Terkadang dalam mendaki gunung, kita perlu istirahat sejenak.
Tapi bukan berhenti melangkah menuju puncak.
Begitu pula usaha, adakalanya berhenti 'tuk atur strategi.
Tapi segeralah bergerak, walau hanya satu maju satu jejak.
tatap arah kita, pastikan ia maju kedepan
jangan hiraukan mereka yang melesat duluan.
karena tujuan boleh sama, tapi kita tak harus melewati jalan yang sama
Hi sisters,
Perkenalkan saya Nike Rakhmawati, ibu rumah tangga yang berdomisili di Desa Rejotangan Kabupaten Tulungagung. Saya dan keluarga telah memulai usaha ketahanan pangan ini sudah kami mulai tahun 2011, melalui pembesaran 5000 benih gurame. Mahalnya harga pakan ikan dan sistem penjualan merugikan peternak, membuat kami terpaksa berhenti di tahun 2016.
Besarnya investasi kolam permanen yang dilakukan beberapa tahun sebelumnya, membuat kami merasa sayang jika kolam - kolam terbengkalai begitu saja. Dengan bermodal sisa gurame dan 900 ekor benih nila hibah dari tetangga, kami mencoba bangkit. Kali ini dengan pakan organik, tanaman air azzola mochrophylla, untuk menekan biaya pakan.
Kondisi ini sempat membawa angin segar. Karena dengan memilih brand ikan organik, kami bisa lebih leluasa menentukan harga jual dan membuat sistem perdagangan yang lebih adil. Konsumen datang dari Pasuruan, setelah iklan yang disebar melalui grup whatsapp. 85 kg ikan segar terjual di tahun 2018.
Pakan organik, membuat daging terasa lebih legit, namun pertumbuhan ikan tak secepat pakan pabrikan. Laju produksi yang tidak stabil dan sulitnya mencari pembeli yang aware tentang makanan sehat di daerah kami, membuat kami berhenti lagi dan memanfaatkan ikan yang tersisa sebagai konsumsi keluarga dan tetangga.
Vacuum dari perikanan, kami beralih pada penjualan ayam kampung organik, yang kebetulan juga kami pelihara. Kendala yang sama kami hadapi, masalah biaya operasional, harga jual, serta susahnya pengiriman ayam hidup/segar langsung ke konsumen, membuat kami mundur lagi. Budidaya ayam masih dilakukan hingga saat ini, namun skala rumah tangga.
November 2020 kami memulai memelihara lobster air tawar, agar kolam bisa kembali produktif. Beberapa alasan yang membuat kami memulai usaha ini:
Langkah awal, dimulai dengan 8 ekor indukan lobster. Trial and error rekayasa kolam dilakukan, agar lobster merasa berada di habitat yang alami di "laboratorium" pekarangan rumah. Kegagalan demi kegagalan kami lalui, hingga Agustus 2021 lobster beranak pinak dengan bahagia. Maret 2022, kami lakukan sortir lobster untuk mengetahui perkembangan. Alhamdulillah lebih dari 200 ekor hidup berdampingan.
Ke depan kami ingin mengembangkan kolam, yang saat ini baru 25kg lobster/panen, menjadi 1 kwintal/bulan, Target tersebut terinspirasi dari nishab zakat pertanian, agar semangat menyeimbangkan target dunia dan akhirat.
Kami berharap dengan mengikuti kelas inkubasi program W-20 #Sispreneur, kami mendapatkan ilmu untuk mengembangkan usaha. Modal yang bisa kami dapatkan jika memenangkan program akan sangat berguna untuk mengembangkan kapasitas kolam, membuat aneka olahan lobster, sehingga harga jual lebih baik dan jangkauan pasar lebih luas.
Perjalanan usaha dan produk Griya Ahnaf bisa disimak di https://griyaahnaf.weebly.com/
<iframe title="YouTube video player" src="//www.youtube.com/embed/_BtzOCurlFI?start=28" width="560" height="315" frameborder="0" allowfullscreen="allowfullscreen"></iframe>