Halo! Aku Tria.
Selain mengurus ranah rumah tangga, aktivitas sehari-hari yang aku jalani tidak lepas dari berbagai kegiatan sosial, terutama dalam lingkup pemberdayaan perempuan. Bagiku, perempuan harus punya kemampuan dan kemamuan untuk berdaya karena perempuan juga dikaruniai akal dan pikiran, sama halnya seperti laki-laki. Jadi menurutku, perempuan juga butuh berdaya serta berkarya sebagai bentuk ekspresi dan aktualisasi diri.
Pada masa-masa awal pandemi, karena khwatir suamiku di-PHK, akhirnya aku mencoba memulai bisnis baru, yaitu essential oil. Awalnya aku terinspirasi dari sebuah kado yang diberikan oleh salah seorang temanku saat kelahiran anakku. Waktu itu aku dapat kado EO. Setelah akau pakai ternyata works, dong. Mulai dari situ, aku terpikir untuk bekerja sama dengan temanku yang punya produk EO untuk me-rebranding dan me-repacking dengan namaku sendiri, yaitu Humie Essential Oil. Hingga akhirnya, bulan Mei 2020 aku mulai ikhtiar berjualan EO dengan target pasar atau segment market-ku adalah untuk anak.
Humie essential oil ini menggunakan pure EO tanpa campuran, jadi dijamin murni. Karena pure EO itulah Humie mudah diterima di banyak kalangan ditambah lagi harganya affordabel dan kualitasnya bagus.
Namun, tentu saja, bukan bisnis namanya kalau tidak ada suka duka dalam tiap-tiap proses perkembangannya. Sebagai sebuah produk UMKM yang newbie,aku dan tim Humie juga merasakan bagaimana care-nya para konsumen terhadap produk EO kami. Banyak konsumen maupun calon konsumen yang mempertanyakan apakah produk EO Humie ini sudah ada izin dari BPOM atau belum. Namun, dari pertanyaan itu aku jadi berpikir, “Oh, ternyata BPOM itu penting, ya.” Hal itu kemudian aku pertimbangkan dan aku masukkan dalam perencanaan perusahaan.
Karena penggunaan EO akan langsung berkontak dengan badan, perlu adanya materi-materi yang edukatif dan valid. Nah, bahan edukasi dapat diperoleh dari berbagai varian artikel ilmiah dalam jurnal-jurnal, khususnya yang membahas tentang manfaat-manfaat varian EO. Kemudian, untuk memberikan infografis yang menarik, beberapa rangkuman manfaat dari EO tersebut divisualisasikan dalam pamflet yang fungsinya juga sebagai bahan promosi atau iklan. Harapannya, para calon customer dapat lebih mudah memahami dan menentukan EO apa yang sesuai atau cocok dengan kebutuhan mereka.
Yang unik dari Humie Essential Oil adalah, tim Humie mayoritas adalah perempuan. Bisa dibilang komposisinya 20% laki-laki, 80% perempuan. Hal ini sesuai dengan tagline “Humie Bersama Para Ibu”. Terlebih saat pandemi, Ibu pasti khawati banget, anaknya sakit, dan lain sebagainya. Nah, maka dari itu, akhirnya kekhawatiran itu dirangkum dalam satu produk dan manfaatnya juga untuk para ibu. Bersyukur dan beruntungnya lagi, waktu itu juga banyak dari para ibu yang ikut menjualkan produk sehingga itu menjadi salah satu cara agar para ibu berdaya, baik secara ekonomi maupun pengetahuan khususnya terkait EO.
Melalui Humie diharapkan turut serta mendorong pemberdayaan perempuan karena hampir semua penerima manfaat produk Humie adalah perempuan, mulai produsen (Tim Humie), reseller, dan konsumen (yang memanfaatkan). Oleh karena itu harapanku mengikuti program #sisterpreneur ini semoga Humie bisa mendapatkan modal usaha untuk meningkatkan kapasitas produksi dan Humie bisa mengurus perizinan BPOM agar nantinya usaha Humie bisa ter-scale up. Yang tidak kalah pentingnya, melalui Humie, harapannya akan banyak para Ibu yang lebih berdaya dan merasakan manfaatnya.
Triana Rahmawati
Ibu Humie