Perkenalkan nama saya Masito, umur 37 tahun, lahir di Batu ampar 17 april 1985, berstatus janda anak 2, asal Palembang, Suami (mantan) Al qadri 32 tahun , asal Padang Pariaman. Sebelum menikah, saya bersama Al qadri bekerja di perusahaan swasta bergerak di bidang simpan pinjam (Ksp. Sriwijaya) unit Padang Pariaman. Tahun 2013 kami menikah, karena di perusahaan, ada aturan tidak boleh ada hubungan keluarga, karena ditakutkan memberi kesempatan karyawan, memonipulasi keuangan. Karena kami satu unit jadi antara satu dari kami harus siap di mutasi atau kluar dari perusahaan. Berhubung suami yang di pilih mutasi, jadi suami memilih keluar dari perusahaan, karena posisi tempat kerja yang baru terlalu jauh di pesisir. Suami mencari kerja lain, dan melamar di perusahaan Wom financial. Sekitar 1 bulan setelah suami dapat panggilan interviu, dan di terima, perusahaan tempat dia kerja menempatkannya sebagai sales dengan masa coba kerja 3 bulan. Setelah masa terening berlalu suami tidak mencapai target yang di berikan oleh perusahaan tersebut. Karena tidak mencapai target suami di keluarkan.
Setelah keluar dari pekerjaan, suami mencoba mencari rejeki dengan cara berjualan kelapa muda. Beberapa bulan kemudian, saya risen dari perusahaan, karena ada kendala (hamil muda), dan membantu suami berjualan. Kami mulai usaha dari 0. Awalnya usaha yang kami jalani berjalan lancar. Namun karena keterbatasan dana, usaha kami mulai macet.
Karena biaya hidup di kota lebih besar, sedangkan penghasilan di bawah pengeluaran, kami memutuskan untuk pindah ke desa tempat mertua. Disana suami kerja serabutan, sedangkan saya mencoba untuk belajar membuat roti dan donat untuk di jual. Namun karena saya masih awam dalam membuatnya,donat yang saya bikin selalu gagal. Untuk mencari resef yang tepat, saya meminta suami agar mencari tahu resef dari pamannya yang mempunyai pabrik roti. Setelah mendapatkan resep, ternyata masih gagal. Saya tidak patah semangat untuk mendapatkan yang saya inginkan. Saya mencoba meminta bantuan sama paman suami untuk bisa kerja di pabriknya, agar tahu caranya mengolah adonan. Setiap yang saya lihat di pabrik, langsung saya peraktekkan, sampai pada akhirnya saya mendapatkan tiori cara membuat adonan roti tanpa mesin. Saya mulai usaha berjualan donat, awalnya lancar.namun lama kelamaan macet, hinga akhirnya saya mengajak suami pulang ke kampung halaman saya, karena ingin melahirkan anak pertama.
Di kampung saya suami mencari rejeki dengan berjualan buah keliling, menawarkan jualan ke orang orang yg sedang nongkrong nongkron,mendatangi di tempat tempat keramaian. Karena buah gak selalu ada,suami juga kerja serabutan.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari hari saya ikut mencari nafkah, dengan cara berjualan gorengan keliling. Usaha yang saya geluti tidak berjalan lancar, saya mencoba beralih berjualan lauk masak, dengan bantuan suami untuk menjajahkannya. Usaha yang kami geluti tidak terlalu lancar,karena banyaknya persaingan.
Setelah lahir anak ke 2 ,suami sulit mendapatkan berkerja. Dia memutuskan untuk pulang ke Pariaman tempat orang tuanya, untuk mencari rejeki di sana. Awalnya komunikasi lancar. Namun semangkin lama komunikasi mulai menghilang hingga akhirnya tak ada kabar. Waktu yang sama saja jatuh sakit dan harus di oprasi. Suami lepas tanggung jawab kepada saya dan anak anak. Karena tidak ada respon dan etikat baik dari suami saya memutuskan untuk menggugat cerai sang suami.
Meski dalam keadaan terpuruk dan sakit paska oprasi sesar (mengangkatan tumor rahim) saya harus melanjutkan menata hidup agar lebih baik. 1 bulan setelah oprasi saya mulai berjualan keliling lagi dengan memakai grobak. Meski sedikit tapi mampu menutupi kebutuhan sehari hari. Seiring waktu berjalan usaha yang saya jalani mengalami turun naik laba penjualan. Saya mencoba berjualan online menjajahkan jualan melalui fece book, dengan akun atas nama Telok kijang ampar, Alhamdulillah sampai sekarang masih bertahan.
Tujuan saya ikut W20 Sispreneur, selain untuk mendapatkan ilmu, pengalaman, tentunya hadiah yang di janjikan bagi pemenang. Saya berharap bisa menang dan bisa mewujudkan impian saya membuat warung makan lesehan sekaligus kafe, di pinggiran sawah, tempat tongkrongan yang nyaman bersahabat dengan alam, untuk semua kalangan usia. Untuk mewujudkannya saya membutuhkan dana bekisar 100 jutaan