#Sispreneur Macschot Si Batu Lompatan, Nekat Demi Cuan
Salam kenal sis, aku Tiwi. Seorang yang hobi ngemil. Dan hobiku ini menular kepada anak-anakku. Aku bikin cemilan hanya untuk konsumsi pribadi, paling banter dikirim untuk tetangga.
Tetapi 5 tahun lalu, keadaan menjadikan ku seorang single mother. Sedih, panik, galau, stress, takut, cemas, semua rasa bercampur. Bagaimana kedepannya, sedangkan aku hanyalah seorang ibu yang bekerja di ranah domestik.
Dan setelah ngobrol panjang lebar dengan adik, dia menyarankanku untuk melanjutkan lagi berjualan cemilan yang dulu biasa aku lakukan saat ekonomi sedang sulit.
Akhir tahun 2017, aku memberanikan diri menawarkan kepada tetangga dan teman-teman cemilan andalanku yaitu Macaroni Schotel.
Alhamdulillah respon yang ku terima bagus. Semenjak itu aku semakin PD untuk berjualan.
Tiwi_Kitchen adalah brand ku. Aku memakai namaku sendiri karena menurutku target awal pasarku saat itu, yaitu tetangga dan teman-temanku, mereka sudah pernah mencicipi beberapa masakanku. Dan mereka selalu bilang enak. Jadi harapanku saat mereka melihat/mendengar brand Tiwi_Kitchen, dibayangan mereka adalah makanan yang enak yang sayang kalau dilewatkan.
Awalnya aku berjualan hanya melalui WA. Lalu mulai merambah media sosial.
Produknya pun semakin beragam. Selain Macaroni Schotel, juga ada Tahu Somay, Sosis Solo, Zuppa Soup, Brownies Panggang, Pie Brownies. Tetapi primadonanya tetap Macaroni Schotel.
Rata-rata para pelangganku puas dengan rasa makanan yang aku buat. Biasanya mereka selalu jajan lagi dan lagi.
Menjelang bulan puasa, biasanya aku juga berjualan kue kering. Best seller kue keringku adalah Sagu Keju dan Nastar.
Kendala dari usahaku ini diantaranya adalah ketepatan waktu, tenaga kerja dan pengiriman luar kota.
Semua proses dari awal hingga akhir semua ku kerjakan sendiri. Oven tangkring dengan kapasitas kecil pun membuat prosesnya semakin lama. Hingga demi menjaga kualitas dan waktu pengiriman, aku terpaksa menolak pesanan jikalau sudah terlalu banyak. Sayang sebenarnya menolak pesanan, tapi bagaimana lagi.
Salah satu efek berjualan via medsos adalah, pangsa pasar yang semakin luas. Tapi hal ini ternyata justru membuat ku dilemma. Disatu sisi aku senang pangsa pasarku meluas. Disisi lain, aku belum bisa sepenuhnya memenuhi keinginan konsumen. Karena seringnya mereka ingin memesan Macaroni Schotel atau Tahu Somay.
Padahal produk tersebut termasuk yang rentan basi kalau tidak langsung dikonsumsi. Terpaksa ku tolak juga. Kecuali kalau yang dipesan adalah brownies atau kue kering, masih bisa ku handle. Sedihnya menolak pesanan. Seperti menolak rejeki jadinya.
Aku ingin sekali Tiwi_Kitchen ini bisa berkembang dan berdampak.
Impian jangka pendekku, aku ingin mempunyai oven dengan kapasitas yg lebih besar. Membeli peralatan yang lebih mumpuni, serta ingin mempunyai asisten. Karena aku yakin usahaku ini masih bisa berkembang pesat.
Impian jangka panjangku adalah aku ingin mempunyai kafe. Membayangkannya saja sudah membuatku bahagia. Apalagi kalau bisa terwujud. Aamiin. Bismillah, semoga Allah SWT memudahkan langkahku.
Semangat untuk para perempuan hebat diluar sana, terutama para single mom. Yuk bisa yuk. Bersama #Sispreneur kita saling bergandengan tangan untuk hidup #JadiLebihBaik