By : Alin Julda Qonita
Hi Sisters!
Menjadi seorang ibu rumah tangga dengan satu anak bukan menjadi halangan untuk berkarya. Perkenalkan saya Alin Julda Qonita, perempuan berusia 25 tahun. Saat ini saya sedang merintis usaha di bidang fashion muslim/ah yaitu kerudung dan handshock homemade, gamis dan koko yang dapat custom size, dan toko batik cap. Usaha fashion ini diberi nama geraikaffah yang dirintis saat saya masih kuliah dengan diawali menjadi reseller salah satu brand hijab yang sudah cukup besar namanya. Pada saat itu harga hijab brand tersebut semakin tinggi karena permintaan pelanggan yang semakin meningkat sehingga harganya secara berkala mulai semakin mahal. Hal ini yang mendasari saya kemudian membuat produk serupa dengan biaya produksi yang seminimal mungkin namun kepuasan pelanggan maksimal. Motivasi lainnya adalah keinginan untuk menyebarkan pesan bahwa kita sebagai Muslimah memiliki aturan dalam berpakaian.
Bisnis fashion muslim/ah sudah banyak digeluti, namun yang membedakan geraikaffah dengan brand lain adalah menerima custom size dan dalam jumlah besar (untuk satu keluarga), harga nya pun sama dengan harga yang tidak custom size. jahitan halus meski waktu tempuh jahit masa PO 7-10 hari, mengangkat model-model yang super minimalist tapi masih elegan sehingga cocok untuk semua umur. Permasalahan saya selama menjalankan bisnis ini yaitu mental sebagai seorang pebisnis yang masih up and down. Oleh karena itu, saya berusaha untuk mengatasinya dengan cara perbanyak baca buku, melatih copywriting, mencari mentor bisnis, dan membentuk sebuah tim.
Selama berbisnis pasti ada suka dan duka. Sukanya dari pertama hadir, setiap open pre-order yang tadinya hanya 30pcs di tahun 2018 hingga naik nembus 100++ pcs di tahun 2020. Serta teman dan keluarga yang support penuh dengan usaha ini. Untuk dukanya, di awal merintis geraikaffah semua saya kerjakan sendiri, mulai dari membeli kain ke kota hingga produksi. Hingga kemudian akhirnya dapat mengajak orang untuk bekerja sama menjadi tim. Puji syukur selama menggeluti bisnis ini, pelanggan-pelanggan selalu memberi respon positif dengan produk-produk geraikaffah yang modelnya kekinian, cutting-nya pas, dan nyaman.
Pindah ke desa tidak menutup peluang untuk berhenti melanjutkan bisnis geraikaffah kami yang awal mulanya saya sepakat dengan tim akan menutup toko entah sampai kapan belum ditentukan waktunya namun setelah kami pindah melihat peluang sama seperti saat kami di kota kami tetap melanjutkan bisnis geraikaffah kami dengan penambahan inovasi. Terbantu pula dengan adanya digital marketing dalam perpanjangan calon customer sehingga saat itu kami mengikuti kelas digital marketing yang masih sangat dasar, diajarkan sampai bisa dan harga sangat terjangkau. Didesa setelah saya survei ternyata orang-orang disini sudah pada melek internet, sudah paham apa itu market place seperti shop**, tokope*** dan lain lainnya ditambah lagi dengan ekspedisi yang sudah mulai hadir hingga ke tingkat unit desa/ kecamatan sehingga banyak konsumen yang membandingkan harga. Banyak toko yang tutup karena pelanggan lebih suka beli online dan hal ini yang bisa saya ambil pelajaran sekali dalam membuka toko offline disini, digital marketing dibutuhkan hingga unit terkecil di desa. Saat kami buka toko offline pertama kali kami mengandalkan marketing di desa yang masih “mulut ke mulut” juga dari kerabat, tukang sayur, orang yang habis pulang dari ladang lalu lewat rumah kami, ibu RT, hadir dalam arisan-arisan.
Harapannya geraikaffah dapat menjangkau ibu-ibu rumah tangga untuk menjalankan bisnis dari rumah. Dengan menjalankan bisnis, harapannya para perempuan semakin percaya diri dengan kemampuannya. Serta semakin semangat mendalami potensi kecil dan terdekat yaitu rumah. Selain itu dapat menyejahterakan para marketing yang semuanya perempuan, paling tidak mencukupi bekal kebutuhan pangan sehat untuk keluarganya karena perekonomian keluarga meningkat. Juga memberi pengalaman bisnis dan era digital marketing kepada anak-anak setara SMA/K/P untuk belajar dan berinovasi sehingga anak-anak millenial sekarang kekuatan sosial media nya dapat menghasilkan tanpa harus buka toko offline ataupun sibuk ngitung berkas penjualan. Pandemi ini sebagian orang banyak sekali pedagang yang bangkrut termasuk kami geraikaffah karena kosong pembeli beberapa bulan namun ada salah satu siswa yang menanyakan pekerjaan kekami karena semua pembelajaran online sehingga butuh membeli kuota namun belum mampu untuk membeli kuota lebih, terlebih jenis handphone yang dimiliki kurang memadai sehingga harus kerumah temannya untuk berbagi device. Hal-hal inilah yang menjadikan semangat saya untuk tetap menghadirkan geraikaffah ditengah-tengah usaha kami yang masih kecil-kecilan atau setara UMKM. Besar harapan saya geraikaffah bisa menjadi perangkul para muda millenial untuk belajar ilmu perdagangan di era digitalisasi serta para ibu yang belum mampu mengikuti arus digitalisasi karena keterbatasan fasilitas namun tetap bisa berkarya dari rumah.
Melihat, membaca, dan memahami isi dari program #sisterpreneur harapan saya mengikuti program #sispreneur agar bisa bertambah berdaya, ilmu, jaringan, semangat, inovasi, rezeki, dan bertambah hal baik lainnya. Karena saya yakin dengan memperkaya ilmu, Tuhan akan mempermudah urusan saya termasuk bisnis saya. Dengan mengikuti program ini sama artinya geraikaffah sedang mau bertumbuh lagi lebih baik, lebih ok, dan lebih besar. Harapannya dengan mengikuti program ini juga bisa bertemu expert yang selama ini banyak sekali tanda tanya besar dalam bisnis saya yang kemudian bisa saya utarakan nanti bersama expert. menjawab pertanyaan dari masa trial and error sebagai owner dalam pengembangan digitalisasi marketing, bagaimana kerja tim yang bagus, bagaimana caranya agar partner tidak lari dari kami, serta cara mempertahankan customer. Hal sederhana namun berdampak besar dalam dunia bisnis.