Semangat sehat Sisters….
Setiap orang pasti punya cerita menarik di masa pandemi ini. Pandemi belum berakhir dan akan ada cerita yang berkesan di hati, sedih maupun bahagia. Perkenalkan saya Inggrid Galuh, seorang ibu dan juga entrepreneur di bidang kerajinan tangan/craft, khususnya menjahit dengan nama usaha Ahza Patchwork. Saya punya kisah tentang perjalanan usaha saya selama pandemi ini.
Ahza Patchwork merupakan usaha jahit yang berawal dari passion dengan memanfaatkan kain perca, dikombinasikan dengan beberapa jenis kain lainnya menggunakan teknik patchwork. Kain perca (katun jepang) yang saya gunakan merupakan sisa kain dari limbah fashion yang didaur-ulang menjadi produk yang memiliki manfaat dan nilai ekonomis. Usaha jahit ini kemudian berkembang menghasilkan produk craft lainnya yang mengedepankan kualitas HANDMADE, seperti totebag, masker kain, pouch, tempat tisu dan lainnya.
Sebelum fokus dengan produk kreasi perca, saya juga memproduksi mukena balita. Sebagian besar perca saya didapat dari sisa produksi mukena ini. Namun pandemi membuat permintaan atas mukena balita menurun drastis. Channel pemasaran juga semakin terbatas karena saya biasanya memasarkan produk melalui bazar di mall dan perkantoran.
Tahun 2021, saya mengalami long covid symptoms (gerd dan anxiety) yang kemudian mempengaruhi aktivitas saya. Produktivitas saya sangat terhambat karena faktor kesehatan. Namun, di saat yang bersamaan, banyak tawaran pelatihan secara online untuk up-grade skill maupun manajemen usaha baik yang diinisiasi pemerintah maupun non-pemerintah. Ini seperti 'obat' atas kesedihan omset yang menurun selama pandemi dan jalan untuk mengatasi anxiety dengan mengalihkan pikiran pada hal-hal yang positif. Saya alihkan fokus saya pada evaluasi bisnis, yang kemudian saya dapatkan dari serangkaian pelatihan seperti manajemen pencatatan keuangan usaha, digital marketing, strategi pemasaran, business model canvas dan banyak lagi.
Mengikuti Program Inkubasi Bisnis W20 Sispreneur yang diinisiasi Sisternet ini jadi sebuah tantangan tersendiri bagi saya. Apa yang saya dapatkan selama pelatihan pengembangan bisnis sebelumnya masih dirasa kurang karena memang program pelatihan seringkali dilaksanakan dalam waktu yang singkat dan untuk mengembangkan bisnis saya ini memang perlu proses. Karena itu, saya tertarik untuk mengikuti program inkubasi bisnis W20 Sisterpreneur ini. Saya ingin memperbaiki dan memfokuskan usaha saya agar lebih tertata rapi dan memiliki ciri khas dan tentu saja, saya harus terus menerus do something positive untuk mengatasi anxiety saya.
Karena bisnis jahit saya berhubungan dengan pemanfaatan kain perca dari limbah fashion, hadiah modal bisnis ini bisa saya manfaatkan untuk keberlangsungan produksi yang berkontribusi dalam mengurangi limbah fashion tersebut. banyak ide dalam pengembangan produk yang bisa memanfaatkan kain perca sehingga produk kreasi perca ini kemudian memiliki manfaat dan nilai lebih. Setidaknya saya memerlukan sekitar Rp. 32.850.000,- sebagai modal kerja usaha saya ke depan. Jumlah ini nantinya akan saya alokasikan untuk biaya operasional bulanan usaha saya, pembelian bahan baku dan aspek pemasaran.
Ada kepuasan batin tersendiri ketika dapat berkontribusi dalam mengurangi limbah tekstil. Setidaknya, small steps does matters. Impian saya ke depan adalah Ahza Patchwork akan menjadi merek produk kreasi perca dengan teknik patchwork terkenal yang bergerak di bidang craft dengan keunggulan pada kualitas handmade, pemanfaatan bahan baku daur ulang, dengan disain produk eksklusif dan limited.
sumber foto pribadi