Bisnis Lokal Es Dawet Ireng sebagai Peluang Usaha yang Prospektif
By : Selfi Khairunnisa
Hi Sisters!
Tidak ada kata terlambat untuk memulai bisnis. Begitu pula dengan saya yang saat ini berusia 21 tahun dan baru merintis sebuah usaha pada akhir tahun 2021. Salam kenal, saya Selfi Khairunnisa, seorang mahasiswi yang sedang merintis sebuah usaha yaitu minuman dawet ireng. Semula saya menjalankan usaha di bidang makanan olahan singkong, namun karena ada banyak kendala sehingga berhenti. Keadaan ekonomi keluarga yang menurun dan tidak ada pemasukan, membuat saya mencoba peluang usaha kembali. Ini menjadi motivasi saya untuk mengembangkan usaha dawet ireng. Yang membedakan es dawet ireng saya dengan yang lain yaitu terletak pada kekentalan santan karena berasal dari kelapa muda segar dan prosesnya tidak dimasak, namun diperas terlebih dahulu bersama dengan air yang dibeli di agen minum. Selain itu, warna hitam yang berasal dari pewarna alami dari damen yang dibakar pada es dawet ini juga menjadi ciri khas.
Masalah yang paling menonjol dihadapi bisnis ini terletak dari pemasaran karena bisnis ini masih baru. Riskan mengalami kerugian jika produk tidak habis. Selain itu ketahanan bahan baku yang kurang karena minuman ini mengandung santan sehingga mudah basi. Namun upaya saya agar tidak mudah basi yaitu dengan memberikan es batu. Masalah selanjutnya dari modal usaha masih minim, dengan demikian berdampak pada pengemasannya yang masih sederhana dan rawan bocor. Tempat berjualan juga masih secara offline di pinggir jalan, pasar, saya belum menerapkannya dengan basis digital sebab terkendala oleh SDM yang belum optimal. Terbilang usaha ini masih baru, upaya saya saat ini ialah mengandalkan dari segi rasa yang pas untuk lidah konsumen terlebih dahulu sebelum masuk ke tahap pemasaran yang lebih luas lagi. Upaya selanjutnya untuk perkembangan usaha es dawet ireng ini, saya meningkatkan skill dan pengetahuan berusaha untuk mengikuti pelatihan maupun bimbingan teknis dari Dinas Koperasi dan UKM Sleman dan turut bergabung dalam jaringan usaha di forum komunikasi UMKM di daerah saya.
Suka dan duka yang dihadapi selama menjalankan bisnis ini juga beragam. Sukanya yaitu tempat berjualan yang di pinggir jalan cukup strategis dan mendapat respon yang cukup bagus dari pelanggan. Namun kebanyakan pelanggan hanya orang lewat, bukan orang sekitar daerah itu jadi cukup sulit untuk melacak pelanggan untuk saya jadikan database pelanggan usaha ini. Selain itu pembuatan dawet ireng yang lebih mudah dan minim modal. Dukanya jika harga bahan baku naik yang berpengaruh pada keuntungan semakin sedikit.
Tanggapan pelanggan terhadap es dawet ireng ini banyak yang bilang enak karena kerasa gurihnya. Harapan saya ke depannya bisnis ini dapat membuka lapangan kerja. Di daerah saya perempuan-perempuan termasuk ekonomi ke bawah dan merupakan pengrajin. Sedangkan pemasukan es dawet ireng cukup banyak dibandingkan dari kerajinan bambu. Sehingga harapannya dapat memberdayakan perempuan-perempuan di daerah saya. Harapan ikut program #sispreneur semoga mendapat ilmu yang bermanfaat di bidang bisnis, tidak hanya kuliner minuman saja. Selain itu mendapat relasi yang lebih luas lagi dan termotivasi lagi untuk membantu orang-orang sekitar, tidak hanya mengembangkan bisnis saja.