#sispreneur ingin membuat tim agar bisa membuka lapangan kerja bagi yang membutuhkan
Halo nama saya Adek. Saya adalah seorang istri dan Ibu. Saat menikah, saya dan suami sepakat apabila saya ingin mendapat tambahan penghasilan, hanya bisa dilakukan dengam tetap di rumah sambil membersamai anak-anak.
Awal tahun 2020, memasuki awal masa pandemi, suami menjalani WFH. Anak-anak sekolah daring. Pusat perbelanjaan, tempat-tempat makan dan bakery banyak yang tutup. Kami termasuk keluarga yang suka jajan roti, cake dan aneka pastry manis di bakery. Melihat banyaknya bakery yang tutup membuat anak-anak kehilangan tempat membeli makanan manis favorit keluarga.
Saya pun berpikir, kenapa tidak membuat roti dan kue-kue yang disukai anak-anak saja? Selain lebih hemat dana anak-anak akan lebih bahagia dan bangga bisa makan cake buatan ibunya sendiri.
Berbekal ide diatas, saya pun mulai browsing video dan resep-resep cake di Instagram. Saya mencari resep-resep dengan bahan yang gampang dicari dan proses pembuatan yang sederhana meminimalisir kerugian bila hasil baking gagal. Modal saya waktu itu hanya bahan-bahan saja. Kebetulan, mama saya suka membuat kue juga sehingga alat-alat bakingnya lumayan lengkap.
Hasil baking saya foto dengan kamera hp, saya posting di FB dan IG dengan cerita dibalik pembuatan kuenya. Hasilnya beberapa teman memberi komentar positif. Sejak itu, saya pun rajin praktik dan posting di socmed.
Berbekal komentar positif teman di socmed, saya memberanikan diri menjual cake yang saya buat. Pertama kali saya buka pre order untuk bolen pisang dan mendapat pesanan 5 kotak. Seminggu kemudian membuka PO lagi dan mendapat 10 kotak pesanan dan selanjutnya bertambah lagi di minggu- minggu depannya. Memasuki tahun kedua, saya sudah menjual 500 kotak. Bagi saya, ini pencapaian luar biasa karena sedari awal niat saya hanya ingin membahagiakan keluarga dengan cake buatan saya namun ternyata orang lain juga menyukainya.
Saya pernah mengalami saat dimana bolen yang sudah dipesan gosong karena saya lupa membuat timer di oven, sehingga saya harus mengulang lagi proses pembuatannya dari awal. Rasanya deg-degan sekaligus panik karena kurir pengantaran juga sudah saya hubungi sehari sebelumnya agar bisa menjemput tepat waktu sedangkan bolen harus dibuat ulang. Akhirnya saya minta maaf untuk keterlambatan waktu bagi konsumen dan kurir. Dan mereka memaklumi.
Perjuangan saya mempertahankan @kuekue bakeshop sangat menantang. Ada kalanya pesanan sepi, namun saya tetap berusaha menarik perhatian pasar dengan terus belajar cara digital marketing contohnya membuat caption menarik, video, testimonial hingga teknik food photography.
Tujuan saya mengikuti #sispreneur ini adalah ingin menaikkan kelas bisnis saya. Bisa membangun tim untuk scale up bisnis bakery ini. Selain itu saya juga punya mimpi ingin mempunyai offline store di depan rumah agar bisa menjual cake dan pastry yang selalu tersedia bila ada konsumen yang membutuhkan tanpa memesannya di hari sebelumnya. Saya juga ingin membuka lapangan kerja untuk orang-orang yang banyak di PHK sejak pandemi melanda negara ini sejak dua tahun lalu. Namun yang pasti, saya berharap @kuekuebakeshop dapat menjadi besar dengan tim yang baik sehingga bisa membantu perekonomian keluarga saya dan tim.