Halo, Sista.
Perkenalkan, nama aku Aidah Nur Afifah, berasal dari Kebumen. Saat ini aku berusia 23 tahun. Aku adalah seorang perempuan yang menggemari dunia fotografi. Mungkin, tidak banyak perempuan yang menyukai dan terjun langsung sebagai fotografer seperti yang aku jalani sekarang ini. Bermula waktu SMA, aku mengamati bahwa ada beberapa fotografer di Kebumen yang segi marketing-nya mencari selebgram lokal, yaitu cewek-cewek yang sudah punya power, cantik, dan sebagainya. Mereka diajak kolaborasi untuk menjadi model foto. Menurutku, semua perempuan cantik dari sisi manapun dengan ciri khasnya masing-masing yang ditunjukkan dari hasil gambar. Misal, cantik ditunjukkan dari sudut kiri, sudut baju yang dijadikan produk., dan lain sebagainya. Jadi, kecantikan perempuan tidak sebatas dari wajah saja. Ketertarikanku di dunia fotografi ini juga dilatarbelakangi oleh realita bahwa jarangnya fotografer perempuan.
Berdasarkan pengalaman yang aku alami ketika hunting foto bersama para fotografer yang mayoritas laki-laki, biasanya ada model yang kurang nyaman diatur oleh fotografer laki-laki. Selain itu, fotografer laki-laki lebih mementingkan hasil, yang penting nggak ribet aja saat diedit (entah dari pencahayaan, tone, bentuk, atau suasana) sehingga mereka kadang juga kurang memperhatikan detail baju atau kerudung yang nggak rapi. dan lain sebagainya. Semetara itu, fotografer perempuan biasanya dapat membuat si foto tetap cantik dari perspektif cewek atau perempuan, entah cantik dari sisi pipi atau jilbab, dan sebagainya.
Karena jarang, menjadi fotografer perempuan merupakan tantangan dan sebuah hal baru yang perlu dicoba. Meskipun punya pengalaman sempat merasa diremehkan konsumen yang khawatir hasil foto kurang optimal, hal itu menjadi cambuk bagiku untuk membuktikan bahwa fotografer perempuan juga bisa berkarya dan bekerja secara profesional. Aku merasa bersyukur karena banyak customer yang merasa puas dengan hasil dan layanan foto dari bisnisku ini, bahkan beberapa MUA, wedding planner, dan pemilik kafe pernah mengajakku berkolaborasi untuk memfoto produk-produk mereka.
Bisnis yang aku rintis ini memang lebih mementingkan kualitas dibanding harga karena bagiku feecback bukan hanya nominal uang, melainkan juga kepercayaan. Selain itu, customer yang menggunakan jasa bisnis ini berkesempatan mendapat fasilitas foto produk, editing, dan desain. Jika menghendaki perpanjangan kontrak, kami juga menawarkan kerja sama untuk mengelola media sosial usaha atau bisnis customer..
Dengan berkecimpungnya aku di ranah fotografi ini, aku ingin perempuan sadar dan percaya diri akan kecantikannya karena sebetulnya cantik itu bukan terlihat dari wajah saja. Perempuan harus memunculkan rasa cantik dari dalam dirinya. Aku sebagai fotografer hanya memfasilitasi dan memberitahukan pada dunia bahwa perempuan cantik itu ialah mereka yang PD menerima diri sendiri, merasa nyaman bahwa ini aku dan aku siap memberikan karya terbaikku pada dunia.
Melalui program #sisterpreneur ini aku ingin mendapat supporting system untuk mengembangkan langkah untuk meneruskan perubahan ini. Selain itu, aku ingin mendapat ilmu. Harapan lainnya, melalui program #sispreneur ini aku ingin membuktikan dan mengubah persepsi Kebumen sebagai kota kelahiran dan tempat tinggalku sebagai kota termiskin di Tengah. Aku ingin menjadi salah satu pioner yang bisa berkontribusi untuk membuka akses perempuan-perempuan di Kebumen agar bisa belajar dengan orang-orang yang wawasannya lebih terbuka sehingga nantinya memberikan dampak terhadap mental ataupun mindset yang aware terhadap perubahan secara lebih dinamis.