Mengangkat Kerarifan Lokal Kerupuk Jengkol RHR Dan Menjadi Wanita Tangguh, Tumbuh, Berkarya, Berinovasi (T2B2)
Sebuah usaha kecil jika dilakukan dengan serius, bukan tak mungkin akan menjadi usaha yang besar dan menguntungkan. Saya Ety Nurhaeti umur 47 tahun, ibu dari Rifat Haidar Rahmat (18 tahun) dan ibu dari Azka Karunia Khoirunnisa (10 tahun). Asal nama Kerupuk RHR kepanjangnan dari Rifat Haidar Rahmat menjadi nama brand usaha kerupuk ini. Saya tinggal di Babakan Pocis RT 02/RW 02 Gang Mandor, Kelurahan Bakti jaya, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan. Saya adalah seorang ibu rumah dan suami saya Pak Mamat umur 48 tahun yang dulu usaha kerupuknya collapse terus menerus sampai mengalami keterpurukan secara perekonomian sehingga ruang permodalan pun tersendat.
Tahun 2015 saya berpikir bagaimana cara untuk mengembangkan kerupuk RHR ini dan saya mencari informasi secara mandiri tentang UKM ke beberapa dinas terkait.
Alhamdulillah
Informasi tentang UKM saya dapatkan, dan kemudian saya menjadi binaan dari dinas-dinas terkait. Saya mengikuti beberapa workshop yang diselenggarakan dinas salah satunya mengenai “Bagaimana Mengembangkan Produk Agar Semakin Diterima Oleh Lapisan Masyarakat dan Bagaimana Cara Pemasaran yang baik dan sebagainya”. Bahkan di setiap apapun kegiatan yang diselenggarakan oleh dinas menjadikan kesempatan dan peluang untuk mengembangkan usaha agar semakin dikenal dan diminati produk kerupuk RHR selalu dengan semangat, yakin, positif thinking karena bagi saya peluang itu tidak boleh diabaikan sebuah kesempatan yang luar biasa dan Alhamdulilah mebuahkan hasil yang tidak sia-sia karena peminat kerupuk RHR pun semakin meningkat. Karena kerupuk RHR mempunyai keunggulan kekhasannya aroma dari bahan baku itu sendiri, Homemade, Higenis, dan Berlegalitas.
Selama berjalannya Usaha Kerupuk RHR semakin meningkatannya permintaan dan produksi pun semakin tinggi. Maka saya dan suami berpikir caranya untuk menunjang produksi yang terus meningkat dengan memikirikan alat produksi yang lebih memadai. Dari situlah menabung sedikit demi sedikit untuk membeli alat-alat rakitan mesin dan Alhamdulillah mesin rakitan sudah berfungsi untuk memproduksi kerupuk lebih banyak.
Kenapa saya mengikuti kompetisi W20 #Sispreneur karena kerupuk RHR ingin semakin berkembang dan dikenal seluruh masyarakat Indonesia bahkan hingga ke Mancanegara serta mengangkat kearifan lokal seperti Produk Kerupuk Jengkol RHR dan ingin mengembangkan rumah produksi UKM Kerupuk RHR agar meningkatkan kapasitas produksi dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat. Saya ingin produksi kerupuk RHR memiliki kualitas yang jauh lebih tinggi dengan alat-alat yang modern, higenis, dan berstandar SNI. Karena saat ini saya masih menggunakan alat yang tradisional dan rakitan sendiri.
Semoga besar harapan saya dalam kompetisi W20 #Sisprenuer ini dapat memajukan dan mengembangkan UKM Kerupuk RHR Tangerang Selatan.