Terbiasa dengan rutinitas kantoran tidak membuat jiwa entrepreneur yang aku miliki surut, berbekal uang tabungan yang setiap bulan disisihkan dan resep turun temurun yang aku kuasai. Aku pun memberanikan diri membuka usaha frozen ayam bakar pertamaku. Tapi Sisters, sebelum bercerita lebih jauh ada baiknya kita kenalan dulu dong! Ehe, perkenalkan namaku Monike, seorang single mom yang harus menghidupi satu anak gadis kesayangan.Pertama kali aku membangun usaha di pertengahan tahun 2018, kejadiannya berawal dari keinginan anakku untuk dibuatkan ayam bakar guna praktek masak di sekolahnya.
Gambar Via Instagram
Proses tidak pernah menghianati hasil, sepertinya kalimat itu cocok dengan yang aku alami. Nilai praktek anakku bukan hanya mendapatkan hasil yang sempurna, melainkan aku juga mendapat bonus orderan dari para guru di sekolah tempat anakku menuntut ilmu. Asyik bangetkan Sisters! Sejak saat itu aku rutin mendapat orderan nasi ayam bakar di sekolah anakku tiap kali mereka membuat acara, hingga perlahan komitmen untuk lebih serius dengan usaha yang sedang mulai kujalani ini menemukkan hambatan. Di akhir tahun 2018, aku ditipu oleh seorang yang mengaku sebagai penyedia ayam pejantan dengan harga yang lebih murah di pasaran. Aku yang tergiur dengan iming-imingnya, sampai tidak curiga saat dia meminta uang tanda jadi sebesar 50% dari nominal yang sudah disepakati sebelumnya. Uang tanda jadi tersebut kemudian lenyap begitu saja seiring dengan hilangnya kontak antara aku dan orang tersebut. Namun aku tidak menyerah, kejadian tersebut menjadi pembelajaran berharga bagiku ke depannya. Meski harus jatuh bangun sekalipun, Sisters harus selalu bangkit, karena jika kita menyerah kita enggak akan tahu akan ada hal luar biasa apa yang bisa kita temukkan di hari esok. Hal pertama yang terpikrikan ialah membuat media sosial Instagram khusus untuk mempromosikan juga mulai mendaftarkan usahaku ke berbagai platform online shop.
Namun sayangnya, aku harus kembali menemukkan hambatan saat Covid-19 menyerang. Pelanggan yang biasa memesan masakkanku perlahan berkurang mengingat diberlakukkannya perintah social distancing dari pemerintah. Tidak adanya acara, tentu membuat usahaku juga ikut tiada. Ditambah lagi saat harus mendapat surat PHK dari perusahaan, Aku benar-benar kalut tapi aku tetap percaya dengan segala ketetapan Allah. Sampai kemudian, kembali secara tidak sengaja aku menemukan sebuah inovasi usaha berkat kebiasaanku memvakum beberapa bahan makanan yang menurutku rentan busuk apabila salah simpan, mengingat waktu itu aku cukup takut bila harus sering ke luar rumah guna membeli bahan pokok makanan. Seperti Sisters ketahui, bagaimana keadaan awal pandemi banyak merenggut nyawa manusia.
Antusias yang aku dapatkan jauh melebihi ekspetasi awalku, dengan cepat banyak sekali orderan masuk. Dalam per hari aku bisa menjual 15-20 bungkus ayam bakar frozen. Aku benar-benar bersyukur, di tengah keterbatasan dan hambatan yang ada, aku bisa tepat survive.
Gambar via Insagram
Tujuanku dalam mengikuti #Sispreneur, Aku ingin bisa mendapatkan pelatihan dan tambahan modal usaha yang diberikan dapat mewujudkan mimpiku dalam membuka offline store, sehingga aku dapat mengajak para single mom lain ikut bergabung dalam kegiatan usahaku ke depannya. Semoga Sisters bisa ikut pula merasakan semangat serta perjuangan yang kupunya, sehingga semuanya tidak hanya berhenti di diriku saja tapi juga dapat diteruskan oleh orang banyak. Satu pesan dariku; Jangan pernah berhenti bermimpi, usia tidak mengahalangimu dalam berkarya!