Hai Sisternet.
Perkenalkan, namaku Yelna Evita, Ibu Rumah Tangga dengan 3 orang anak dan suka berwirausaha. Sebelum menikah hingga anak pertamaku lahir, aku mengajar di salah satu sekolah swasta di Pekanbaru. Namun akhir tahun 2008, saat anakku berusia sekitar 6 bulan, aku mulai merintis usaha sendiri. Usaha pertamaku adalah membuka Bimbel untuk anak usia TK hingga berkembang untuk anak SD hingga SMP. Usaha ini berjalan beberapa tahun hingga akhirnya ditutup karena jumlah siswa yang menurun.
Berikutnya berbagai jenis usahapunku coba, mulai dari usaha catering, distributor beras, menjual roti, hingga akhirnya aku terinspirasi dari kisah perjalanan usaha pemilik Lapis Bogor yg memanfaatkan komoditi lokal sebagai bahan baku untuk membuat oleh-oleh khas kota Bogor. Kisah ini membuatku menajamkan penglihatan, kenangan. Hingga suatu ketika aku melintasi ujung kota Pekanbaru yg trotoarnya berjejer pedagang nenas lokal yg dijadikan oleh-oleh untuk keluar kota. Aku mulai membaca artikel tentang perkebunan nanas Riau yang luas, manis namun belum banyak olahannya. Ini membuatku optimis untuk membuat kue dengan cita rasa Riau dengan nanas sebagai bahan baku utamanya.
Berkali-kali percobaanpun dilakukan, kegagalan karena kandungan air didalam nanasnya membuat kue menjadi bantat menjadi tantangan tersendiri. Hingga akhirnya pada percobaan yg kesekian kalinya kue dari nanas berikut selai nenas berhasil dibuat. Dan lahirlah Lapis Nanas. Di awal tahun 2015 kami mengurus ijin P-Irt dan mempromosikan pada teman, tetangga dan kenalan. Namun karena kurang fokus, kurang ilmu, usaha ini stagnan. Namun aku masih bertukar cerita tentang Lapis nanas ini pada teman-teman yang punya usaha.
Sampai akhirnya tahun 2017, di Ibu Profesional Pekanbaru aku bertemu dengan teman-teman yg sudah memiliki usaha yg berkembang dan dengan senang hati mau berbagi ilmu. Dari teman-teman ini aku belajar tentang Brand, sehingga tersematlah Lapis Nanas Pak Long untuk Brand usahaku. Belajar juga tentang toko online di medsos dan market place serta bagaimana mengelolanya. Pembelajaran ini sangat berpengaruh, terbukti di hari-hari pertama toko dibuka, pembeli mulai datang dan begitu juga dengan pemesanan lewat online
Di awal 2018, aku mulai menjalin kerja sama dengan sejumlah gerai oleh-oleh di lokasi strategis guna memudahkan konsumen untuk mendapatkan produkku. Produksipun terus meningkat, di awal-awal hanya 8 kue sehari dengan harga 40 k perkotaknya, terus bertambah 20 kotak hingga 40 kotak perhari.
Selain bermitra dengan gerai oleh-oleh, aku bermitra juga dengan Travel Pariwisata Riau dan sejumlah instansi untuk pengadaan oleh-oleh.selain itu bekerjasama juga dengan sekolah-sekolah sebagai tempat belajar siswa magang, lokasi fieltrip anak TK dan tempat belajar membuat kue bagi kaum ibu.
Namun datangnya pademi covid di awal tahun 2020 menjadi tantangan baru bagi Lapis Nanas Pak Long untuk bisa tetap survive di tengah pandemi yg membuat dunia Pariwisata, usaha muram.
Akhir tahun 2021 seiring kondisi aktivitas masyarakat menuju normal, produksi di toko sudah setiap hari, kunjungan dan pesanan juga mulai naik. Aku berharap kedepan usahaku bisa terus berinovasi dengan melahirkan produk-produk baru berkualitas dan juga menjadi rumah bagi UMKM lainnya di Riau. Harapan ini membutuhkan pendanaan yang mencukupi untuk membuat packaging bagi produk-produk baru, penataan ulang toko agar dapat menampung produk-produk UMKM lainnya, peralatan produksi yg menunjang serta biaya promosi. Dan semoga harapan ini dapat terwujud lewat Program Inkubasi Bisnis UMKM Perempuan Indonesia ini.