Halo.. Perkenalkan nama ku Jihan Berta. Aku biasa dipanggil Ji. Ji berasal dari Sumatera Barat, tapi di kampung sih. Bisa sekitar 5 jam dari padang. Ji wanita single yang berkarier sebagai Pekerja Sosial dan dua tahun ini sudah menjadi tulang punggung orang tua. Sebenarnya, IMPIAN ji setelah wisuda, ingin sekali bekerja di Perusahaan di Kota Jakarta dan melanjutkan S2 sebagai Psikolog. Dulu punya impian ingin mengabdi sebagai Psikolog yang membantu banyak orang.
Nasib hidup berkata lain. Singkat cerita, tahun 2016 ji kembali ke kampung halaman. Ji mencoba untuk mengalah. Pada tahun 2018, Alhamdulillh bisa bekerja sebagai Pekerja Sosial. Setidaknya, basic s1 terpakai juga.
Singkat cerita. Tahun 2020, dimana ji menjadi tulang punggung keluarga. Sebenarnya, orang tua ku pensiunan PNS. Tapi, karena ketidakmampuan mengolah keuangan, dimasa pensiun mereka, mereka tidak mendapatkan gaji pensiun karena habis dengan membayar hutang di Bank. Ji juga mengalami kenyataan pahit, Ibu mendapatkan diagnosa dari Dokter Jiwa. Ibu di diagnosa mendapatkan sakit skizofrenia tipe akut.
Alhamdulillah, Tuhan memberikan ku jalan untuk mencari sampingan. Jujur, berdagang ini bukanlah tipe ku. Karena, awalnya, ji gengsi, tidak tau ilmu bisnis. Awal ji sebagai petani jamur tiram ini, adalah sebuah keisengan mengomentari status teman ku. ia selalu post jamur tiram. Akhirnya, ji tertarik untuk budidaya. Karena ji tidak punya basic sebagai pedagang. Ji mengajak teman untuk join. Semua modal dari ji. Dia hanya memberikan lahan. Desember 2020, ji memesan baglog sebanyak 1000. 1000 baglog ini banyak banget untuk pemula. Tapi ji nekad aja. Singkat cerita, ketika panen tiba, timbullah problem. Kemana hasil panen akan dijual. Akhirnya, ji memutar otak. Mengajak join pedagang pasar dan mencari orang untuk menjualnya setiap pagi selain post di media sosial.
Setelah problem pemasaran, temanku berulah. Ia mengusir ji agar tidak memakai lahannya lagi. Oh Tuhan.. gumam ji. Mengingat modal belum balik, akhirnya, ji memutar otak untuk memindahkan kumbung kemana. Ji sudah bertekad, nggak akan menyerah, karena sudah banyak habis uang. Balik modal saja belum, masak memilih untuk menyerah.
Akhirnya, ji membuat kumbung(tempat tumbuh jamur tiram) dibelakang rumah. Sebenarnya, banyak lika liku sebagai petani jamur tiram ini. Pembelian bibit pertama, belum balik modal. Keuntungan yang didapatkan masih sedikit. Bibit kedua pun, mencoba untuk membeli di kampung. Biar saling membantu. Tidak tau nya, mereka memberikan bibit yang jelek. Oh Tuhan. Gumam ji.
Alhamdulillh, singkat cerita. Tahun 2021 ji bertemu dengan petani jamur tiram lainnya dari kabupaten lain di sebuah acara. Kami saling tukar cerita. Akhirnya, ji memcoba bibit jamur dari Padang Panjang. Alhamdulillh, kami mendapatkan bibit yg cukup baik.
Nah, kenapa ji sangat tertarik sekali untuk mengikuti sisternet ini? Karena, ji ingin membuat usaha ini berkembang besar dan baik. Ji juga ingin memberdayakan wanita yang sebagai tulang punggung keluarganya untuk bekerja dengan ji. Selanjutnya, ji juga mau anak-anak muda terinspirasi untuk tidak malu menjadi Petani.
Saat ini, ji sedang membangun cafe untuk menjual olahan jamur tiram. Tapi, ji masih membutuhkan biaya untuk membuat rumah produksi jamur tiram. Kenapa ji butuh rumah produksi? Karena, untuk mengurus administrasi dengan pemerintah, harus memiliki ruangan khusus dalam membuat olahan frozen food. Ji juga mau ikut pelatihan membuat baglog serta membeli alat-alat yang sangat dibutuhkan dalam proses pembuatan baglog jamur tiram.
Ji yakin, ji layak sebagai 10 besar Finalis dari Sisternet. Karena, ji mempunyai tujuan mulia dan tekad yang kuat.
Selain itu, ji juga mau belajar pemasaran seperti di market place, tik tok, sehingga produk frozen food ji ini mudah dikenal banyak orang. Tentunya, dengan banyak nya orderan, ji akan mensejahterahkan keluarga ji dan wanita yang bekerja dengan ji yang sebagai tulang punggung keluarga juga.
Ji ingin membuktikan kepada semua orang, jika hal kecil kita fokuskan untuk meraihnya, maka kita akan menjadi besar suatu saat nanti. Jadi, walaupun hanya menjadi petani jamur tiram, kita jangan menganggap remeh. Kita tidak pernah tau, moment seperti apa yang akan membawa kita menjadi besar. Maka gunakanlah sebaik mungkin. Jaya Petani Indonesia dan Wanita yang sebagai tulang punggung keluarga.
#w20sisternet#jayaumkmindonesia#jayawanitaindonesia#