“Wah, Sa, seharusnya gue telepon elo ya,” kata sahabat perempuan saya, yang mengawali perjalanan saya sebagai #Sispreneur di bidang Health Tech yang bersifat sosial dan UN SDG.
Mendengar curhat-nya tentang keburukan pacarnya, yang sekarang telah menjadi mantan, dan melihatnya kaget karena ia bisa menelepon saya untuk berbicara, saya bingung dan geram sekali. Kenapa perempuan masih saja bisa dibodohi pacarnya?
“Ya jelaslah, lo bisa banget telepon gue!” jawab saya dengan heran dan sedih.
“Karena gue pikir yang gue alami ini normal, kirain enggak aneh gitu,” lanjutnya.
Kami menjawab tantangan Mbak Nana.
Saat bertemu pada makan siang di awal April 2018, ia memberi berbagai alasan dan permohonan maaf karena telah menghilang dari peredaran pertemanan. Ceritanya kemudian mengalir soal mantannya. Bagaimana laki-laki itu memanipulasinya, memunculkan mimpi-mimpi buruk hampir setiap hari, yang membuat saya betul-betul geram mendengarnya. Dan ketika teman saya mengira bahwa itu “biasa dalam pacaran”, barulah saya sadar betapa banyak perempuan yang dibodohi dan dibutakan oleh “kasih sayang” atau “cinta” yang dipermainkan. Teman saya itu adalah orang ketiga yang curhat tentang pasangan mereka sejak awal tahun ini.
Dengan lugas saya mengatakan, “Perlu deh kayanya gerakan ini, setidaknya semacam motivasi atau sosialisasi lewat medsos. Cewek-cewek dalam urusan seperti ini kok mau aja dibegoin. Gue juga enggak sangka elo yang lebih tua dari gue aja masih enggak ada logikanya untuk menyadari dan tegar untuk ninggalin dia.”
“Eh ya, that’s a good idea, we should make it!” katanya antusias. Padahal dirinya pun salah satu “korban” dari hubungan-hubungan toxic yang saya ingin “selamatkan”.
Pria juga bisa jadi sasaran toxic! Kesetaraan jender itu harus saling memahami dan membantu satu sama lain, bukan menghakimi.
Ide mengenai gerakan Perempuan Tagar Tegar (P#T) muncul setelah cerita pertama tentang pengalaman buruk teman saya dengan pacarnya. Bertahun-tahun setelahnya, kami menjadi sebuah Yayasan dan juga lanjut mengembangkan beragam produk, seperti Your Antivirus for Online Harassment, bubbGUARD app, gerakan Pria Tagar Tegar dan juga Bimbel Berelasi, dimana soft skill berelasi sebagai mahluk sosial sangat tidak dikembangkan ketimbang IQ yang selalu dijunjung tinggi. Pembekalan kami inilah yang akhirnya akan diluncurkan sebagai super-app remaja dan orangtua, yaitu "T", Your One-Stop Teenager and Parenting Care and Help Service for Puberty (Health), Friends, and Love. Untuk sekarang, kalian bisa follow kita juga di IG di @bubbtheworld / @perempuantagartegar / @priatagartegar__ dan di Medium untuk artikelnya. Subscribe juga ke channel bubbGUARD di YouTube!
<iframe src="//www.youtube.com/embed/ROLv3CH2jhU" width="560" height="314" allowfullscreen="allowfullscreen"></iframe>
The Tinder Swindler merupakan aksi kejahatan yang cerdas. Kami bahas aspek kriminologinya - dan menyiasati kalian untuk tidak menjadi sasaran para penjahat online!
Banyak perempuan tanpa sadar terjebak dalam toxic relationship atau hubungan yang tidak sehat, yaitu ketika pacar mulai menyalahgunakan hubungan dengan tindakan pelecehan atau kekerasan verbal maupun fisik. Sejak Covid-19 pun, peningkatan online harassment atau yang disebut sebagai KBGO (kekerasan berbasis gender online) meningkat hampir 300%. Menurut Catatan Tahunan Komisi Nasional Anti-Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) pada 2017, kasus kekerasan dalam rumah tangga maupun ranah personal, termasuk pacaran, berada di urutan tertinggi dengan 10.205 dari total 259.150 kasus. Dari 10.205 kasus tersebut, 21 persen di antaranya adalah kekerasan dalam pacaran, 57 persen kekerasan terhadap istri, dan 18 persen kekerasan terhadap anak perempuan.
Selama kami aktif, telah kami layani hampir 500 kasus dari perempuan dan pria berumur 15-34 di Indonesia! Bayangkan betapa bahayanya jika pemimpin-pemimpin masa depan kita merasa sedih, galau dan terancam untuk tidak fokus pada produktivitas, yang berdampak pada ekonomi nasional, dan juga catatan terhadap kekerasan fisik maupun pikiran untuk bunuh diri.
Acara-acara offline untuk Tagar Tegar Club sering berlangsung sebelum Covid.
Hubungan “beracun” tersebut tidak sehat untuk mental maupun fisik seseorang, maka dibutuhkan teman atau orang terdekat untuk membantu mereka. Untuk itu, kami ingin segera meluncurkan "T-app" sebagai wadah bagi netizen, khususnya remaja perempuan dan orangtua yang mempunyai remaja, untuk mendapatkan binaan yang leibh terpercaya sekaligus dengan cara yang menyenangkan! Dengan riset studi yang sedang saya garap menjadi sebuah topik riset doktoral, kami yakin konsep ini dapat mencapai 'Herd E-munity', konsep kekuatan mental elektronik untuk melawan depresi, kegalauan, isu kesehatan mental sehari-hari, serta musuh yang seringkali tidak terlihat dan susah mendapatkan sebuah penyelesaian, yaitu KBGO (kekerasan berbasis gender online).
Tentu, biaya pembangunan teknologi AI (Artificial Intelligence) untuk Online Harassment defender kami serta computer engineers, developers, designers dan counselors tidaklah kecil. Motivasi utama inilah yang mendorong tim kami untuk mendaftarkan diri ke #Sispreneur Competition ini, dengan semangat 22! Kami harap dapat segera membuat demografi bonus Indonesia unggul, sehat dan kreatif dengan adanya platform "Teen Health Care and Parenting" khusus di tengah perubahan digital natives dan gaya hidup serba digital yang sangat berbeda dari masa orangtua lama.
Dengan biaya tersebut, kami siap melayani Indonesia Emas 2045 untuk #IndonesiaBebasGalau dengan jumlah populasi umur 15-64 tahun mencapai 70% dari seluruh penduduk Indonesia! Kami menjawab tantangan Mbak Najwa Shihab sebagai pemerhati generasi masa depan, yaitu millenials, Gen Z dan A. Mereka yang akan membawa negeri kita ke tingkat ekonomi yang diharapkan, dan tentunya harus dipersiapkan untuk dampak jangka panjang terhadap United Nations Sustainable Development Goals dimana kesetaraan jender serta hak kesehatan perempuan dapat disetarakan serta adanya sumber daya yang lengkap bagi yang akan melahirkan pemimpin bangsa ini di seluruh pelosok negeri ini. Saya sangat berterima kasih atas kesempatan Sisternet untuk membudidayakan Entrepreneurship lewat #Sispreneur, dan juga dimana perempuan dapat mendukung perkembangan negeri tanpa henti!
Jika kita bisa membuat satu perubahan pada satu pemuda yang merasa di dalam kebingungan dan kegalapan, bayangkan dampaknya ketika ia menemukan cahayanya kembali untuk menerangi yang lain.