Dear Sisters,
Salam kenal, saya Siti Khotijah, ibu muda satu anak yang tinggal di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Saat ini saya sedang merintis sebuah usaha bingkai dan mahar pernikahan yang bernama Laluna Florist. Bisnis ini bermula pada tahun 2016 ketika saya mengikuti hibah Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) Universitas Sebelas Maret (UNS) pada tahun 2016. Program ini mewajibkan kami untuk melakukan kegiatan magang pemasaran dengan menjual produk hasil kreasi sendiri. Saya yang pada dasarnya menyukai sesuatu yang berhubungan dengan kreasi pernak-pernik, mulai berjualan kreasi buket bunga-bunga artificial sebagai kado-kado wisuda, souvenir acara, dan lain sebagainya.
Bisnis kami berjalan cukup stabil hingga tiba masa pandemi. Saat pandemi, dimana hampir semua event digelar secara online, penjualan buket bunga dan kado-kado wisuda turun drastis dan memaksa kami untuk berhenti sementara waktu. Pada saat itu saya juga melahirkan anak pertama. Menjadi ibu baru saat keadaan bisnis tidak menentu rasanya seperti mendapatkan dua beban berat. Kami juga harus mengikuti suami pindah ke daerah asal. Sekilas mungkin apa yang kami alami masih terdengar wajar, namun kenyataannya tidak semudah itu untuk dijalani.
Penjualan kado-kado wisuda menjadi semakin merosot, selain rendahnya peminat di daerah, kami juga kesulitan memasarkan produk dengan harga yang kami tetapkan di kota sebelumnya. Setidaknya kami harus memangkas separuh harga agar masuk ke dalam kisaran daya beli masyarakat daerah.
Awal tahun 2021 kami mencoba mengembangkan usaha kami dengan membuat produk baru yang lebih berfokus pada usaha bingkai dan mahar pernikahan. Kelebihan produk baru kami adalah lebih mudah dikirim ke seluruh Indonesia. Jika produk-produk kado wisuda kami sebelumnya cenderung bervolume dan memberatkan ongkos kirim, produk baru kami lebih ringkas dan lebih aman untuk dikirim kemanapun. Penjualan kami mengalami kenaikan yang cukup drastis setiap bulannya. Hingga pada pertengahan Juni 2021, kami sekeluarga terkena covid dan memaksa kami kembali vakum selama sebulan.
Di tengah persaingan bisnis yang semakin ramai, setelah sebulan vakum karena sakit ternyata telah bermunculan banyak sekali kompetitor yang meniru produk kami dengan harga yang lebih murah. Kekurangan kami saat itu adalah, belum memberikan suatu ciri 'khas' dalam produk sehingga mudah ditiru oleh kompetitor lain.
Setelah melakukan riset sederhana, kami mulai belajar memanfaatkan bunga-bunga kering sebagai bahan utama dalam membuat kreasi-kreasi mahar kami. Setiap produk kami, memiliki ciri khas bunga kering lokal yang kemudian menjadi 'identitas' masing-masing produk. Kami juga meningkatkan kualitas produk dengan menggunakan teknologi mesin laser dalam setiap kreasi bingkai dan mahar pernikahan.
Kalau ditanya tentang suka duka menjalani bisnis ini, tentu lebih banyak sukanya. Kami sangat bersyukur bisa bekerja di ranah yang kami senangi dan mampu sedikit banyak membawa manfaat bagi sekitar. Hampir semua tim yang terlibat dalam bisnis kami adalah perempuan, termasuk mitra bisnis yang menyediakan bunga kering, tim produksi, dan tim crafter. Karena saya dan tim adalah ibu muda yang hampir pernah bekerja dalam kondisi yang kurang ramah terhadap perempuan. Kami menerapkan jam kerja yang fleksibel, dimana semua tim diperbolehkan membawa anaknya ke kantor dan diberikan keleluasaan untuk menyusui untuk memberikan hak-hak utama anak. Kami juga memberikan keleluasaan dengan work from anywhere dimana tim crafter kami boleh bekerja dari manapun. Mampu menyediakan lingkungan kerja yang ramah terhadap bayi dan ibu sudah memjadi mimpi kami sejak lama.
Kendala yang kami hadapi untuk saat ini adalah kami masih menggunakan mesin laser dengan kapasitas paling kecil, sehingga dalam sehari kemampuan produksi masih sekitar 15-20 bingkai. Mesin laser yang kami gunakan memiliki area potong ukuran 40cm x 60cm. Optimalnya, area potong yang mampu digunakan untuk proses produksi secara cepat adalah 60cm x 100cm. Oleh karena itu, kami merasa perlu meningkatkan skala produksi dengan melakukan upgrade ke mesin laser yang lebih besar.
Modal usaha yang kami butuhkan adalah :
Mesin Laser Size 60cm x 100cm = Rp 60.000.000,00
water chiller = Rp 10.000.000,00
----------------------- +
Total modal usaha = Rp 70.000.000,00
Usaha kami sangat layak untuk di support baik dalam bentuk pelatihan maupun bantuan modal usaha. Selain berusaha menciptakan lingkungan kerja yang nyaman bagi tim, kami juga membuka kelas gratis bagi perempuan yang ingin belajar membuat kreasi-kreasi bingkai dan mahar tanpa syarat apapun. Kebertahanan bisnis kami juga cukup kuat. Produk-produk kami selalu berada dalam jajaran penjualan teratas e-commerce. Tingkat kepuasan konsumen kami selalu di atas angka 4,8/5 dengan ribuan produk sudah terjual. Hampir semua customer merasa puas dengan hasil kerajinan tangan kami. Terlebih, kami memberikan garansi 100% termasuk saat produk mengalami kerusakan dalam proses pengiriman.
Harapan saya, satu dua tahun kedepan Laluna Florist berkembang semakin pesat dan mampu membawa kebermanfaatan bagi lebih banyak perempuan. Melalui serangkaian kegiatan Program Inkubasi Bisnis W20 #Sispreneur kami berharap akan lebih paham bagaimana memanajemen tim dan bisnis secara lebih profesional dan mampu bersama-sama #Sispreneur yang lain meningkatkan kapasitas usaha melalui bantuan usaha yang diberikan.