analisis ke tenang.
Sisters, pikiran yang mengganggu sering muncul karena kamu menumpuk terlalu banyak hal di kepala. Sebelum tidur, tulis apa pun yang mengganjal: tugas, kekhawatiran, atau hal yang bikin stres. Dengan menulis, otak merasa sudah “menyelesaikan” sesuatu dan lebih siap beristirahat.
Tambahkan 3 hal yang kamu syukuri hari itu. Ini bantu ubah fokus dari cemas ke rasa cukup.
Main HP sambil rebahan memang godaan besar, lho, Sisters, tapi scrolling media sosial sebelum tidur justru bikin pikiran makin aktif.
Berita, perbandingan sosial, atau bahkan chat kerja bisa jadi pemicu stres tambahan.
Coba buat digital cut-off time satu jam sebelum tidur.
Gunakan waktu itu untuk aktivitas tenang seperti membaca, mendengarkan musik lembut, atau meditasi ringan.
Saat overthinking, kita sering jadi kritikus paling keras untuk diri sendiri:
“Kenapa aku gitu sih?” “Harusnya aku bisa lebih baik.”
Padahal, suara hati yang lembut jauh lebih efektif untuk menenangkan pikiran.
Coba ganti kalimatmu jadi: “Aku sudah berusaha sebaik mungkin hari ini. Aku pantas beristirahat.”
Latih empati pada diri sendiri, itu bentuk self-care yang sesungguhnya, Sisters.
Kamu bisa bantu tubuh mengenali waktu istirahat lewat rutinitas malam yang konsisten.
Misalnya: minum teh hangat, skincare dengan pelan, atau nyalakan aromaterapi lavender.
Rutinitas yang menenangkan memberi sinyal ke otak bahwa sudah waktunya berhenti berpikir dan mulai relaks.
Kalau overthinking mulai mengganggu tidur, produktivitas, atau bikin kamu mudah cemas, jangan ragu cari bantuan profesional, ya, Sisters!
Psikolog bisa bantu kamu menemukan akar penyebab dan strategi mengelola pikiran lebih efektif.
Ingat, minta bantuan bukan tanda lemah, tapi tanda kamu peduli pada kesehatan mentalmu sendiri.
Overthinking itu wajar, tapi jangan biarkan dia menguasai malam-malammu.
Belajar berdamai dengan pikiran adalah perjalanan, bukan perlombaan.
Jadi, pelan-pelan saja, Sisters, tarik napas, tulis yang kamu rasakan, dan ingat: kamu pantas punya malam yang tenang dan tidur yang nyenyak.