“Kamu itu cari aktivitas sana, jangan nganggur aja di rumah!”
Kata Mamaku saat aku sedang kuliah online lewat hape sambil rebahan.
Namaku Nabila Yuanita, seorang mahasiswi di salah satu universitas di Yogyakarta. Sejak pandemi, aku memutuskan pulang ke rumah, di Sidoarjo, agar lebih aman karena pada saat itu covid-19 sangat menyeramkan bagi siapapun.
Enak nggak enak kuliah online di rumah. Enaknya sambil rebahan, nggak enaknya diomelin orang tua karena mereka mengira aku hanya main hape saja. Tapi, kini aku justru sangat bersyukur. Berkat omelan Mama, aku bisa bangun bisnis sendiri yang memiliki keuntungan lumayan besar bagi seorang mahasiswa seperti aku.
Aku membangun bisnis susu kemasan dengan berbagai varian rasa. Awalnya, aku memilih membangun bisnis tersebut karena terinspirasi dari Mama yang sering sekali beli minuman kopi berbotol dari temannya. Iseng-iseng aku cari tahu lewat internet bagaimana cara membuat bisnis minuman dan berapa modal yang dikeluarkan. Setelah mencari tahu, ternyata bisnis minuman cukup mudah dimulai dan tidak membutuhkan modal yang besar.
Singkat cerita, aku memulai bisnis minuman susu karena ramah bagi segala usia dan minim saingan. Setelah aku cukup percaya diri, aku memasang brand dengan nama Sastra Rasa dan mulai memasarkan produk melalui grup WhatsApp orang tua dan Instagram.
Tahukah kamu, siapa pembeli pertama produkku? Yap, pembeli pertama produkku adalah Papa, membeli sejumlah 25 botol susu. Aku sangat senang bisa menghasilkan uang dengan caraku sendiri, meski pelanggan pertamaku dari Papaku. Sejak itulah aku menjadi bersemangat memasarkan produk susuku ke banyak orang.
Perlahan tapi pasti, pembelian produk susuku meningkat. Produkku mulai dikenal di kota dan mendapatkan sejumlah tawaran untuk dijual kembali di Surabaya. Namun, aku belum berani mengambil langkah sejauh itu karena posisiku yang berpindah-pindah kota. Aku sering merasa khawatir jika aku tidak bisa meneruskan bisnis ini karena aku harus kembali kuliah di Jogja.
Ketakutanku benar-benar terjadi. Aku kembali ke Jogja untuk kuliah dan meninggalkan sementara kegiatan bisnis di rumah. Faktor utama aku belum bisa meneruskan bisnis tersebut di Jogja adalah aku tidak memiliki kulkas di kos. Kulkas merupakan alat paling penting bagi bisnisku karena kegunaannya untuk menyimpan susu yang mudah basi.
Hingga kini, bisnis susu kemasan yang telah aku bangun masih belum ada kejelasan sejak satu setengah tahun vakum.
Sering aku bertanya ke diri sendiri, “Ayo, kapan mau mulai lagi?” pertanyaan tersebut selalu terhalangi dengan fakta bahwa aku tidak memiliki kulkas. Ingin sekali aku membeli kulkas namun selalu ada saja kebutuhan lain yang harus diutamakan.
Hingga pada suatu hari, tumbuh secercah harapan bahwa bisnisku bisa kembali hidup dan makin besar dari sebelumnya. Aku menemukan informasi bahwa Sisternet yang bekerjasama dengan Forum Indonesia Muda membuka peluang besar bagi perempuan-perempuan Indonesia untuk mengembangkan bisnis UMKM yang dilakoni oleh perempuan. Tanpa berpikir dua kali, aku bergegas mengikuti kompetisi W20 Sispreneur: Program Inkubasi Bisnis UMKM Perempuan Indonesia. Melalui program ini aku percaya mimpi-mimpiku pada bisnis ini akan bersemi dan berakhir manis.
Aku memiliki rencana untuk membuka gerai susu yang tidak hanya menjual susu saja. Tetapi juga gerai tersebut menjadi tempat belajar yang nyaman bagi mahasiswa. Jogja merupakan kota pelajar dengan banyak mahasiswa. Coffeeshop sering menjadi rujukan mahasiswa sebagai tempat belajar yang nyaman untuk nugas atau mengerjakan skripsi. Namun, tidak sedikit mahasiswa mengeluh coffeeshop terlalu mahal, tapi apa daya demi internet lancar dan lingkungan kondusif, mahasiswa rela merogoh uang sedikit lebih banyak.
Dari situlah, aku ingin membangun sebuah gerai susu yang sekaligus menjadi study space bagi mahasiswa dengan harga terjangkau dan tempat nyaman untuk belajar. Aku percaya konsep gerai susu yang memiliki study space akan menarik banyak mahasiswa ditambah lagi minuman susu aman dikonsumsi semua orang.
Dengan mengikuti inkubasi ini, aku ingin mengembalikan semangatku sebagai #SisPreneur untuk membuka kembali bisnis susuku dan mengembangkan bisnis ini sesuai rencana. Selain itu, aku juga akan belajar bagaimana menjalankan bisnis secara profesional, agar saat aku menghadapi masalah seperti saat ini aku bisa mengatasi tersebut sesuai ilmu-ilmu yang aku peroleh di program W20 Sispreneur.
No. |
Nama Bahan |
Qty |
Biaya |
Total |
1 |
Bubuk rasa |
9 pak |
20.000 |
180.000 |
2 |
Susu 1 Liter |
12 pak |
16.000 |
192.000 |
3 |
Air galon |
1 galon |
20.000 |
20.000 |
4 |
Agar-agar |
5 pcs |
3.000 |
15.000 |
5 |
Krimmer |
1 pcs |
30.000 |
30.000 |
TOTAL |
437.000 |
No. |
Nama Alat dan Perlengkapan |
Qty |
Biaya |
Total |
1 |
Botol 250 ml |
1 bal |
60.000 |
60.000 |
2 |
Jirigen 500 ml |
10 pcs |
5.000 |
50.000 |
3 |
Stiker |
1 lembar A3 |
15.000 |
15.000 |
4 |
Plastik |
1 pak |
3.000 |
3.000 |
5 |
Kardus hampers |
10 pcs |
10.000 |
100.000 |
6 |
Gelas takar |
1 pcs |
12.000 |
12.000 |
7 |
Kulkas |
1 pcs |
2.000.000 |
2.000.000 |
TOTAL |
345.000 |
No. |
Nama |
Qty |
Biaya |
Total |
1 |
Marketing |
6 bulan |
10.000.000 |
10.000.000 |
2 |
Listrik |
100 watt/bulan |
100.000 |
100.000 |
3 |
Gaji karyawan (store keeper) |
6 bulan |
1.500.000 |
9.000.000 |
4 |
Sewa kios |
12 bulan |
25.000.000 |
25.000.000 |
5 |
Perlengkapan kios (meja dan kursi) |
1 set |
5.000.000 |
30.000 |
TOTAL |
44.130.000 |
No. |
Jenis |
Total |
1 |
Biaya bahan |
437.000 |
2 |
Biaya alat dan perlengkapan |
345.000 |
3 |
Biaya lainnya |
44.130.000 |
TOTAL |
44.912.000 |