Persembahkan karya terbaik, maka keberhasilan dan kesuksesan akan mengikuti. Itu merupakan moto saya dalam hidup. Sejak kecil saya menyukai kehidupan yang tenang, damai, hijau dan asri. Melihat keindahan alam yang memiliki siklus, membuat saya berpikir bagaimana caranya membuat keindahan itu bisa dinikmati lagi dalam waktu yang lebih lama. Dari sana, saya mulai menyukai keterampilan tangan atau istilahnya handycraft. Saya mulai mengikuti kegiatan keterampilan tangan Oshibana sejak 2013, yaitu seni keterampilan dari Jepang dalam membuat hiasan bunga yang ditekan dari bunga-bunga yang dikeringkan secara alami.
Dalam perjalanan mempelajari keterampilan ini, saya belajar juga tentang pemanfaatan limbah tanaman. Salah satu contohnya adalah limbah kulit jagung yang bisa diolah menjadi hiasan yang cantik dan bisa diperjualbelikan. Ternyata hobi yang ditekuni bisa juga membuahkan hasil. Namun, saya sadar bahwa semua yang saya dapatkan ini belum tentu bisa dinikmati juga oleh perempuan lainnya. Berangkat dari keresahan itu, saya mulai mencoba memberikan pelatihan gratis kepada ibu-ibu di lingkungan saya pada Desember 2015. Benar saja, ternyata banyak peserta pelatihan yang antusias dan ingin mendapatkan penghasilan tambahan dari hasil karyanya. Akhirnya saya memberanikan diri membuat UKM mulai Juni 2016 dengan nama Kembang Kamonesan. Istilah “kamonesan” diambil dari Bahasa Sunda yang artinya “Keterampilan”. Seiring berjalannya waktu, kegiatan pelatihan tidak hanya dilaksanakan secara gratis, tapi ada juga yang berbayar.
Usaha pelatihan ini saya dirikan karena saya ingin memberikan manfaat yang seluas-luasnya kepada masyarakat. Selain itu, kegiatan ini bisa memanfaatkan limbah tanaman sehingga membantu kelestarian alam sekaligus meningkatkan kreatifitas para perempuan, khususnya di pedesaan yang minim akses dalam mengeksplorasi dirinya.
Adanya kompetisi inkubasi UMKM ini membuat saya termotivasi lagi dan berharap saya bisa memperluas jaringan. Lalu, saya berharap bisa menemukan rekan atau tim yang tepat dengan visi yang sama untuk berkolaborasi mengembangkan Kembang Kamonesan. Saya sadar, kemampuan pemasaran digital saya masih kurang. Sebagai langkah awal, Kembang Kamonesan sudah memanfaatkan media sosial seperti Instagram (@kembang.kamonesan). Namun, harapannya pemasaran digital ke depannya bisa lebih optimal dan mampu menjangkau generasi milenial yang memiliki potensi dan semangat yang unik dan segar. Selain pemasaran digital, saya juga merasa perlu menemukan rekan yang tepat untuk melakukan riset pasar dan inovasi produk. Semoga dengan partisipasi pada kompetisi ini bisa mempertemukan saya dan rekan yang dibutuhkan. Selain menemukan tim yang tepat, Kembang Kamonesan juga memerlukan dana untuk biaya operasional dan membuat penjualan menjadi lebih optimal.
Jika saya bisa mendapat hadiah modal usaha, saya akan gunakan untuk membuka lapangan pekerjaan khususnya bidang pemasaran agar penjualan bisa sustainable. Selain itu saya juga terpikirkan untuk mengalokasikan dana untuk promosi dan membiayai riset dan inovasi produk agar tepat sasaran dan tepat guna. Ke depannya, saya ingin bisa membangun badan usaha agar bisa lebih banyak memberi manfaat, khususnya bagi perempuan. Apalagi jika produk kerajinan ini bisa diekspor ke luar negeri, bahagia sekali bisa berbakti pada negeri melalui keindahan hiasan keterampilan tangan.