Nama saya Aviaddina Ramadhani. Saya dokter umum berusia 32 tahun yang sering membranding diri dengan sebutan a moslem doctor. Kenapa begitu? Karena selain sebagai dokter, saya memiliki antusias tersendiri pada hal-hal yang berbau religi. Karena interest itulah, ketika membuka usaha, saya menggabungkan bidang kesehatan dengan hal berbau Islami. Produk yang saya pilih yaitu madu mentah atau raw honey.
Awalnya, bidang usaha yang keluarga saya geluti adalah bidang property. Suami adalah seorang developer. Kebetulan Ramadhan tahun lalu bersua dengan koleganya yang memiliki lahan akasia di Sumatera dan mengembangkan usaha dengan memproduksi madu hutan asli. Suami diajak untuk bergabung mendistribusikan madu tersebut. Saya menangkap hal itu sebagai peluang karena masih satu bidang dengan profesi saya di kesehatan. Maka, sejak Ramadhan tahun 2020 kemarin, kami memberanikan diri membuat brand madu sendiri dengan nama Madu Abrar.
Tidak disangka, tak lama setelah kami mulai produksi, Indonesia diterpa covid gelombang delta. Stok produk kami berputar cukup cepat kala itu. Untuk ukuran bisnis baru, kami meraih omzet di atas 5 juta sebulan. Tapi bukan hanya keuntungan yang kami kejar waktu itu. Karena kami memiliki prinsip sociopreneur, kami juga banyak mengeluarkan sedekah madu pada keluarga atau relasi yang kebetulan terkena covid saat itu.
Alhamdulillah respon kesehatan mereka membaik. Beberapa testimoni yang masuk menyatakan suka dengan Madu Abrar dan mengatakan bahwa karakter madunya beda dari madu pasaran pada umumnya. Hal ini karena madu kami adalah raw honey alias madu mentah yang masih benar-benar murni, alami, tanpa proses dan tambahan apapun. Tentunya kami berusaha menjaga kemurniannya mulai dari tangan pertama hingga terdistribusikan ke tangan konsumen. Alhamdulillah beberapa konsumen masih repeat order hingga saat ini.
Sayangnya perjalan bisnis madu selama satu tahun ini masih belum stabil. Kami terkendala admin yang bisa stand by untuk promosi di sosial media. Kami juga masih terus berbenah untuk menyediakan waktu dalam proses packing dan pengiriman. Untuk itu, salah satu cara kami untuk memperbaiki diri adalah dengan mengikuti W20 Sispreneur.
Dengan mengikuti program W20 Sispreneur kami berharap dapat menyimak kelas inkubasi sehingga bisnis madu ini bisa berkembang semakin matang. Kami sadar bahwa bisnis madu ini hanyalah pijakan langkah pertama kami. Ada gambaran bisnis yang lebih besar yang ingin kami jalankan dengan bermula dari setetes madu.
Dengan branding saya untuk menjadi seorang dokter muslim, kami memiliki cita-cita untuk membuat sebuah klinik atau rumah sehat yang menggabungkan unsur medis modern dan kesehatan islami. Ada beberapa layanan kesehatan yang akan kami sediakan, pun berbagai produk mulai dari madu atau produk herbal. Harapannya, masyarakat tidak hanya sehat secara ilmiah, tetapi juga kembali pada fitrahnya untuk sehat sesuai tuntunan quran dan sunnah.
Tentu untuk merealisasikannya butuh modal yang tidak sedikit. Namun, untuk satu hingga dua tahun ke depan yang jelas kami harus memastikan bahwa Madu Abrar akan tetap berjalan dan semakin matang. Kami akan mulai merekrut karyawan untuk marketing dan admin, serta memproduksi madu kemasan dalam jumlah stabil setiap bulannya. Untuk biaya operasional tersebut, kurang lebih kami membutuhkan dana sekitar 5 juta rupiah setiap bulannya.
Untuk mengenal kami lebih jauh bisa menghubungi akun ig @aviramadhani atau @maduabrar serta melalui email avi.ramadhani@gmail.com dan whatsapp di no 0852-2527-6111.