Assalaamu'alaikum teman-teman, perkenalkan, saya Ismi, saya mau berbagi cerita tentang perjalanan bisnis jasa les privat yang saya jalani sekitar 15 tahun.
Dulu saat masih sekolah SD hingga SMA, saya senang sekali belajar terutama pelajaran tentang hitung-hitungan seperti Matematika, Fisika, Kimia, & Akuntansi. Seneng banget mencatat/merangkum materi belajar. Kalau nemu soal-soal yang tentang hitung-hitungan itu berasa tertantang dan seru aja gitu ngerjainnya.
Jika ada PR, saya suka gemesh kalau ada soal yang belum bisa dipecahkan sampai saya suka ngetok-ngetok rumah tetangga yang profesinya adalah seorang guru. Soalnya dulu saya adalah tipe siswa yang kurang PeDe untuk bertanya kepada guru saat di kelas. Sehingga di luar sekolah saya berusaha bertanya kepada guru lain yang membuat saya nyaman.
Saat saya mulai masuk kuliah, beberapa anak tetangga dan saudara datang ke rumah saya untuk konsultasi pelajaran sekolah. Yang tadinya saya suka ngetok-ngetok rumah orang, sekarang gantian rumah saya yang diketok-ketok hee.
Saat itu karena saya belum berkeluarga, jadi bebas, mau belajar kapan aja boleh asal saya lagi ada di rumah. Ini gratis dan saya senang aja ngejalaninnya. Karena dulu saya juga merasakan hal yang sama seperti yang mereka rasakan. Ngerasa kebantu banget dengan keberadaan tetangga yang bisa menjadi solusi untuk menjawab kesulitan PR atau pelajaran.
Saat kuliah memasuki semester 3 (2007), saya ditawari oleh sahabat saya untuk mengajar di bimbingan belajar. Di bimbel, yang awalnya saya mendapat jadwal seminggu 2x untuk mengajar privat ke rumah siswa. Lalu saya kemudian diamanahkan untuk mengajar beberapa kelas. Makin lama, dapat jadwalnya makin rutin, hampir setiap hari.
Tawaran mengajar privat pun semakin bertambah. Karena yang namanya ibu-ibu kan biasanya suka ada perkumpulan arisan atau pengajian. Biasanya suka sharing tentang gimana anaknya di sekolah. Akhirnya saya mulai mendapat telepon dari ibu-ibu lain yang meminta saya untuk mengajar privat anak-anaknya di rumah.
Lalu biasanya ibu-ibu suka cerita lagi ke saudara-saudaranya. Bahkan ada satu perumahan di daerah cinere yang sebagian penghuninya adalah saudara semua. Dan mereka jadi ikutan minta les juga. Untuk les offline, dulu memang ngga dikasih nama. Pokoknya les sama Kak Ismi.
Pada tahun 2020 saat pandemi, metode pembelajarannya berubah. Yang tadinya offline, menjadi online semua. Ada challenge baru, gimana caranya menyediakan media pembelajaran yang menarik bagi anak-anak. Saya mulai familiar dengan aplikasi-aplikasi baru seperti zoom, canva, GeoZebra Graphing Calculator, Equator Edition, dll. Dengan membuat media belajar yang berwarna-warni, ada gambarnya, dan juga didukung dengan aplikasi pembuat grafik dan bangun ruang yang rapi, harapannya hal ini bisa menjadi penyemangat bagi anak-anak untuk belajar dari rumah.
Pada akhir Akhir Februari 2021 saya bergabung menjadi saudagar di KIPMA Jakarta dengan brand Les Aja Yuk. Sampai akhirnya saya kepikiran juga untuk membuat video-video pembelajaran dengan durasi 5-10 menit lalu di upload ke channel Les Aja Yuk https://youtube.com/channel/UCl3hL7IEOAkjmQqbDdUl1WQ agar manfaatnya lebih luas lagi.
Oiya, salah satu keunikan dari Les Aja Yuk dibanding lembaga les yang lainnya adalah di tarifnya. Tarifnya bisa eksklusif (1 siswa bayar full), bisa juga memilih tarif ekonomis (harga dibagi dengan sejumlah siswa yang mendaftar dengan jenjang kelas yang sama). Harapan saya semoga jasa Les Aja Yuk semakin berkembang dan dapat menjangkau siswa-siswa di luar Jakarta. Aamiin.