Perkenalkan namaku Nita, gadis berusia 24 tahun yang senang bereksperimen dan berpetualang. Sebuah kombinasi yang berlawanan. Di balik jadwal kegiatanku yang padat, aku pernah mengalami burnout yang menghambat produktivitasku. Momen itu berat kurasakan saat tugas akhir sarjana, perasaan campur aduk antara kejenuhan san kegagalan dalam eksperimenku di laboratorium membuatku sedikit menarik langkah mundur. Aku mencoba segenap cara hingga kutemukan diriku membenamkan diri dalam hobi lamaku, merajut. Pekerjaan yang membosankan bagi sebagian orang, justru telah banyak menantangku untuk menciptakan rumusan dan pola baru. Eksperimen dengan benang, pikirku.
Semakin lama mahakaryaku bertumpuk, puluhan gulung benang tak terasa sudah kurajut menjadi aneka bunga yang memanjakan mata. Terbesit ide untuk menyelesaikan masalah yang menggangguku saat tiap perayaan wisuda diselenggarakan. Ya, sampah. Berbagai sampah buket snack dan bunga segar nyaris kutemui pada setiap sudut halaman gedung wisuda, miris dan membuatku berpikir keras "Bagaimana jika bunga yang kurajut bisa mengurangi sampah-sampah itu? "
Aku mencoba memberikannya sebagai kenangan untuk dosen pembimbingku, beliau sangat mengapresiasi kerja keras yang kubuat selama senggang waktuku. Memfoto, membuat media sosial, dan menawarkannya merupakan pembelajaran baru untukku. Aku tak percaya diri awalnya, aku bukan mahasiswa bisnis sehingga tak mahir mengelola usaha, egoku. Tapi aku berkeyakinan, jika aku bisa mengikuti tahap demi tahap seleksi hibah yang diselenggarakan Kemenpora 2019 lalu dan aku melakukannya dengan maksimal, aku harus berterima kasih pada diriku. Tak kuduga, aku berhasil mendapatkan hibah Wirausaha Muda Pemula Kemenpora RI 2019, sehingga aku bisa mengembangkan hobiku menjadi wirausaha. Kunamai dia Nitsayra_Crafts.id.
Nitsayra_Crafts.id sebagai nominator 3 besar UMKM Mandiri The Most Social Impacts yang diselenggarakan oleh Youngpreneur Indonesia Award 2020
Setelah memiliki sedikit keterampilan pada langkah awal, aku memberanikan diri untuk menawarkan kue buatanku. Mungkin terlalu biasa untuk seorang perempuan dalam memasak, tapi bukan itu yang aku maksudkan. Aku punya sesuatu yang berbeda, kesulitan memilih makanan karena alergi menjadi problema tersendiri buatku dan orang-orang yang bernasib sama. Sedih, tapi tak berguna jika berdiam diri.
Nitsayra_Küche.id menjadi langkah keduaku. Kubuat dapur menjadi laboratorium dimana aku bisa mengeksplorasi semua menu yang kusuka, lalu kutransformasi mereka menjadi makanan yang aman dan sehat. Kegagalan-kegagalan di dapur ternyata sangat menyenangkan, karena bagaimanapun rupanya rasanya tetap enak. Belajar dan berlatih ternyata membuatku jadi sedikit pandai.
Menu pertama berhasil kucoba dengan harap cemas, kue kering rendah gluten menjadi favorit. Aku kewalahan ketika permintaan kueku semakin banyak. Tak kuduga eksperimenku telah melahirkan berbagai inovasi sederhana yang baru. Eureka! Tapi tetap saja, setiap produk harus melewati berbagai eksperimen agar hasilnya cukup memuaskan.
Produk non dan rendah gluten Nitsayra_küche.id
Aku menemui titik balik dalam hidupku. Aku yang pendiam dan suka kedamaian menjadi senang berbicara di depan banyak orang. Aku jauh lebih berani untuk mengikuti berbagai kompetisi wirausaha yang notabene bukan bidang keilmuanku. Aku banyak belajar membuat diversifikasi produk dan mengatur berbagai komposisi bahan. Semoga aku bisa lolos Program Inkubasi Bisnis W20 Sispreneur ini sehingga bisa terus meninggalkan banyak jejak kebaikan di bumi melalui karya-karyaku yang sederhana, tapi bermanfaat bagi semesta. Dengan bantuan dana pengembangan usaha sebesar 18 juta, aku ingin sekali bisa memiliki outlet kecil serta berbagai kemasan yang ergonomis dan ramah lingkungan. Kuharap doamu terapal dan senantiasa membersamaiku.