Halo, my dearest sisters!
Nama saya Sharifa Ayu Raisa Magis, status menikah dan sekarang berusia 28 tahun.
Sebagai soerang istri, saya tidak bisa berdiam diri di rumah saja. Aktivitas dan rutinitas pekerjaan suami yang berada di luar rumah membuat saya terkadang merasa kesepian. Hingga pada akhirnya saya dan suami berdiskusi untuk membangun bisnis yang masih sangat jarang dilakukan oleh orang-orang, yaitu bisnis jasa cuci sarang burung walet. Kami menamai usaha ini dengan “Ayu Walet”.
Saya yakin, banyak orang yang masih awam dengan jenis bisnis ini. Saya pun juga demikian. Pada mulanya saya melihat usaha orangtua saya yang bergerak di bidang jasa cuci sarang burung walet ini. Kemudian saya meminta izin suami dan memberanikan diri terjun secara mandiri. Saya melihat potensi sarang burung walet di Indonesia yang melimpah dan ada keinginan untuk melakukan pemberdayaan masyarakat desa agar mindset-nya tidak selamanya mencari uang dengan cara merantau.
Sebagai bisnis yang masih tergolong langka, saya berusaha membangun relasi dengan cara mengedepankan kejujuran dan amanah dalam melakukan setiap pekerjaan. Alhamdulillah review customer selama 1 tahun berjalan ini selalu baik dan sampai sekarang masih dipercaya oleh customer. Namun demikian, ada juga kendala yang seringkali kami hadapi, terutama terkait dengan cuaca. Jika cuaca kurang bersahabat, misalnya mendung atau hujan, berpengaruh terhadap proses pengeringan pascapencucian sarang burung walet. Akan tetapi, kendala itu dapat disiasati dengan meletakkan sarang burung walet dalam sirkulasi udara yang memadai.
Adapun selama keberjalanan bisnis jasa cuci sarang burung walet ini juga membuat saya dan suami bahagia ketika melihat pekerja mendapatkan uang yang secara nominal jumlahnya banyak, sedangkan sedihnya adalah ketika ada pekerja yang resign. Kami jadi berpikir apakah di pekerjaan ini ada yang kurang atau bagaimana.
Harapan kami ke depan bisnis jasa cuci sarang burung walet yang kami rintis ini dapat membuat perempuan desa bisa berdikari mempunyai penghasilan sendiri untuk membantu perekonomian keluarga, serta membentuk mindset perempuan desa agar makin terbuka dalam dunia usaha. Dengan demikian, lewat #sispreneur ini harapan saya dapat mengikuti program ini untuk memperkenalkan usaha yang mungkin belum familiar di telinga masyarakat Indonesia dan memiliki potensi yang bisa menunjang perekonomian masyarakat.