Hi, Sisters!
Salam kenal, namaku Dhian Nurma Wijayanti dan biasa dipanggil Dhian. Cita-citaku sejak SMP adalah menjadi ibu rumah tangga yang berdaya, yang bisa memberikan manfaat tidak hanya untuk keluarga tapi juga untuk lingkungan sekitarku lewat bisnis yang kelak aku dan pasanganku besarkan bersama. Bersyukurnya; beberapa tahun setelah lulus kuliah dan menikah dengan support penuh suami pada tahun 2016, lahirlah bisnis online pertama kami di bidang tekstil dan garmen yang kami beri nama Dhian Kain.
Pada akhir tahun 2016 suamiku dipindah tugaskan ke Jakarta. Suatu hari, aku dan suamiku iseng berjalan-jalan ke Pasar Tanah Abang. Aku yang sebelumnya belum pernah sekalipun ke pasar yang kabarnya terbesar se-Asia Tenggara ini, cukup terkejut mengetahui harga kain ecer maupun grosir di Tanah Abang ternyata jauh lebih murah dan sangat variatif dibandingkan di kota tempat kami tinggal sebelumnya. Juga pada tahun itu; jual beli di media sosial Whatsapp dan Instagram mulai diminati. Aku melihat adanya peluang untuk berjualan kain melalui media sosial. Sepulang dari Tanah Abang, aku langsung membuat akun media sosial khusus untuk berjualan. Di awal berjualan, aku menerapkan sistem pre-order. Aku meminta izin ke beberapa pemilik toko di Tanah Abang untuk mengambil foto kain dagangan mereka, aku mempostingnya di media sosial, dan jika ada yang memesan baru dibelikan barangnya di pasar. Bisa dibilang tanpa modal. Di 6 bulan pertama menjalankan Dhian Kain tidaklah mudah, 2-3 hari sekali aku harus menerjang kemacetan Jakarta untuk membeli pesanan customer dari supplierku. Usaha ini awalnya aku mengurus semuanya sendiri, mulai dari menjadi admin, belanja, packing, dan mengirim paket. Sesekali di waktu luang, suamiku ikut membantuku mengantar ke ekspedisi. Seiring bertambahnya usia Dhian Kain, banyak perubahan yang sudah kami lalui. Tidak hanya dari jumlah pegawai yang terus bertambah, aku juga tidak lagi berbelanja ke Tanah Abang tapi langsung mengambil dalam partai besar ke tangan pertama/ pabriknya. Customer kami beragam, termasuk dari beberapa brand ternama.
Pandemi yang dimulai pada 2020 membuat orang cukup mengalami keterbatasan mencari bahan baku kain secara offline, sehingga kebiasaan belanja mulai beralih melalu online. Prinsip kami menjadi one-stop shopping solution untuk para pencari kain ecer maupun grosir membuat toko online kami makin dikenal ketika pandemi. Untuk itu kami berusaha mengisi toko dengan beraneka macam jenis kain polos maupun motif. Saat banyak pengusaha bersusah payah bertahan sampai memPHK karyawannya. Kami bersyukur hal ini tidak terjadi pada usaha kami. Di tahun 2020 aku merekrut 3 orang pegawai untuk mem-backup 3 pegawai sebelumnya, selain itu juga menambah 2-4 orang freelancer. Penjualan kami saat pandemi meningkat nyaris 300% dibanding sebelumnya.
Aku berharap Dhian Kain tidak hanya menjual kain saja, tapi juga bisa berkembang menjadi konveksi sekaligus penyedia produk fashion ready to wear demi memenuhi permintaan customer dan pasar kami. Harapannya akan semakin banyak lapangan pekerjaan yang bisa kami buka, sehingga semakin banyak orang yang terbantu. Tentu untuk mengembangkannya kami akan membutuhkan suntikan modal. Pengadaan peralatan produksi, perlengkapan penunjang marketing, dan banyak lainnya lagi yang setidaknya membutuhkan modal 30-40an juta.
Dengan mengikuti program #Sispreneur aku berharap akan mendapat dukungan modal, serta ilmu dan jejaring yang didapat selama program inkubasi demi mendorongku makin dekat dengan impian membesarkan Dhian Kain.