I was always fascinated with fabric since I can’t remember when.
Bagi saya -Ayu Husodo- berbagai jenis kain dan motifnya selalu membuat saya tertarik untuk merubah selembar kain menjadi suatu produk, tidak hanya menjadi pakaian, tetapi juga menjadi bentuk yang lain. Latar belakang pendidikan dan pekerjaan awal saya tidak berhubungan dengan kain, namun saya besar di kota Surakarta, saya hidup dikelilingi indahnya kain batik. Hal tersebut membuat saya tertarik untuk menggunakan batik Indonesia sebagai material utama dalam produk yang saya buat. Disaat banyak yang mengatakan bahwa batik hanya cocok untuk baju kondangan, saya sudah mengolah kain batik menjadi produk home-living yang tidak mainstream, dan saya membuktikan bahwa batik memiliki tempat di hati banyak orang.
Ketika saya memulai usaha di tahun 1998, saat itu yang saya pikirkan hanya bagaimana saya bisa berkreasi dengan kain dan memberikan hasil yang mencukupi secara finansial. I was putting myself first above many things. Desain saya, produk saya, kebanggan saya. Always me. Berhasil? Bisa dibilang begitu, dengan banyaknya produk yang terjual dan digemari pembeli dari mancanegara saat itu. Bangga? Tentu saja.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, ada banyak hal yang saya pelajari, bahwa dalam berusaha, saya tidak bisa hanya memikirkan diri saya. Tahun 2007, ketika saya mulai mendesain produk untuk anak-anak, saya ‘dipaksa’ belajar bahwa produk untuk anak-anak haruslah aman. Saya harus belajar mengenai safety untuk produk anak-anak, dengan tidak menggunakan kancing misalnya, untuk boneka buatan tangan, supaya tidak memberikan resiko tersedak bagi anak-anak. Safety become priority too.
Tahun 2009, ketika saya mulai memiliki team yang membantu saya, saya dipaksa membuka mata, bahwa banyak sekali perempuan di sekitar saya yang memiliki skill memadai namun tidak berdaya karena tidak memiliki kesempatan untuk bekerja sesuai skill yang dimiliki. Dari hal tersebut, saya mulai memprioritaskan perempuan saat mencari team member untuk Strawberry Patch. Empowering women in our own way, one step at a time. Dengan membantu memberikan kesempatan kerja kepada para perempuan terutama yang sudah berkeluarga, kami bisa membantu mereka menyekolahkan anak-anak mereka, memberikan kesempatan bagi mereka untuk memiliki penghasilan dan membantu keuangan keluarga. Sistem kerja yang saya terapkan membuat betah karyawan, bahkan ada satu karyawan yang sudah berkerja dengan saja sejak 2009 sampai sekarang.
The more the years, seiring dengan komitmen untuk tetap memberdayakan perempuan, ada hal lain yang merisaukan saya: fabric waste. Dengan bertambahnya produksi, maka bertambah pula tumpukan kain sisa produksi. Hal tersebut membuat Strawberry Patch harus mulai merubah konsep sehingga tidak menambah masalah pada lingkungan. Komitmen Strawberry Patch untuk mengurangi limbah dalam proses produksi, menghasilkan produk yang dibuat dengan memanfaatkan kain sampai dengan potongan terkecil, seperti pouch dan produk home living lainnya. Produk Strawberry Patch menjadi unik karena untuk satu jenis produk, tidak ada desain dengan kombinasi yang sama persis, dan hal tersebut menjadi ciri khas dari beberapa produk Strawberry Patch yang mendapat respon sangat baik dari para pembeli. Pembeli lokal yang terutama dari kalangan ekspatriat sangat menyukai produk kami, pesanan tidak pernah berhenti mengalir.
When covid started, seperti banyak usaha yang lain, Strawberry Patch terpaksa menutup toko offline yang dimiliki, dan beralih ke penjualan online 100%. Dalam business plan, saya merencanakan untuk mengubah porsi penjualan menjadi online dan ofline dengan komposisi 80:20 di tahun 2022. Kami terpaksa bergerah lebih cepat dari rencana. Beruntung bahwa saya dianugrahi untuk melihat peluang pasar diawal covid, saat hampir belum ada yang membuat masker kain, kami sudah memulai terlebih dahulu sejak awal Maret, dan penjualan masker Strawberry Patch yang luar biasa selama 4 bulan pertama Covid membantu cash-flow kami untuk bertahan di awal pandemic. Namun setelah itu, kami terpaksa melepas karyawan satu demi satu demi bertahan di masa sulit. Hard? Yes. Surrender? Never.
Bisa dibilang, karena pandemic tersebut, saya menjadi punya waktu untuk membedah kondisi Strawberry Patch dan merencanakan kembali kemana arah usaha nantinya, jika kondisi sudah lebih baik.
Bersama staff yang masih ada, saya membuat desain baru untuk beberapa produk, membuat desain yang bisa mengoptimalkan penggunaan kain, dan memanfaatkan kain sampai ke potongan terkecil. Dengan promosi yang konsisten di media sosial, pembeli kembali berdatangan dan Strawberry Patch is running in a good shape again. Seiring bertambahnya pesanan, masalah baru timbul, ternyata cukup sulit untuk mendapatkan pegawai dengan keahlian menjahit yang bisa memenuhi standard kami, seperti yang dimiliki penjahit kami sebelumnya, yang sayang sekali harus kami lepas saat krisis, dan kami tidak berhasil merekrut mereka kembali. But show must go on, Strawberry Patch harus tetap jalan terus, tetap dengan konsep zero waste meskipun sulit.
‘Zero Waste’ juga menjadi spotlight global beberapa tahun terakhir ini. Semakin banyak konsumen lokal dan internasional yang sadar dengan bagaimana proses produksi dari barang yang mereka beli, dan produk-produk yang dianggap ramah lingkungan semakin mendapat tempat tersendiri. Hal tersebut memberikan peluang besar untuk Strawberry Patch untuk bisa bermain di level internasional. Untuk menuju kearah tersebut, saya ‘dipaksa’ belajar lagi untuk mencari tahu bagaimana kami bisa ikut masuk ke pasar global, dan program inkubasi -seperti program inkubasi W20 Sispreneur- adalah salah satu jalan bagi saya dan Strawberry Patch untuk menimba ilmu dan informasi. Tentu saja kami akan memerlukan dana -yang saat ini tidak kami miliki- yang tidak sedikit untuk persiapan produk, sampai produk tersebut bisa diterima di tangan konsumen di mancanegara, namun Strawberry Patch memiliki target bahwa dalam 2 tahun kedepan,dengan dukungan dana yang memadai, produk Strawberry Patch dengan konsep zero waste tersebut sudah beredar di mancanegara. Akan menyenangkan sekali jika saat teman-teman pergi ke mancanegara dan menemukan produk Strawberry Patch ada di local shop, I believe you will be as proud as us to see it. Dengan dukungan dari program inkubasi W20 Sispreneur, we will make this happen!