Daster Batik Usaha Favoritku
Menghadapi masa pandemi itu tidak mudah, disaat saya terbiasa bekerja sebagai tenaga lapang, terbiasa beraktifitas dengan bertemu banyak orang, tiba saatnya posisi pekerjaan saya ditiadakan. Walaupun sudah diinformasikan beberapa bulan sebelumnya, akan tetapi tetap saja membuat saya tidak terlalu siap. Setelah beberapa bulan menganggur, saya terpikir untuk berjualan produk batik dari Pekalongan seperti seprei, sarung, mukena baju, dan daster, dengan pertimbangan selain mudah didapat karena produksi lokal tempat saya tinggal, baju dan banyak dipakai orang apalagi selama pandemi banyak yang berdiam di dalam rumah.
Supaya tidak beresiko tinggi, maka saya memilih menjadi reseller. Saya mulai posting usaha tetangga di status WA, beberapa teman merespon dengan hanya menanyakan harga, dan tidak membeli. Awal pertama memulai usaha rasanya berat sekali, karena saya belum pernah berjualan online. Hampir setiap hari posting produk, dan banyak yang melihat, akan tetapi tidak ada yang membeli.
Tetangga saya berkata, “ga usah khawatir, jika ada yang bertanya-tanya, itu tandanya dia memperhatikan, walaupun belum membeli. Nanti lama kelamaan akan ada pembeli kok“. Benar saja, setelah beberapa kali posting, ada yang membeli daster. Saya jadi tetap semangat, untuk posting dan posting lagi produk batik dari berbagai sumber. Tak sungkan saya sering bertanya ke teman sesama reseller, apa trik dan tips menjadi reseller yang baik?
Alhamdulillah semakin banyak teman yang mau membeli produk batik, termasuk saudara saya, terutama daster batik karena harganya lebih terjangkau dan banyak digunakan. Mulai saat itu, daster batik menjadi usaha jualan favoritku.
Prinsip usaha yang saya gunakan, saya posting produk beserta harga jual supaya mudah bagi pelanggan untuk memilih dan membeli, dan saya mengambil untung tidak terlalu banyak.
Tantangan yang saya hadapi adalah saingan penjual batik sudah banyak baik di medsos maupun marketplace, Selain itu, jika ada pesanan belum tentu stok di toko masih ada, karena jumlah yang terbatas. Saya merasa perlu upaya mencari model dan motif baru yang lebih menarik, serta memupuk rasa percaya diri, bahwa setiap orang yang mau berusaha pasti akan mendapatkan rizkinya.
Harapan saya, jika semakin banyak pembeli, saya akan menstok produk dengan jumlah banyak supaya harga beli lebih murah dan keuntungan menjadi semakin banyak.