Hai Sisters,
Kenalin namaku Vivi. Dulu aku seorang wanita yang bekerja di ranah publik. Namun, setelah menikah sepakat untuk berhenti dari pekerjaan. Sempat merasa galau dan tak berdaya. Biasanya aktif ke sana kemari, kemudian berubah diam di rumah mengurus pekerjaan rumah tangga. Melihat pencapaian teman-teman yang berkarir, ada rasa iri di hati ingin kembali bekerja. Rasanya down banget. Seakan dunia runtuh saat itu juga.
Tahun 2019 mulai bangkit berinovasi bersama adikku. Membuat bunga flanel yang bisa dibilang hasilnya jauh dari ekspektasi. Eksperimen lagi bikin kado unik. Dapat pelanggan pertama yang puas dengan hasilnya. Namun, untuk meningkatkan toko perlu produk lainnya.
Teringat tentang adanya larangan penggunaan kantung plastik/kresek menjadi awal ide pembuatan paper bag handmade. Mengubah larangan menjadi sebuah potensi bisnis. Dengan modal ilmu dari youtube coba membuatnya.
Orderan pertama 70 pcs dibuat selama kurang lebih 14 jam. Kebayangkan begitu panjang prosesnya. Padahal itu dikerjakan oleh 4 orang. Gimana kalau sendirian ya?
Memutar otak kembali untuk mempersingkat prosesnya. Berselancar di dunia maya melirik mesin pembuat paper bag. Harganya wow banget dan belum terjangkau. Hampir putus asa. Karena berpikir itu kerjaan melelahkan hasilnya tidak sebanding jika jumlahnya sedikit.
Semangat berkobar kembali ketika pesanan terus datang. Bahkan ada yang memesan 1000 pcs. Langsung deal dan terima DP. Awalnya hanya beli kertas 10 lembar langsung beli satu rim. Dari keadaan yang terjepit, muncul solusi. Proses pembuatan lama terpangkas. Kini dalam satu hari bisa 50 - 100 pcs. Bahkan orderan 1000 pcs ditambah orderan lain bisa diselesaikan dalam 1 minggu. Pencapaian yang luar biasa.
Toko pun semakin ramai. Apalagi bisa custom ukuran by request dan free design. Hal menarik lainnya jumlah order terjangkau untuk customer olshop kecil minimal pembelian 12 pcs polos dan 36 pcs untuk cetak logo, gambar atau tulisan. Untuk sampel-sampel ukuran dapat dilihat di Instagram @jendral.shop atau platform shopee : shopee.co.id/sutadwi11. Pastinya pelayanan cepat, harga ramah di kantong, dan hasil berkualitas.
Tidak mudah untuk mempertahankan bisnis ini. Saat PPKM diberlakukan, bisnisku pun mengalami penurunan omset. Biasanya paper bag yang kubuat digunakan untuk acara-acara pesta pernikahan, ulang tahun, dan lain sebagainya. Ditambah bahan baku naik dan sering kosong. Untungnya HPP sudah diperhitungkan dengan baik. Sehingga tidak perlu menaikkan harga untuk para pelanggan tetap.
Tujuanku mengikuti #Sisprenuer dari Sisternet ini adalah aku ingin mengembangkan usahaku menjadi lebih besar dan fokus pada ragam packaging. Tidak hanya packaging paperbag, tetapi juga berupa kardus kekinian, spunbond dan percetakan. Dapat membeli alat-alat yang mendukung seperti laptop untuk mendesain, printer untuk cetak, sablon digital, dan mesin pemotong kertas otomatis. Ingin menjadi distributor terbesar di Samarinda, juga membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar.
Bagiku bisnis packaging masih memiliki peluang yang besar untuk terus dikembangkan. Dari aku yang bukan siapa-siapa, suatu hari nanti bisnisku akan berjaya. Perekonomianku akan membaik. Aku pun dapat dengan bangga berkata, "Aku tetap bisa berkarya di rumah."
#Sisprenuer