Halo Sisters!
Perkenalkan, nama saya Mutiara (25th). Seorang perempuan dari kota kecil Sukabumi yang sudah 6 tahun terakhir ini sedang menggeluti dunia wirausaha.
Sedikit cerita, sejak kecil saya sudah senang berjualan. Hal ini berawal saat di bangku sekolah kelas 5 SD. Dari Ibu saya yang hobi membuat aneka kue dan cokelat, saya mencoba menjualnya kepada teman-teman di sekolah. Ada perasaan malu dan takut awalnya, namun setelah memberanikan diri, ternyata saya berhasil menjualnya dari hari ke hari dan mendapatkan keuntungan. Sejak itu saya yang masih berseragam putih-merah itu menjadi tahu rasanya berjualan dan surprisingly jatuh hati dengan aktivitas tersebut. Sampai akhirnya aktivitas itu pun saya lanjutkan terus saat di bangku SMP, SMA, dan kuliah dengan aneka jenis produk dari mulai makanan, aksesoris, hingga jasa.
2016, Maret.
Long story short, tahun ini adalah tahun dimana saya lulus dari bangku kuliah. Dan tentu saja saya sangat bersemangat untuk mulai mengeksekusi mimpi mimpi saya. "Akhirnyaa, kewajiban saya sebagai pelajar sudah selesai dan saatnya memenuhi bucket list!" Pikir saya dengan antusias. Namun qadarullah, di saat yang bersamaan ternyata kedua orang tua saya harus menghadapi gelombang ekonomi dalam pekerjaannya, yang mana hal tersebut berimbas kepada kondisi ekonomi keluarga kami. Saya sebagai si sulung merasa terpanggil untuk turut mengambil andil dalam momentum ini, terlebih kedua adik saya pada saat itu masih sekolah. Saya yang awalnya memiliki beberapa opsi rencana pasca-kampus, mencoba meredam ego dan membaca serta menangkap situasi ini sebagai sinyal / challenge dari Tuhan untuk saya -seorang fresh graduate program studi ekonomi untuk mengaplikasikan apa yang sudah saya dapatkan ke dalam aksi nyata, dan berkiprah untuk keluarga. Akhirnya, saya pun membulatkan tekad untuk memulai karir di dunia wirausaha, a womenpreneur wanna be. Karena saat itu saya yakin bahwa wirausaha bisa menjadi fast-track dalam membantu menyeimbangkan kembali kondisi ekonomi keluarga saya. Keputusan yang tergolong minoritas diantara teman teman program studi ekonomi lainnya yang mayoritas memulai karir dengan sibuk melamar kerja ke perusahaan besar ini-itu. But it's ok, everyone has their own way.
Beruntungnya saya memang sudah menyukai aktivitas ini sejak kecil. Berbekal ilmu, pengalaman berjualan saat sekolah, dan modal secukupnya saya memulai usaha dengan serius. Dimulai dari bidang fashion, kemudian berganti ke bidang jasa, berganti ke bidang souvenir, dan akhirnya sampai ke bidang kuliner; Bakso Sedep (@baksosedep.id), yang Alhamdulillah masih terus berjalan sampai saat ini. Jenis usaha dengan waktu bertahan terlama dibanding jenis usaha sebelumnya, nih!
Saya percaya bahwa perlu ada faktor yang menjadi alasan kuat untuk seseorang melakukan sesuatu. Semakin kuat alasan tersebut maka semakin kuat pula seseorang mempertahankan dan memperjuangkan segala sesuatunya. Dan seperti yang sudah diceritakan diatas, alasan kuat saya dalam menjalankan usaha sampai saat ini adalah keluarga.
2018, September.
Bakso Sedep. Adalah brand kuliner aneka Bakso dan Mie Ayam yang saya kelola dan rintis dari nol. Dibantu oleh kedua orang tua saya, saya merumuskan konsep, meracik menu, menghitung anggaran, dan lain sebagainya hingga Bakso Sedep berdiri sebagai brand kuliner di Kota Sukabumi yang berkonsep kedai modern namun tetap mempertahankan cita rasa yang original dan otentik. Oh ya, selain konsep kedai yang dibuat modern, kemasan Bakso Sedep juga dibuat kekinian, lho!
Di tahun pertama, semua berjalan lancar dan baik. Bahkan Bakso Sedep berkesempatan membuka 2 cabang di 2 kota. Menuju tahun kedua, kami dihadapkan oleh situasi Pandemi. Yang sedikit banyak berdampak pada penjualan dan karakteristik konsumen. 2 cabang harus kami tutup dan seluruh akivitas penjualan dipusatkan di 1 cabang utama. Jika tidak memiliki alasan kuat, mungkin kondisi ini bisa membuat saya menyerah dan mengambil jalur karir lain yang lebih mudah. Namun, lagi lagi alasan keluarga menjadi faktor penguat saya. Berbagai langkah penyelamatan pun dicoba.
2022, Mei.
Setelah 2 tahun, pandemi bertransisi menjadi endemi. Bisa bertahan melewati zona kritis pandemi, saya bersyukur luar biasa. Dari perjalanan ini saya mencoba merefleksikan diri, bahwa ternyata ketika kita meniatkan segala sesuatunya pada hal baik, maka Tuhan akan membantu kita melalui arah yang tidak disangka sangka. Dan berkat perjalanan ini, saya menjadi memiliki impian besar untuk Bakso Sedep menjadi jembatan yang bisa membantu banyak keluarga lainnya agar bisa hidup lebih sejahtera. Bakso Sedep harus bisa ekspansi lebih luas untuk mencapai mimpi tersebut, di kancah nasional maupun global.
------
Uniknya, jika melihat jauh ke belakang, semua seperti memang sudah digariskan oleh yang Di Atas. Mutiara kecil yang berjualan cokelat di kelas 5 SD mungkin adalah Mutiara yang sedang Tuhan persiapkan untuk Mutiara yang saat ini, perempuan usia 25 tahun yang sedang terus belajar, berkembang, dan meyakinkan dirinya bahwa ia bisa going extra miles. Memenuhi bucket list baru, mengeksekusi mimpi mimpi baru, yang bisa bermanfaat bagi dirinya dan sekitarnya. Aamiin.
Oh ya, saya selalu yakin bahwa sesuatu terjadi untuk sebuah alasan. Dan mungkin, alasan saya bertemu dengan platform dan teman-teman #sispreneur ini juga merupakan jalan selanjutnya untuk saya berkembang dan mengembangkan usaha saya agar memiliki dampak yang lebih luas. Yuk, belajar dan berkembang bersama ya, #Sispreneur! :)