Halo Sisters!!
Salam kenal, nama saya Dewi. Perempuan berusia 25 tahun yang memiliki idealisme membantu petani dengan teknologi. Tidak punya modal bukan berarti harapan telah pupus. Semenjak masih berstatus mahasiswa pertanian di IPB, saya aktif membuat proposal riset dan mengirimkan nya di berbagai kompetisi. Alhamdulillah selama 2018-2020, saya dan tim mampu mengumpulkan dana 150 juta untuk biaya riset produk sambil menyelesaikan kuliah dan tugas akhir. 10 Juni 2020, kami memberanikan diri mengambil sebuah project dan membuat perusahaan atas nama PT Kharisma Agri Inovasi dengan brand produk bernama Crop Hero. Inilah awal mulai kami mulai mendapat gaji tetap. Hampir seluruh tim kami adalah freshgraduate yang memiliki mimpi sama yaitu membantu petani, meski baru mendapat gaji kecil.
Produk Crop Hero telah siap komersial, terdiri atas perangkat monitoring lingkungan yaitu CHM-Udara untuk mengukur suhu udara, kelembaban udara dan intensitas cahaya dan CHM-Air untuk mengukur suhu air, nutrisi (EC) dan pH (keasaman larutan). Crop Hero Control sebagai perangkat kontrol yang dapat mengatur pompa irigasi, serta kipas dan cooling pad dalam greenhouse secara otomatis melalui aplikasi android berbasis Internet of Things. Sedangkan pada sektor jasa, kami menerima instalasi irigasi, pembangunan greenhouse dan pembangunan solardome. Semua jasa dan produk yang kami tawarkan berdasarkan keilmuan yang dipelajari selama kuliah dan riset mandiri selama 4 tahun.
Meski demikian, usaha berbasis teknologi yang menargetkan petani tidaklah mudah. Banyak batasan mulai dari modal minim, lahan sempit, dan belum meleknya teknologi. Edukasi petani membutuhkan dana yang tidak sedikit, terlebih lagi regenerasi petani usia dibawah usia 35 tahun baru 11% sehingga implementasi teknologi terbilang cukup minim. Maka dari itu, penjualan produk masih terbatas pada petani progresif yang familiar dengan teknologi. Apakah akan berhenti disana? Tidak, ini baru langkah kecil. Mimpi kami masih sama besar.
Target kami adalah mewujudkan ekosistem pertanian yang berkelanjutan dengan teknologi. Dimulai dengan Program 3C, yaitu Crop Hero yang fokus pada teknologi (telah dilakukan), Crop Hero Academy yang fokus pada edukasi dan manajemen pertanian (dimulai tahun 2023), dan Crop Hero Point yang fokus terhadap perlakuan pasca panen (dimulai tahun 2025). Program Crop Hero Academy membutuhkan dana 100 juta rupiah untuk tahap pilot project di 5 daerah. Edukasi pertama yang akan dilakukan adalah membuat aplikasi manajemen pertanian dengan pendampingan intensif selama 5 bulan. Kami bertujuan meningkatkan profit petani agar mampu mengakses teknologi secara mandiri. Mengubah kebiasaan, stigma dan mindset tentang penggunaan teknologi secara bertahap. Saya percaya bahwa jika pendekatan teknologi dilakukan melalui Community Development dimana penghasilan petani secara nyata meningkat ketika mempelajari manajemen yang baik maka mereka akan mulai mencoba teknologi dengan sistem sewa terlebih dahulu. Ketika produktivitas terbukti meningkat, maka mereka tidak akan ragu untuk berinvestasi pada teknologi.
Mewujudkan mimpi memang tidak mudah. Itulah alasan saya mengikuti kompetisi ini, yaitu saling berbagi semangat untuk lebih berdampak meski dampak nya belum cukup besar pada detik ini. Namun, tergabung dengan komunitas yang memiliki semangat yang sama dapat membantu diri menjaga api semangat dalam hati. Memilih saya sebagai penerima modal bisnis akan membuat program Crop Hero Academy bergerak lebih cepat, yang berarti selangkah lebih cepat untuk meningkatkan SDA petani dan regenerasi petani melalui edukasi manajemen pertanian yang baik dan benar.
(4) Crop Hero: Smart Agriculture Assistant in Indonesia - YouTube
#sispreneur