Ibarat seorang anak yang berusia 7 tahun dan sedang . masa sekolah dasar untuk belajar lebih giat, seperti itu juga bisnis kesehatan yang saya tekuni hampir 7 tahun ini.
Hai, perkenalkan nama saya Annisa Sabhrina. Saya seorang dokter gigi dan ibu dari dua orang anak. Saya sudah mulai bekerja sebagai dokter gigi semenjak tahun 2008 hingga saat ini.
Setelah bekerja di beberapa klinik dan rumah sakit, pada tahun 2015 lalu saya memutuskan untuk membuka praktik dokter gigi pribadi yang berada di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan. Sebuah tempat di lantai 2 ruko yang bekerja sama dengan apotek menjadi tempat saya mencari rezeki dan juga membantu pasien dalam hal perawatan gigi.
Awal mula pendirian praktik dokter gigi ini juga sebenarnya tidak terduga. Pada tahun 2015 di saat anak pertama saya berusia 4 tahun, dia sering bolak balik ke rumah sakit sementara adiknya yang berusia 2 tahun juga membutuhkan perhatian saya. Singkat cerita, saya yang saat itu bekerja sebagai dokter gigi karyawan penuh waktu di sebuah layanan kesehatan memilih untuk berhenti dan fokus untuk mengurus kedua buah hati. Sebuah keputusan yang saya ambil dan tidak pernah saya sesali hingga saat ini, karena kedekatan yang terjalin dengan mereka berdua.
Namun, adaptasi aktivitas baru serta keinginan kuat untuk dapat praktik kembali tetap berada di dalam hati. Tapi takdir berkata lain, setelah saya memutuskan untuk berhenti bekerja suami mendapat surat PHK. Sebuah pukulan telak bagi kami berdua.
Tetapi di salah satu titik terendah yang kami hadapi saat itu, Allah membuka jalan rezeki melalui rencananya sendiri. Ada ruko baru yang dibangun tidak jauh dari rumah saya. Memiliki lokasi strategis di pinggir jalan, tempat parkir yang luas serta kondisi fasilitas yang cukup baik membuat kita tertarik untuk membuka layanan praktik dokter gigi.
Jatuh bangun dalam meniti sebuah usaha merupakan hal yang biasa. Apalagi semakin banyak kompetitor yang muncul membuat kita harus semakin jeli untuk membaca langkah yang harus dilakukan untuk mendatangkan profit bagi tempat usaha.
Membuat konten yang unik namun memberikan edukasi, belajar digital marketing serta mempertahankan pelanggan atau pasien lama melalui pelayanan prima dilakukan untuk meningkatkan performa baik secara online atau offline.
Sehingga salah satu loncatan terkait usaha ini adalah mengembangkan dari jenis usaha praktik dokter gigi menjadi sebuah Perseroan Terbatas (PT). Sabthra Sehat Visitama adalah batu loncatan kami di tahun 2021 lalu untuk membuat mimpi seorang #sispreneur seperti saya menjadi semakin nyata.
Layanan kesehatan yang bukan hanya saja memberikan pelayanan kesehatan gigi tetapi juga konsultasi laktasi, klinik kecantikan dan psikolog anak adalah sebuah mimpi yang tengah saya kejar saat ini untuk mewujudkannya.
Bukan itu saja, tawaran dari pihak lain untuk membuka cabang dokter gigi menjadi bahan pertimbangan kami untuk melebarkan sayap usaha tetapi memiliki hambatan berupa modal yang terbatas.
Pada saat membuka praktik dokter gigi pertama kali, modal yang kamu habiskan sekitar Rp 200.000.000 dan berasal dari pesangon suami. Sementara untuk estimasi biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan klinik kecantikan, konsultasi laktasi dan psikolog anak saat ini hampir menyerupai modal awal yakni Rp 200.000.000. Modal tersebut di dalamnya termasuk sewa ruko 1 tahun, alat dan bahan klinik kecantikan, biaya operasional, dekorasi ruangan, biaya marketing dan lainnya.
Maka saat #sisternet dari XL Axiata membuat kompetisi W20 #Sispreneur : Program Inkubasi Bisnis UMKM Perempuan Indonesia saya sangat tertarik untuk ikut serta dan mencoba merealisasikan mimpi yang saya punya yakni melebarkan Griya Sehat Sabhrina
Siapa tau saja, kompetisi #sispreneur ini adalah sebuah jalan untuk perempuan yang percaya bahwa mimpi mereka harus diwujudkan.