Hai , perkenalkan namaku Rian Diasti. Aku seorang ibu rumah tangga, aku memilih resign untuk membersamai suami dan anak-anak di rumah saat kehamilan anak keduaku. Awalnya semua baik-baik saja, hingga kami diuji dititik terendah dalam hidup kami dan pada akhirnya kami memutuskan untuk bangkit bersama, mengajak keluarga lain untuk berkolaborasi membangun Bank Sampah berbasis digital yaitu Bank Sampah Emak.Id.
Bank Sampah Emaik.Id saat ini sudah memasuki usia satu tahun semenjak didirikan pada tanggal 21 April 2021. Bank Sampah Emak.Id merupakan gerakan sociopreneur dengan program pemberdayaan masyarakat khususnya ibu-ibu untuk memilah dan memilih sampah dari rumah yang hasilnya dimasukan ke dalam tabungan bank sampah serta pemberdayaan bisnis bagi ibu-ibu.
Ada dua hal yang mendasari gerakan ini. Pertama, Fenomena jumlah sampah yang ada di Bandar Lampung luar biasa besar dan menjadi problem bagi masyarakat Lampung, kedua adalah pemberdayaan ibu-ibu khususnya Ibu rumah tangga untuk menjadi berdaya dari segi ekonomi. Berdasarkan hal tersebut, kami hadir membawa dua konsep. Pertama, konsep mengelola sampah dan pemilahan sampah dan yang kedua adalah konsep pemberdayaan masyarakat untuk berbisnis bersama dalam komunitas bank sampah.
Bank Sampah Emak.Id saat ini menjadi komunitas yang terintegrasi dan termanajemen dengan baik dalam proses pemilahan sampah dan pemberdayaan bisnis ibu-ibu nasabah. Program pembinaan dilaksanakan rutin setiap bulannya.
Satu tahun perjalanan usaha kami bukan tanpa kendala, kendala yang kami hadapi adalah persiapan di awal untuk mengikat para nasabah dengan menyiapkan karung pilah dan buku tabungan sebagai bentuk keterlibatan nasabah dalam gerakan pilah sampah dan sekaligus menanamkan mindset “pilah sampah dari rumah”. Selain itu, armada pengangkutan pun awalnya menjadi kendala kami, namun bisa disiasati, bekerjasama dengan mitra pengepul sampah yang menyediakan jasa pick up. Alhamdulillah kurang lebih satu tahun ini kami sudah membantu pemerintah dalam persoalan sampah sejumlah 24,83 ton per juni-november 2021 dan ini menjadi penghasilan tambahan bagi nasabah dengan jumlah tabungan berkisar Rp200.000-Rp1.000.000. Dalam satu tahun omset rata-rata 35 juta rupiah dengan margin profit digunakan untuk operasional tim dengan memberdayakan efektif 2.000 nasabah.
Jenis produk pada tahap awal ini, kami coba mengambil produk dari sampah bekas yang bisa didaur ulang. Selain itu, kami membuat wadah untuk produk jasa reseller dari , untuk dan oleh nasabah. Selanjutnya, kami ingin membangun kemitraan seluas-luasnya baik kemitraan usaha dengan para produsen ataupun meningkatkan kapasitas manajemen usaha ke tahap produksi. Produk yang kami ingin kembangkan seperti memproduksi madu, hewan kurban dan juga stokis untuk sembako dengan berkolaborasi dengan para nasabah serta program pembinaan nasabah agar lebih berkembang dan kompeten dalam proses bisnisnya.
Berdasarkan hal tersebut , harapan kami mengikuti program W20 Sispreneur adalah mampu mengembangkan bisnis melalui support pendanaan dan sekaligus juga support komunitas sehingga bisa memiliki dampak yang lebih luas untuk proses pemberdayaan dan juga bisnis yang kami jalankan.
Impact dari usaha kami adalah impact sosial juga impact bisnis/ekonomi. Secara permodalan kami memiliki sistem dan juga memiliki SDM yang luas dengan proses pembinaan yang berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan kebutuhan di era saat ini yakni kolaborasi dan terlibat dalam komunitas sehingga daya jangkau dari sebuah usaha jauh lebih luas dan juga bermanfaat untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan memperluas jaringan bisnis.