Bismillah,
Halo semuanya, perkenalkan namaku Shafira. Kebetulan aku adalah anak sulung dari lima bersaudara. Aku lulus dari jurusan Pendidikan Tata Busana dari salah satu perguruan tinggi di Bandung tahun 2016. Kegiatanku sekarang adalah menjadi ibu rumah tangga dan menjalani beberapa usaha kecil-kecilan seperti custom made kebaya, undangan digital dan homemade frozen food.
Aku sudah membantu orang tuaku dari sekitar tahun 2012 dengan membuka usaha catering Aqiqah bernama Dapur Aqiqah Haji Akang. Perjalanan awal ini bukanlah hal yang mudah bagi kami karena pada saat itu, digital marketing belum eksis seperti sekarang sehingga harus berjualan dari mulut ke mulut dan bisa bertahan sampai saat ini.
Beberapa tahun setelahnya, orangtuaku membuat produk baru untuk menambah penghasilan yaitu membuat bandeng presto frozen dengan resep dari nenekku. Karena pemasukan dari catering ternyata belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Oh ya, kebetulan keluargaku adalah orang orang yang sangat suka masak. Ayahku sebelum membuka usaha catering adalah manajer di salah satu restoran fast food ternama, namun resign karena ingin membuka usaha sendiri. Nenek, ibu, aku dan bahkan suamiku juga sangat suka berkreasi dalam memasak, jadi kami cukup perfeksionis soal rasa dan kebersihan makanan.
Sebagai pengusaha berarti menyetujui untuk mendapat penghasilan yang berubah-ubah. Pada awal pandemi covid-19 tahun 2020, usaha custom made kebayaku tidak berjalan lancar dan aku membutuhkan penghasilan. Akhirnya aku belajar membuat homemade dimsum dengan modal mengikuti tutorial masak temanku yang kemudian dimodifikasi resepnya. Dimsumku berbeda dengan dimsum kebanyakan yang menggunakan brutu dan kulit ayam sebagai lemaknya. Aku tidak menggunakan kedua bagian ayam tersebut karena kurang baik bagi kesehatan, oleh karena itu aku hanya menggunakan full paha ayam giling. Dimsum termasuk kedalam chinese food, sehingga untuk mengkonsumsi dimsum yang tidak berlabel halal harus berhati-hati bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim. Tentu saja, aku membuatnya dengan bahan bahan yang sudah berlabel Halal MUI.
Dalam satu bulan aku melalukan trial and error baik dari segi rasa dan bentuk. Aku mengeluarkan empat rasa pertama untuk usaha dimsumku ini, ada rasa ayam melted cheese (untuk orang yang alergi udang), ayam udang melted cheese, ayam mercon (untuk orang orang yang suka pedas) dan original ayam (untuk orang yang alergi udang dan dairy). Aku sudah memikirkan rasa tersebut agar pasarku lebih luas, mungkin suatu hari aku akan membuat banyak rasa yang lebih bervariasi.
Aku juga sudah membuat Instagram untuk usaha dimsumku tapi aku masih harus belajar banyak dalam menggunakan Instagram bisnis agar bisa aktif dan bekerja maksimal. Dengan mengikuti #Sispreneur ini, aku ingin sekali #BeraniNaikKelas bersama keluargaku. Tujuanku mengikuti kompetisi ini adalah untuk mendapatkan modal agar dapat memasukan produk dimsum ku ini ke PIRT dan MUI agar mendapat label halal dan memperpanjang halal untuk aqiqah dan bandeng prestonya juga. Aku juga ingin membeli mesin vakum, kulkas dan freezer supaya produk frozenku punya aset sendiri karena freezer yang dirumah sudah tidak cukup menampung produk dan bercampur dengan persediaan makan dirumah. Aku ingin bisnis keluargaku terus hidup sebagai pengahasilan tetap dan memiliki pegawai tetap sehingga kami hanya perlu berpikir tentang kemajuan bisnis bukan yang melakukan produksi karena orangtuaku semakin tua. Aku harap aku bisa bermanfaat bagi semuanya.