sebelum saya menikah dengan suami yang bernama Ahmadi, dia mempunyai usaha obras di Banda Aceh yang bertempat di kampung Baro pas di belakang Mesjid Baiturrahman. usaha nya masih di kios kecil hanya muat empat mesih yaitu mesih obras satu, sersak dua dan mesih jahit satu, usaha nya bergerak di bagian sersak baju, gorden, dan jelbab. pada tgl 10-mei-2001 kami menikah, lalu kami bersama-sama bina usaha agar lebih maju Allhamdulilah usaha berkembang dengan biak. pada tgl 1-April-2004 kami di karuniai satu orang anak laki-laki suami saya sangat senang dengan kelahiran nya membawa berkah usaha nya maju dengan sangat baik. pada tgl 20-Desember-2004 suami sudah cukup modal dari usaha nya itu lalu dia menyewa toko, tempat nya tidak jauh dari kios yang usaha nya itu. kami sudah membayar sewa nya dalam jangka dua tahun dan berbelanja bahan- bahan kebutuhan nya semua malahan sudah bertambah mesin nya semua dan kami punrencana bejualan bagian benang jahit, bermacam kancing baju, rosleting dan kain jelbab. semua itu sudah kami isi di dalam toko. Rencana acara pembukaan toko kami tgl 27-Desember-2004 tapi Allah berkehendak lain musibah datang tgl 26 Desember 2004 Tsunami menerjang Banda Aceh dan meluluh lantakan semua termasuk usaha kami yang sudah menghabis biaya untuk usaha sebesar pada saat itu 50 juta rupiah lenyap sudah di telan bencana Tsunami.pada saat itu kami sekeluarga pulang kampung menunggu ke lahiran anak kedua Allhamdulilah kami sekeluarga selamat. suami saya pada saat itu hampir steres memikirkan usahanya lalu saya menyemangati usaha nya sudah hancur kita masih di beri umur panjang sama Allah kita bersyukur rezki boleh di cari.lalu suami saya tinggal di kampung selama tiga bulan kemudian datang sepupunya yang usaha nya tidak terkena musibah Tsunami usaha nya berjualan sembako sebagai buruh toko untuk menghilang kan stres dan beban ekonomi keluarga yang di tanggunya karena semua uang kami sudah habis buat modal tersebut. lalu pada tgl 2-februari-2005 Lahir anak kedua anak laki yang kami beri nama Nadli Yandi, pada saat itu suami saya masih bekerja sebagai buruh toko dia bekerja dan tinggal di situ sedangkan saya tinggal di kampung dengan anak-anak, dua bulan sekali dia pulang kampung menjenguk keluarga, dia bekerja sebagai buruh toko lebih kurang 12 tahun, lalu pada tahun 200018 dia tidak sanggup lagi bekerja sebagai buruh toko, suami saya bertanya apa usaha yang baik untuk kita saya tidak sanggup lagi bekerja sebagai buruh toko.
lalu saya memberi pandangan kepada suami saya bagai mana dengan gaji nya yang terakhir kita usaha kecil- kecilan dulu yaitu memelihara ternak kambing karena kita tidak mempunyai modal yang banyak lagi pula tempat pun ada untuk kandang nya bisa kita beli seng bekas buat atap kayu bisa kita beli temperan. akhirnya suami saya setuju, pertama kami beli satu kambing perempuan beserta anak nya, pakan nya tiap hari suami saya mencari rumput untuk di potong bermula dari dua tiap tahun bertambah ditahun kedua bertbah dua ekor menjadi empat di tahun seterus nya bertambah satu lagi menjadi lima ekor ditahun kemudian bertambah dua kemudian menjadi enam di tahun itu ada yang meminta kambing kami untuk di beli yang jantang untuk hakikah kami punenjual nya dengan harga 2 juta rupiah. Di tahun kemudian bertambah lagi dan ada yang membeli lagi kami pun menjual nya untuk kebutuhan hakikah dengan harga yang sama. Pada saat ini penjualan di tingkat Desa saja dan Desa tetangga. Lalu saya mengikuti ini agar bisa tau cara mengembangkan usaha yang lebih baik dan bisa di ketahui lebih banyak pelangan sampai di tingkat kecamatan kalau mungkin di tingkat Kabupaten.