Hai Sisters,
Saya Annisa dari Padang. Sejak kecil saya sudah menjadi yatim dan tinggal bersama tante. Tante memiliki usaha gorengan, saya membantu tante menjajakan dagangan gorengan dari rumah ke rumah. Saya ingat saat itu hujan turun deras. Sandal jepit putus ..., gorengan tak laku satu pun. Dalam deras hujan saya berjalan, lalu berdo'a dalam hati. Saya menanam impian untuk membangun sebuah cafe atau restoran, agar saya tidak perlu susah-payah berjalan kaki lagi dan kami bisa hidup lebih baik.
Lulus dari pendidikan sarjana saya kemudian bekerja sebagai konsultan pendidikan. Namun, sejatinya impian saya untuk membangun sebuah cafe maupun resto tetap tersimpan dalam hati. Hingga kemudian saya menikah dengan seorang pria yang keluarganya memiliki usaha bakmi dan mie bakso. Kami pun mengolaborasikan visi untuk membangun sebuah bisnis restoran bakmi dan mie bakso. Kondisi suami yang bekerja sebagai konsultan kehutanan di Jambi membuat kami harus berpisah ribuan kilo. Anak pertama kami lahir tanpa kehadiran suami, membuat beliau merasa sedih dan memutuskan untuk resign.
Pondok Aru merupakan usaha kuliner yang kami dirikan tahun 2018 lalu bermodalkan uang pesangon dan sejumlah tabungan. Bagi kami Aru bukan sekedar nama, Aru singkatan dari 'Alam Takambang Jadi Guru'. Filosofi ini kami pakai dalam meneruskan usaha dan resep keluarga dengan terus berinovasi sesuai dengan tren kuliner saat ini.
Aru juga merupakan bentuk huruf gabungan dari Aku dan Kamu. Karena kami berlatar keluarga Jawa dan Minangkabau, untuk kombinasi dan komposisi masakan kami menyatukan dua resep warisan keluarga. Dalam bahasa Jepang, Aru berarti "ada", kami ingin bakmi kami "ada" dan menjadi menu yang disukai semua kalangan usia.
Menu andalan kami tentu saja bakmi dan bakso. Akan tetapi, karena pandemi 2020 lalu, kami memutuskan untuk berhenti menyewa kedai dan berpindah ke rumah untuk mengurangi biaya sewa yang saat itu naik. Pandemi juga membuat mahasiswa sebagai pelanggan utama kami kuliah dari dari rumah.
Kondisi ini berdampak omset menurun, pendapatan berkurang, tapi hidup terus berlanjut. Ada tiga balita yang harus kami cukupi kebutuhannya walau pandemi melanda. Kami pun mencoba berinovasi dengan menjual bakso dan bakmi dalam bentuk frozen atau beku. Saat ini kami masih tetap berjualan dari rumah dengan menu bakmi, bakso, dan bakso frozen.
Kami mengamati, tren gaya hidup saat ini beralih ke pemilihan makanan yang baik bagi kesehatan. Oleh karena itu kami mengembangkan konsep bakmi sehat yang berasal dari sayuran sebagai bahan dasar pembuatan mie. Selain itu, kami menggunakan resep dari rempah-rempah lokal yang alami. Tak lupa pula kami menghadirkan minuman kesehatan dan cemilan yang sehat nan menggugah selera.
Saya berharap dengan mengikuti program W20 Sispreneur ini saya dapat belajar mengembangkan bisnis kami lebih luas lagi dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Dan besar harapan saya dapat memenangkan program W20 Sispreneur ini agar semakin dekat mimpi saya dan pasangan. Mimpi kami ingin mengembangkan usaha bakmi sampai kami dapat memiliki bangunan restoran sendiri, juga mendatangkan investor maupun partner bisnis agar usaha yang dibangun dengan kolaborasi tradisi dan inovasi ini bisa semakin mendunia, untuk #hidupjadilebihbaik bagi banyak orang.
Demikianlah kisah dari #pondokAru semoga Sisters semua terinspirasi untuk memulai bisnis dari passion kalian bersama pasangan.
#Sispreneur