Halo, Sista-sista semuanya.
Salam kenal, ya. Nama saya Dinar Khairunisa, usia 27 tahun. Saya adalah seorang istri dan ibu. Peran saya sebagai seorang istri dan ibu mengharuskan saya untuk memberikan yang terbaik bagi keluarga, termasuk perihal makanan yang kami konsumsi. Tidak sekadar enak, tetapi makanan untuk konsumsi keluarga saya juga harus menyehatkan. Maka dari itu, di sela-sela aktivitas saya mengurus rumah tangga, saya juga mulai berbisnis di bidang makanan, yang lebih sering dikenal dengan “Dapur Sugema”.
Ide bisnis ini juga dilatarbelakangi oleh pengalaman saya ketika sedang proses mengerjakan tugas akhir. Sebagai mahasiswa Kimia, saat itu saya sedang running reaksi di laboratorium yang tidak bisa ditinggalkan. Saya perlu makanan yang tinggal makan, sehat, dan tanpa perlu keluar laboratorium karena kurang fleksibel juga ketika harus menghentikan praktikum yang sedang saya kerjakan. Selain itu, saya melihat dan mengamati tetangga sekitar rumah saya yang tergolong keluarga prasejahtera, yakni seorang ibu bekerja sebagai ART di komplek sebelah, beberapa sebagai buruh pabrik, dan beberapa lagi membutuhkan pekerjaan untuk menopang atau membantu perekonomian keluarganya.
Dari kondisi itu, tercetuslah ide untuk mengajak ibu-ibu tersebut bekerja sama membuat makanan yang menyehatkan dan kemudian menjualnya. Saya mencoba menawarkan ide tersebut yang dan alhamdulillah disambut dengan baik. Selain kerja tambahan sebagai pemasak freelance di Dapur Sugema, para ibu tersebut juga masih bisa mengurus rumah dan keluarga. Di sisi lain, keterlibatan para ibu tersebut juga bisa membantu pasokan makanan untuk keluarganya masing-masing.
Walaupun demikian, perjalanan bisnis ini juga tidak selamanya lancar. Ada kalanya ketika harga bahan pokok melambung tnggi, kami menjadi dilema. Kami tetap mengupayakan solusi terbaik agar tetap bisa menyediakan makanan sehat dan bergizi dengan harga terjangkau untuk para masyarakat. Karena pada dasarnya, bisnis makanan Dapur Sugema ini bukan hanya berorientasi pada profit, melainkan juga menonjolkan kualitas dan cita rasanya. Selain itu, dari segi sosial kemanusiaan, kami juga mengupayakan agar para ibu yang sudah bergabung dengan Dapur Sugema tetap produktif berkarya melalui masakan-masakannya. Yang menjadi ciri khas Dapur Sugema adalah makanan rumahan yang dibuat oleh tangan-tangan para ibu dengan penuh cinta.
Adapun permasalahan di bisnis yang saya hadapi dalam mengelola bisnis ini adalah bagaimana pemasaran produk pascapandemi. Hal ini disebabkan beberapa kampus belum melakukan perkuliahan secara offline. Dengan demikian, mau tidak mau saya harus menawarkan dan memperkenalkan produk ini ke area komplek atau rumah tangga yang membutuhkan makanan atau katering (door to door promotion). Oleh karena itu, program #sispreneur ini semoga dapat mengakomodasi dan memfasilitasi para pelaku UMKM atau bisnis rumahan yang masih dalam tahap melakukan pengembangan bisnisnya. Terlebih, program #sispreneur bisa memberikan pelatihan, pendampingan, ataupun bantuan modal untuk keberlanjutan bisnis UMKM sehingga para masyarakat, baik pemilik bisnis maupun pekerjanya, memiliki kesempatan untuk lebih meng-scale up diri agar lebih berdaya dan bermanfaat bagi lingkungannya.
Berikut testimoni pelanggan Dapur Sugema: