Sispreneur Pemberdayaan Diri
di Tengah Persaingan Industri Fashion Masa Kini
Dear, Sister.
Nama saya Erni Widyawati, seorang single berusia 24 tahun. Beberapa tahun terakhir saya sedang menggeluti bisnis di bidang fashion.
Ketertarikan saya terhadap bisnis dimulai semenjak saya duduk di bangku SMA. Selama sekolah, saya pernah bisnis sejenis dengan teman. Kemudian waktu kuliah, saya berinsiatif untuk mencoba berbisnis sendiri. Selepas lulus kuliah, saya pernah bekerja di UMKM bidang fashion. Di UMKM tersebut saya belajar banyak tentang endorse, manajemen bisnis, promosi, dan sebagainya. Akhirnya, saya memutuskan untuk resign dan fokus memulai bisnis sendiri. Brand yang sematkan untuk bisnis saya adalah “byninis”. Launching bisnis “byninis” kebetulan di waktu pandemi. Saat itu permintaan pasar terhadap masker tinggi dan saya mencoba memanfaatkan masker sebagai bonus saat beli jilbab. Ternyata, kemauan pasar saat itu lebih cenderung ke masker. Akhirnya, saya produksi masker dan merekrut beberapa penjahit. Kebetulan saat itu para penjahit di desa saya banyak yang mengalami PHK, akhirnya saya bekerja sama dengan para penjahit yang dirumahkan tersebut.
Setelah 1,5 tahun berjalan, masker kurang begitu diminati lagi. Namun, saya tetap menjalankan bisnis ini, terutama di bidang fashion. Dalam keberjalannannya, ternyata tidak mudah. Saya belajar survive. Pernah juga dikhianati oleh tim yang menjiplak produk byninis dan sekaligus menggunakan alat-alat byninis. Hal itu sangat berdampak pada ranah pekerjaan dan hubungan secara personal. Namun, saya tetap berusaha untuk memperbaiki dan mengatasi masalah tersebut secara lebih bijaksana. Hal yang membuat saya bertahan dan terus mengembangkan bisnis ini adalah saya selalu mengingat momen ketika penjahit ada pekerjaan banyak sehingga mampu menghidupi keluarganya. Selain itu, jika customer suka produk byninis dan mereka melakukan repeat order. Artinya, mereka puas dan percaya terhadap kualitas produk-produk byninis. Terlebih saat ini, byninis melakukan inovasi dengan penggunaan bahan yang ironless sehingga menghemat waktu untuk menyetrika. Hal ini dapat membantu para customer byninis karena produk yang digunakan tetap terlihat rapi dan tidak kusut meskipun tanpa perlu disetrika,
Adapun yang menjadi kendala bisnis ini adalah kurangnya tim. Saat ini byninis memiliki tim di bagian desain, yaitu seorang freelance. Untuk staf penjaga toko sedang di tahap rekrutmen, sedangkan yang di bagian keuangan belum ada karena saat ini saya juga masih belajar. Bagian pemasaran pun juga perlu tim yang bisa handel Shopee, TikTok, dan aplikasi promosi lainnya. Oleh sebab itu, melalui program #sispreneur ini saya berharap semoga program #sispreneur ini membantu bisnis byninis untuk terus berjalan dan mengakomodasi pemberdayaan perempuan untuk tetap berkarya, berdaya, dan berpenghasilan meskipun dari rumah.