Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Merhaba Sisters !
Apakah #Sispreneur pernah mendengar sebuah kalimat “Kalau ingin melatih kekuatan mental itu bukan melalui tataran saat OSPEK, tetapi menjadi anak pertama perempuan”. Sebelum memasuki bilik kisah lebih lanjut, saya Pony Mastia Nurlaiha sering dipanggil Pony atau Tia. Saya berusia 27th, anak pertama perempuan dari 3 bersaudara. Adik-adik saya semuanya perempuan dan papa saya sudah wafat pada Oktober 2020. Jadi, bisa dibayangkan kalau dirumah seheboh dan serumit apa suasananya. Terlebih mama dan (Alm) papa sudah bercerai sejak saya kelas 4 SD, di usia saya saat itu menjadi dewasa sebelum waktunya. Harus menyaksikan semua tragedi pahit dalam hidup dan mengalami Inner Child yang terluka. Dua peran dalam satu nadi, itulah peran saya sejak saat itu. Menjadi anak pertama perempuan dan menjadi seorang kepala keluarga.
Menggeluti bidang dunia kuliner dimulai saat saya masih di bangku sekolah dasar sampai sekarang. Memasak adalah hobi saya yang paling utama, ibaratnya passion saya terletak pada memasak. Pernah saking saya terlalu excited terhadap bidang yang saya geluti ini, saya menerima orderan dalam jumlah 150 porsi dan tidak tidur sama sekali tetapi mata saya masih segar menyala. Kondisinya saya waktu itu masih kost di BSD Tangerang dan bekerja di perusahaan swasta. Lihai dalam melihat peluang adalah jalan ninja saya untuk bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah. Karena ada hutang keluarga dan mimpi-mimpi saya yang harus terealisasikan sebelum saya kembali kepada sang pencipta (Allah). Ada satu kegiatan yang alhamdulillah saya masih rutin lakukan sampai saat ini yaitu menjadi pendonor darah siaga untuk pasien RS yang membutuhkan. Bagi saya, rezeki yang kita bisa berikan ke umat manusia itu tidak harus dalam bentuk uang tetapi darah juga bisa menjadi bagian dari rezeki kesehatan kita yang bisa kita berikan.
Tapakan pertama bisnis kuliner saya dimulai saat sejak 2016 dengan nama Symphony Kitchen & Catering menggunakan modal dari sisihan gaji fulltime. Selama setahun itu saya membuka catering untuk rekan-rekan perkantoran dan merambah ke acara beberapa intansi. Tak lama setelah itu bisnis saya ini mengalami pailit, dan saya memutuskan untuk vakum dari bisnis. Selama saya vakum saya berdo’a dan memantapkan hati apakah benar jiwa saya ini sebagai Womenpreneur, dan Masha Allah jawabannya langsung Allah berikan saat itu. Tahun 2018 saya berkuliah di Universitas Al Azhar Indonesia mengambil jurusan S1 Manajemen Bisnis agar menguasai dunia perbisnisan. Saat kuliah itu saya mengambil kuliah Blended Learning yang dimana di khususkan untuk para karyawan. Tahun 2019 saya mengikuti seminar Wirausaha Muda Pemula UAI dan alhamdulillah saya berkesempatan mendapatkan pendanaan pertama dari KEMENPORA RI sebesar Rp.15.000.000,- melalui jalur hijau (Fast Track). Alhasil 2019-2020 Symphony Kitchen & Catering ini berjalan kembali, bahkan sempat menyediakan sajian Cofee Break untuk salah satu acara UAI.
Tahun 2020 bisa dibilang ini adalah titik dimana seluruh penjuru Negara mengalami krisis ekonomi karena Pandemic Covid-19. Pergejolakan ekonomi yang sangat luar biasa membuat sempit ruang gerak, dan banyak kehilangan anggota keluarga. Sampai dimana saya berada di posisi benar-benar dibawah yaitu kehilangan pekerjaan dan kehilangan sosok kedua paling berarti yaitu papa. Bisnis kuliner saya pailit kembali, menjadi pengangguran, dan menjadi anak yatim. Suatu waktu saat saya menunggu jenazah papa saya selesai dishalatkan, om berkata ke saya sambil menunjuk kearah depan kalau dua orang tersebut merupakan kolega bapakmu. Kebetulan papa saya merupakan seorang Letnan ABRI, jadi memiliki kolega dalam bertugas. Sejak saat itu kata “Kolega” terus terngiang setiap saya shalat dan tidur. Sampai pada akhirnya saya memutuskan memakai nama tersebut untuk brand kuliner saya saat ini, yaitu “Kolegarasa”.
Do what you love, Sepanjang perjalan itu saya juga mengikuti berbagai kegiatan pelatihan dan seminar online guna memperdalam ilmu dan skill dalam berbisnis. Sampai di satu titik saya pernah dipercaya menjadi narasumber untuk mengisi acara di sekolahan Al-Azhar Syifa Budi Jakarta, dan belum lama ini saya menjadi talent content YouTube edisi special Ramadhan 1443H. Berbagai kegiatan dan peluang yang ada selalu saya terabas, tetapi saya juga sesuaikan dengan kapasitas yang ada dalam diri. Saya percaya kalau melakukan apa yang dicintai dengan semangat, itu kita sudah menjadi pejuang sejati yang mampu menghadapi segala rintangan. Api cinta akan mengantarkan diri kita mencapai kebahagiaan yang hakiki.
Kolegarasa resmi didirikan pada tahun 2021 melalui pengumpulan dana gaji freelance dan intern. Dengan tekad yang besar dan bulat bahwa apapun rintangannya tidak akan pernah bisa memberhentikan laju saya untuk menjadi seorang womenpreneur kecuali Allah yang memberhentikannya. Background Kolegarasa adalah semua berawal dari hobi meracik dan memasak. Kemudian ditemukannya beberapa permasalahan dalam lingkup pekerja kantoran, anak kost dan mahasiswa tentang kebutuhan pangan. Pola hidup masyarakat yang bekerja / beraktivitas hingga malam hari, tidak mau ribet memasak, hingga gampang bosan soal rasa dan menu membuat mereka lebih sering memesan makanan daripada memasak sendiri di rumah. Meningkatnya perilaku tersebut karena didukung oleh perkembangan teknologi dan internet. Oleh karena itu, dengan adanya peluang yang menjanjikan ini disertai passion terlaksanalah bisnis kuliner "Kolegarasa".
Terdapat diferensiasi menu makanan & minuman yang memiliki cita rasa otentik. Kami memiliki beberapa produk unggulan. Semua racikan terbuat dari bahan dasar segar dan berkualitas. Perpaduan rasa yang ada dalam setiap menu menciptakan nuansa baru bagi penikmatnya. Tidak lupa kami tetap mengusung nilai tradisi rasa Nusantara dan Trend. Packaging kami gunakan bahan Oxium & Paper Kraft untuk tetap menjadi kolega bumi.
Bismillahirrahmanirrahim, tujuan saya mengikuti Program Inkubasi Bisnis W20 #Sispreneur by Sisternet ini adalah untuk bisa membesarkan Kolegarasa agar dapat membuka lapangan pekerjaan bagi para perempuan tangguh diluar sana. Tidak menutup kemungkinan juga saya ingin sekali memberdayakan para perempuan disabilitas agar mereka bisa mendapatkan kesetaraan serta menjadi kolega di Kolegarasa. Sebab selama ini saya baru melaksanakan pemesanan Pre Order by whatsapp dan hanya mama serta adik-adik yang membantu saat proses orderan berlangsung. Jika Allah menghendaki saya dinyatakan layak menerima modal bisnis dari Sisternet maka saya akan pergunakan dana tersebut untuk scale-up ke Merchant Delivery Online (GoFood,GrabFood,dll) serta membeli peralatan mumpuni untuk memproduksi Frozen Food dan Boosting Marketing Sales (Promote).
Perkiraan kasaran RAB (Rincian Anggaran Biaya) untuk rencana 2 tahun kedepan adalah sebesar 45 juta rupiah, dengan rincian sebagai berikut:
Untuk mengemas frozen food, dan nanti siap untuk di distribusikan.
Untuk ditempatkan di RM Padang Bandung dan di basecamp area Jakarta.
Untuk meletakkan produk frozen food yang sudah dikemas dan siap di distribusikan
Untuk seal botol sambal
Untuk wrap segel botol sambal agar lebih higenis
Untuk dipasang di basecamp agar mempermudah para driver ojol
Untuk cetak sticker, cetak kemasan, dll
For more Information : #kolegaterasa