Hai Sisters! Di era digital seperti sekarang, siapa pun bisa jadi penjual, lho! Tapi, kalau semua orang posting jualan terus-menerus, apa nggak bosan? Nah, di sinilah strategi soft selling jadi andalan. Bukan sekadar jualan, tapi membangun trust dan kedekatan dengan calon pembeli. Yuk, kenali caranya supaya dagangan kamu makin laris tanpa bikin orang ilfeel!
Soft selling adalah teknik promosi yang tidak direct selling alias tidak to the point. Cara ini lebih halus dan fokus membangun hubungan baik, menciptakan value, dan mengedukasi audiens. Soft selling biasanya menyisipkan pesan penjualan dalam bentuk konten yang relatable, informatif, atau menghibur.
Berikan tips, how-to, atau penjelasan yang berkaitan dengan produk kamu. Contohnya:
Jual skincare? Buat konten: “3 Kesalahan Saat Cuci Muka yang Bikin Jerawatan.”
Daripada kamu yang memuji produkmu, biarkan pelanggan yang bercerita. Unggah testimoni atau video unboxing dari mereka.
“Dulu kulit aku kusam banget, sekarang cerah berkat toner ini!”
Orang suka cerita. Ceritakan bagaimana produkmu tercipta, tantangan di balik bisnis, atau kisah inspiratif dari customer kamu.
Alih-alih cuma menampilkan barang, tunjukkan bagaimana produk kamu bisa mengubah kehidupan seseorang.
Bukan hanya “Jual sepatu”, tapi “Sepatu ini bikin kamu nyaman lari 5 km tanpa pegal.”
Pilih influencer yang sejalan dengan brand kamu, lalu biarkan mereka membagikan pengalaman mereka menggunakan produkmu dengan gaya natural.
Ajak audiens untuk ikut dalam percakapan, diskusi, atau tantangan yang membuat mereka merasa terlibat.
“Yuk share morning routine kamu bareng #GlowWithMe.”
Strategi soft selling bukan hasil instan. Tapi dengan pendekatan yang konsisten dan jujur, kamu akan membangun brand yang dicintai dan dipercaya. Jadi, mulai sekarang, jangan cuma jualan. Bangun koneksi, kasih solusi, dan buat audiens merasa didengar.
Selamat mencoba strategi soft selling-mu, Sisters!
Jangan asal posting, yuk jualan dengan cara yang lebih cerdas dan humanis.