Hallo,
Saya Monalisa, berusia 22 tahun. Saya berasal dari Bengkulu, di daerah saya rata rata bekerja sebagai petani jahe, jahe merah sist. Banyak banget jahe di sana, tapi sayang belum ada olahan yang inovatif, rata-rata jahe disana diolah menjadi minuman seperti bandrek, permen, selebihnya dijual ke tengkulak. Kalau dijual ketengkulak kan biasanya harga nya suka suka tengkulak, banyak merugikan petani. Saya berpikir kalau begini terus, orang-orang di desa saya tidak bisa maju maju, padahal yang kita tahu jahe merah memiliki harga jual yang lumayan tinggi. Saya merasa jahe merah ini peluang usaha kalau dijadikan varian produk olahan, dan saya membeli jahe merah dengan harga yang pantas dari petani, dengan harga yang lebih tinggi dari tengkul tawarkan. Saya melakukan mini research mengenai olahan jahe, akhirnya saya memutuskan untuk membuat olahan nugget jahe.
Nugger jahe? Pasti kalian membayangkan olehan nya seperti nugget ayam kan, oitss tentu bukan dong, nugget jahe ini seperti karamel, dengan bahan jahe organik yang dicampur dengan kelapa dan gula merah. Rasanya hangat saat dimakan, manis pas, dan menyehatkan. Target pasar kami aslinya semua kalangan sister, tapi ternyata yang beli jahe saya ini usia usia dewasa yang melek akan kesehatan, anak muda sangat jarang. Makanya saya tuh ingin menjangkau anak muda, tapi saya bingung harus melakukan strategi marketing seperti apa..
Marketing, menjadi hal yang ingin saya pelajari, saya menyadari saya kurang optimal dalam marketing. Selain marketing tim saya nih, jumlahnya masih 4 orang sist, tapi mereka bekerja bukan full time, jadi Nugget jahe juga mengalami kendala nih dalam organisir pekerja. Karena pekerja belum teroganisir dengan baik jadi data untuk stok barang antara petani dan saya masih belum terintegrasi dengan baik. Harapannya sih nanti saya dan teman-teman saya bisa mengorganisir dengan baik, terstruktur sehingga dapat terintegrasi dengan baik, menjangkau semua wilayah di Indonesia dan menghasilkan value yang meningkat.