Hai sisters, saya Enny Tyasati, founder Strawberry Preschool & Daycare Jember. Bagi saya, pendidikan adalah separuh jiwa saya saat ini. Memang bila dari latar belakang pendidikan, bisa dibilang nggak nyambung. Saya adalah seorang sarjana Teknik Industri, namun saat ini bergerak di bidang pendidikan anak usia dini.
Panggilan jiwalah yang akhirnya membuat saya menekuni usaha di bidang layanan pendidikan. Berawal dari keputusan resign dari suatu lembaga pendidikan, saya dan suami memberanikan diri mengembangkan usaha english course yang sudah kami rintis sebelumnya menjadi lebih berkembang. Rencana awal sebenarnya ingin lebih mengembangkan english course menjadi beberapa kelas. Namun ada permintaan salah satu siswa kami yang menginginkan masuk kelas di pagi hari.
Peluang nih, begitu batin saya. Langsung saya iyakan dan keesokan harinya kami membuka kelas pagi dengan nama Strawberry Preschool. Diawali dari satu siswa tersebut, kami berusaha secara perlahan memberanikan membuka preschool (setara TK).
Sepekan kemudian ada anak tetangga yang kelihatannya tidak mendapatkan pengasuhan intens dari orangtuanya, sehingga harus bermain sendirian. Wah, lumayan nih buat nambah siswa, pikir saya. Lalu, dengan ijin orangtuanya, keesokan harinya ananda sudah menjadi siswa Strawberry.
Hari berikutnya, orang tua ananda menanyakan apakah bisa jika bersekolah full day, dari situlah cikal bakal program daycare. Sejak itulah, Strawberry resmi menyandang nama STRAWBERRY PRESCHOOL AND DAYCARE, dengan jumlah dua siswa. Prinsip kami saat itu, menghargai dan mensyukuri sekecil apapun pemberian Tuhan sebagai langkah awal keberhasilan suatu usaha. Kala itu saya ingat betul kalender menunjukkan angka tahun 2009.
Enam bulan berselang, alhamdulillah siswa preschool kami bertambah menjadi lima siswa. Dari sini, kami berusaha mengembangkan lagi dengan perubahan sistem, biaya, dan kurikulum yang sesuai. Nama Strawberry pun yang pada awalnya hanya nama sementara, kami tetapkan menjadi nama lembaga. Supaya lebih bermakna, kami menerjemahkan kata Strawberry menjadi Strong Wise don't be worry.
Kurikulum yang kami terapkan berbeda dengan yang lain. Namanya kurikulum SOJASOKU, iso jalaran soko kulino, yang berarti bisa karena terbiasa. Kurikulum SOJASOKU ini terbentuk berawal dari aplikasi kurikulum nasional PAUD yang sudah berjalan dan penambahan kurikulum khas Strawberry yang disesuaikan dengan kearifan lokal daerah kami, Jember, Jawa Timur.
Bukan berarti setelah kurikulum SOJASOKU kami terapkan, segalanya berjalan dengan mudah. Hambatan pastinya selalu hadir mewarnai. Terutama tantangan yang harus kami hadapi adalah daycare di daerah kami, masih belum berkembang sedemikian rupa. Wajar jika kemudia, kurikulum yang kami gunaan ini dianggap tidak lazim. Pada umumnya, paradigma menitip asuhkan anak sebatas pada menemani anak bermain tanpa agenda jadwal terstruktur dengan tujuan perkembangan terukur. Apalagi dengan waktu panjang layaknya full day school. Belum lagi, ada stigma di masyarakat bahwa menitip asuhkan anak pada suatu lembaga dianggap orangtua yang kurang perhatian pada anak atau terlampau sibuk. Ada juga di sisi lain yang menganggapnya tabu dan tidak umum untuk daerah seperti Jember.
Sedangkan bagi orangtua yang akhirnya memutuskan menitip asuhkan anaknya pada lembaga, ada banyak kekhawatiran. Misalnya bagaimana dengan pola asuhnya, asupan gizi yang terkandung dalam makanannya, bagaimana dengan pola tidurnya, waktu dan cara bermainnya, serta 'urusan belakang' semacam pergi ke toilet dimana anak-anak belum bisa melakukannya secara mandiri.
Dengan itu semua, kami tetap optimis apa yang kami lakukan ini bisa diterima dengan baik dengan edukasi terus menerus dan konsisten memperbaiki layanan.
Kami pun menerjemahkan kurikulum SOJASOKU tadi ke dalam berbagai program fun activities terukur dan terencana yang dilakukan secara berkala. Fun Games dilakukan setiap hari Senin dengan kemasan games tradisional dan modern, dengan tujuan mengoptimalkan psikomotrik kasar dan membentuk jiwa sportivitas. Di hari Selasa, ada aktivitas Fun Cooking, merupakan kegiatan memasak bersama dengan tujuan melatih anak- anak untuk mengenal warna, bentuk, ukuran, angka, tata urutan, english, dan matematika yang dapat meningkatkan pola berpikir urut.
Selanjutnya di hari Rabu, diadakanlah Kids Science, bertujuan untuk mengajak anak kreatif melakukan percobaan dengan bahan yang ada di sekitarnya. Misanya membuat gelembung sabun, memberikan warna pada cairan yang beraneka macam, dan kreativitas lain berbau sains.
Gardening yang dilakukan setiap hari Kamis, mengajak anak-anak untuk mengenal bagaimana proses bertumbuh itu terjadi. Selain itu, anak-anak juga diperkenalkan dengan pengolahan alam sekitar. Kami juga mengenalkan konsep reduce, reuse, recycle, sehingga sejak dini diharapkan tertanam rasa cinta lingkungan dan bertanggung jawab dengan apa yang dikonsumsinya. Lanjutannya, di hari yang sama, kami juga menyelenggarakan Tapak Suci, sebagai seni beladiri yang diajarkan sejak dini dengan tujuan supaya anak-anak berani mempertahankan diri.
Kegiatan panahan atau Archery dilakukan setiap hari Jumat. bisa diikuti anak-anak sejak usia 2,5 tahun. Bertujuan untuk melatih fokus, terarah, melatih otot dan juga memupuk keberanian. Dengan penerapan kurikulum SOJASOKU yang diimplementasikan dalam program fun activities, perlahan namun pasti, kami dikenal dengan baik di masyarakat dan menjadi salah satu rekomendasi preschool and daycare di kalangan orangtua, terutama orangtua pekerja. Ada yang asli warga Jember, dan mayoritas orangtua pekerja yang dipindah tugaskan ke kota Jember dan tidak memiliki sanak saudara untuk dititipi. Saat ini, 11 tahun berjalan dengan segala dinamikanya, kami telah memiliki 65 siswa dengan jenjang usia baby 2 bulan sampai usia pra SD 6 tahun. Sungguh saya dan suami tak menyangka kami akan sampai di titik ini.
Dengan semakin berkembangnya Strawberry, kami berencana mengembangkan skala yang lebih besar dengan penambahan beberapa unit usaha yang bisa membantu perkembangan Strawberry, seperti baby spa, bookstore, edu toys (product), home care, dan boarding house yang diperuntukkan untuk anak-anak. Ini menjadi semacam roadmap dalam 5 tahun ke depan agar Strawberry bisa berjalan beriringan dengan unit usaha lainnya. Selain itu, juga ada renaca untuk membuka jenjang yang lebih tinggi yaitu sekolah dasar dengan mengembangkan kurikulum unik yang kami miliki.
Dengan bertambahnya siswa dan para pengajar yang saat ini berjumlah 13 orang, tantangan berikutnya adalah bagaimana cara membangun tim (team building) dengan lebih baik, sehingga sistem Strawberry bisa berjalan dengan tepat, konsisten, dan sustainable.
Mengikuti program #Sispreneur ini, saya secara khusus berharap untuk bisa mendapatkan insight dari ilmu-ilmu bisnis yang nanti diajarkan melalui kelas inkubasi bisnisnya. Supaya ke depan bisa mengembangkan usaha dengan baik, membangun team building yang kuat dan menjadikan Strawberry sebagai sekolah dan daycare yang berkualitas, humanis, dan agamis.