Perkenalkan namaku Nuraini Ipa berstatus istri. Aku adalah seorang perempuan yang berkarier di bidang konveksi jahit dengan membawa ikon dari ciri khas daerah NTT yakni kain tenun atau dalam sebutan daerah nya ( Kwatak ). Cerita ini dimulai ketika saat saya masuk bangku pendidikan (Sekolah menengah pertama). Setiap pulang dari sekolah saya diberikan dasar kurikulum menjahit serta implikasi bagaimana cara memotong kain, membuat desain/pola untuk jahitan hingga pada level yang lebih tinggi yaitu mengoperasikan mesin yang pada saat itu masih menggunakan mesin manual, tidak seperti sekarang menggunakan mesin dinamo bertenaga listrik. Rutinitas menjahit saya jalani hanya setelah sepulang dari sekolah. Sehingga di sela-sela waktu kosong, saya hanya dapat membantu ibu ala kadarnya karena selain menjahit, saya juga mempunyai kesibukan lain seperti bersih-bersih rumah, ibadah, belajar, bermain dan lain sebagainya.
Menamatkan 3 tahun pendidikan (Sekolah Menengah Pertama) ditambah juga semakin ter-asah bakat menjahit sehingga sampailah jenjang masuk Sekolah Menengah Atas hingga selesai kemudian saya memutuskan untuk tidak lanjut ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi karena melihat latar belakang perekonomian yang tidak memungkinkan sehingga saya hanya menekuni konveksi jahit. Maka dalam hal ini Menjahit bukan lagi hal baru bagi saya karena menjahit sudah menjadi kebiasaan sehari-hari di dalam rumah bersama ibu, usaha kecil rumahan (jahit) ini masih terbilang sangat kecil dengan berbekal satu mesin manual hanya demi bertahan hidup, dan juga sembari menabung agar kelak bisa membeli tambahan mesin dan adakalanya satu mesin saya dan Ibu bergantian pakai, dengan kata lain ketika beliau merasakan pegal dan nyeri pada kaki dikarenakan berjam-jam mengayuh mesin jahit, untuk itu supaya tidak mengecewakan pelanggan yang sudah datang menjahit maka saya melanjutkan pekerjaannya ibu. Semangat menekuni profesi menjahit menjadi suatu kebanggaan & kebahagiaan ,karena kenapa...? Karena semua orang tidak seberuntung saya dan tidak banyak orang yang memiliki bakat maupun potensi dibidang konveksi menjahit, maka dari itu selagi bersama beliau (ibu) setidaknya bisa meringankan pekerjaan ibu dan perekonomian keluarga, tentu dalam siklus pekerjaan ini kadang-kadang mendapati kelalaian dalam bekerja namun hal tersebut malah mendatangkan masukan dan kritikan yang membangun dari ibu sebagai motivasi dalam disiplin bekerja.
Berselang berjalan nya waktu, masuk tahun 2003 ibuku dipanggil yang maha kuasa sehingga pada titik ini usahaku bersama ibu stag (berhenti) kemudian melanjutkan lagi di tahun 2008 setelah bangkit dari keterpurukan karena ditinggalkan ibu. Nah, di tahun itu juga saya membuka lembaran baru yang di mana terhitung 15 tahun-2022 . Alhamdulillah hasil dari tabungan usaha dari tahun-tahun sebelumnya bersama ibu, hanya mampu membeli tambahan mesin yakni 1 mesin obras meskipun pengeoperasiannya masih secara manual. Mulai 2008-2013 menjahit masih seperti pada umumnya sehingga belum dapat menerbitkan pruduk apapun akan tetapi sering terlintas ide-ide pembuatan "kreatifitas untuk model produk jahit kekinian yang mungkin bisa menuai perhatian dan mendatangkan konsumen daerah", tentunya dengan menggunakan bahan dasar kain tenun namun bisa juga dengan kain selain tenun. Nah, untuk bisa menunaikan ide- ide tersebut, maka saya juga kembali melihat beberapa faktor keterbatasan yang tidak mendukung seperti (1). Keadaan ekonomi yang tidak memungkinkan lagi karena pendapatan sebelumnya sudah digunakan untuk membeli mesin sehingga tidak dapat membeli barang lain. (2). Tempat usaha yang kurang strategis & butuh tambahan kain.(3). Peralatan jahit seadanya. (4). Keterbatasan pengetahuan tentang Marketing (5). Media & Acces Pemasaran untuk promosi produk yang masih sangat minim sebab teknologi sosmed belum begitu moderen seperti sekarang sehingga jangkauannya hanya di kawasan lokal singkatnya sekecamatan. Perpindahan tahun 2013 ke 2014 tepatnya bulan Januari tanggal 10 keluar berita yang termuat dalam koran bahwa dari kota larantuka "Dinas Koperasi" akan menyelenggarakan kegiatan Seminar Pelatihan ,Pameran dan Perlombaan yang jatuh pada tanggal 15. Dengan mengundang pemateri yang berasal dari Malang untuk memberikan Pelatihan UMKM selama kurang lebih 3 hari. Nah kesempatan ini tidak akan saya lewatkan, saya pun ikut serta dalam kegiatan ini. Klimaks dari kegiatan ini adalah ketika saya dinobatkan juara 1 terbaik sekecamatan setelah melewati fase seleksi dan uji coba peserta UMKM. "Hatiku merasa sangat senang dengan produk pertamaku yang menjadi sorotan publik ditambah menjadi ikon yang menjadi ciri khas daerah NTT. Sebuah kebanggan bagi saya dan mendiang almarhumah yang telah mendidik dan mengajarkanku berbagai hal dibidang konveksi menjahit". Produkku masuk dalam pameran dan dilelang dengan harga Rp.500.000 berupa ransel. Dengan modifiaksi yang handal, design yang unik, corak kain tenun yang menarik perhatian banyak orang hingga pada momentum yang paling mengejutkan yakni barang tersebut terlepas/dibeli oleh pihak penyelenggara kegiatan itu sendiri "Syukur Alhamdulillah" di dalam hatiku mengucap, namun tidak hanya sampai di situ karena dari pihak penyelenggara juga menyediakan beragam hadiah bagi juara se-usai kegiatan, hingga sampai pada pengumuman juara 1,2 dan 3. Hadiah yang saya dapatkan yakni "mesin jahit & obras bertenagakan listrik dinamo dan hadiah lain nya berupa kain dan peralatan menjahit komplit" sebagai juara 1 peserta berprestasi UMKM. Inilah kesan & Impian yang sudah lama saya dambakan hingga pada akhirnya terwujudkan.
@nu.raini3536
Pada tahun 2014- 2019 sekali lagi saya mengucap syukur kepada Allah SWT. Sebab karier menjahitku semakin hari semakin baik dengan rilisnya produk-produk baru dengan beragam model dan bentuk seperti baju-celana, tas laki & perempuan, ransel, dompet, jas, slempang yang Alhamdulillah laris terjual. !Tibalah tahun 2020 bulan Maret tanggal 20 ditengah kepanikan pandemi Covid-19 yang melanda. Roda perekonomian dunia mulai merosot yang akibatnya putaran uang berpusat pada lini kesehatan nah ditahun ini pendapatan usaha menurun drastis. Menjahit hanya fokus untuk dipajang didalam lemari-lemari dan lagi pemerintah mengeluarkan peraturan baru bahwa rakyat dirumahkan sampai keadaan kembali pulih. Usaha dari rumah hanya mengandalkan media sosial (Facebook dan WA). Saat itu juga saya belum terlalu fasih menggunakan media sosial lain seperti Instagram, YouTube dan Twitter. Oleh karna itu pendapatannya pun dibawah 50% dari hasil penjualan.
Maraknya media informasi yang memberitakan kematian akibat dari covid-19 sehingga pemerintah pun mengambil tindakan dengan menerapkan pembatasan aktivitas sosial berskala besar dan protokol kesehatan. Awal bulan april-akhir bulan desember 2020 semua sektoral kerja di Indonesia mengalami kemandekan sehingga perusahan-perusahaan banyak yang memulangkan pekerja ke tempat asalnya dan ada juga mem-PHK sebagian, sebab untuk mengurangi pengeluaran dan menghemat pendapatan, namun dari musibah yang menimpa negeri ini memberikanku banyak ruang kosong karena dari pada tidak ada kesibukan yang dikerjakan maka hal ini saya manfaatkan untuk kembali menajamkan bakatku. Ketika itu saya mencoba bereksperimen dengan membuat produk dari perusahaan yang bergerak di bidang outdoor. Produk-produk tersebut diantaranya Hammock, ransel, sarung tumbler dan dompet .produk ini secara fisik dan bentuknya serupa tapi memiliki perbedaan dari segi kualitas, keunikan dan nilai jual. Versi yang ku buat menggunakan bahan dari tenun yang tentunya digandrungi kaum lokal (Adonara Flores timur), lantas kenapa membuat nilai jual rendah..? Karena berdasarkan harga pasaran lokal dan ditambah situasi pandemi covid 19. Saya menyampaikan sesuatu ke anakku "siapa tau ada teman teman mu yang berminat beli,nak..?" Ia pun mencoba mem-posting produk-produk tersebut dan Alhamdulillah mendapatkan respon baik dan ada sebagian dari kalangan penyuka tenun datang untuk membeli.
Masuk pada tahun 2021-sekarang saya yakin bahwa meskipun masih ditengah pandemi covid 19 urusan rezeki Allah SWT sudah mengatur untuk tiap-tiap hamba-Nya karna dalam firman-Nya juga dikatakan "Aku tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka berusaha untuk mengubah keadaan pada diri mereka". Dan pembuktian nya adalah apa yang sudah saya alami bahwa akan ada waktunya rezeki itu datang tentunya ketika hal tersebut dibarengi dengan berusaha . Memang, berbagai macam upaya yang saya lakukan seperti mencari ilmu pengetahuan tentang trend model produk dari google, YouTube dan sumber-sumber lainnya hingga akhirnya sedikit demi sedikit naik penghasilan meski belum mencukupi tapi harus tetap di syukuri karena rezeki bukan hanya materi semata melainkan kesehatan juga bagian dari rezeki yang Allah SWT berikan.
Harapan saya pada tahun-tahun berikutnya semoga Allah bisa memberikanku kelebihan rezeki, mengapa demikian..? Kepengin berkontribusi lebih kepada keluarga meski suami juga bekerja, membuka lapangan pekerjaan bagi orang yang memiliki bakat di bidang konveksi menjahit dengan cara memberikan pelatihan menjahit sekaligus outputnya adalah mempekerjakan untuk membangun usaha ini biar tambah maju lagi esok hari, mengenalkan kepada dunia luar bahwa Indonesia juga bisa mencetak orang-orang luar biasa dengan berkemampuan tinggi dan mampu bersaing tentu dengan produk-produk daerah nya yang memiliki nilai jual tinggi (ekspor-impor) + keberagaman budaya yang patut di jaga dan dilestarikan untuk anak-cucu kelak.