By : Risqi Fandilah
Halo sisters!
Salam kenal, nama saya Risqi Fandilah atau biasa dikenal dengan nama panggilan fandil. Saat ini saya belum menikah dan di usia yang telah menginjak 24 tahun, saya sedang menggeluti usaha di bidang kuliner. Usaha ini saya beri nama “PISKEP” atau pisang kepang. Awal mula usaha piskep karena di masa pandemi saya tidak punya uang sama sekali dan sungkan minta uang ke orang tua yang bekerja menjadi buruh bangunan dan buruh pabrik. Agar aktivitas di rumah tidak hanya sekolah dan kuliah online serta ada pemasukan tambahan, akhirnya punya ide untuk mengembangkan bisnis bareng kakak dan adik-adik. Sehingga dapat produktif meskipun di rumah saja.
Ide untuk mengolah pisang menjadi produk makanan yang dapat dijual berasal dari youtube yang kemudian langsung dieksekusi. Produk olahan pisang kepang ini mendapat respon yang cukup bagus dari orang-orang sekitar. Hingga akhirnya saya mulai memberanikan diri untuk memasarkan piskep ke saudara dan berhasil mendapatkan tiga reseller. Setiap harinya kami memproduksi piskep sebanyak 100 pcs, ditambah jika ada pesanan orang yang akan mengadakan hajatan.
Konsepnya hampir sama dengan pisang molen, perbedaannya ada di bentuknya. Kalau pisang molen itu pisangnya hanya dibalut dengan adonan tepung. Kalau piskep, pisangnya dibalut dengan adonan tepung yang dikepang. Jadi bentuknya lebih menarik, lebih gurih, dan kriuknya bertahan lebih lama. Piskep juga menjadi makanan yang cukup iconic karena belum ada makanan seperti itu di daerah Kudus pada saat itu hingga sekarang. Respon dari masyarakat selama ini terhadap produk olahan “Pisang Kepang” juga cukup bagus.
Dalam berwirausaha pasti mengalami kendala, tak luput dengan usaha saya. Kendala yang saya hadapi yaitu kurangnya personil (staff produksi), yaitu hanya ada lima orang mencakup saya, kakak, dan tiga adik. Karena kami berlima masih sekolah dan kuliah online, serta tidak ada orang lain yang membantu lagi sehingga jika ada pesanan yang cukup banyak terkadang mendapat komplain dari pelanggan karena tidak tepat waktu dalam pengiriman. Pada saat mendapat pesanan 500 pcs dan harus selesai pada pukul 06.00 pagi, proses pembuatan yang cukup ribet karena adonan yang harus dikepang satu per satu dengan telaten sehingga perlu dikebut dari jam 7 malam hingga jam setengah 6 pagi. Hal ini dilakukan sebagai bahan perbaikan demi produk piskep tepat waktu sampai ke pelanggan. Ini sebagai bentuk tanggung jawab kami karena sudah dipercaya oleh pelanggan.
Saya berharap semoga bisnis ini bisa memberikan pelatihan dan dapat membuka lapangan pekerjaan bagi orang-orang sekitar, khususnya bagi perempuan yang belum memiliki pekerjaan dan ibu rumah tangga. Karena di sekitar rumah saya ada beberapa perempuan yang sudah di-PHK dan ibu-ibu rumah tangga yang ekonominya masih kekurangan. Sehingga harapannya bisnis yang kami bangun ini bisa memberikan pelatihan dan membuka lapangan pekerjaan bagi mereka. Selain itu, saya berharap bisnis ini dapat diterima agar saya dapat terus belajar untuk menggali ilmu dan pengalaman, serta meningkatkan softskill saya di bidang kewirausahaan.