Hai Sisters!
Perkenalkan, namaku Fira! Umurku 26 tahun, sekarang sudah menikah dan memiliki 1 anak perempuan berusia 2 tahun. Awalnya aku adalah seorang perempuan berlatar pendidikan dokter gigi. Di awal tahun 2020, aku hamil dan disarankan oleh dokter untuk bedrest selama kehamilan karena mengalami perdarahan. Dengan kehidupan yang masih pas-pasan kala itu ditambah dengan pandemi Covid-19, karena aku dan suami juga baru menikah dan kami masih merintis karir, membuatku memutar otak bagaimana caranya aku tetap bisa membeli perlengkapan bayi nantinya, sementara aku harus resign dari pekerjaanku.
Aku pun mencari ide peluang bisnis yang bisa kulakukan sembari istirahat di rumah. Aku banyak melihat saat ini ibu-ibu di instagram seringkali membagikan foto OOTD anaknya, terutama anak perempuannya. Tiap tahun, bahkan bulan, pasti ada yang hamil dan melahirkan, bukankah ini sebuah peluang bisnis?
Saat memulai, aku terfokus pada produk baju bayi saja dan menjadi reseller. Seiring berjalannya waktu karena respon pembeli yang cukup baik, aku memutuskan untuk fokus di bidang baju anak muslimah dan melakukan produksi sendiri. Tidak disangka, responnya jauh lebih baik dan besar peminatnya! Karena sepertinya saat ini sudah banyak ibu-ibu yang ingin mengenakan dress dan kerudung untuk anaknya dengan model yang tidak norak dan elegan saat dipakai. Terciptalah nama Baby Afira, dari kata Afira yang diambil dari nama Ghufayrah al-‘Abidah, yang dikenal sebagai sufi wanita dari Bashrah. Aku berharap, Baby Afira ini dapat disenangi banyak orang dan dapat memberi keberkahan serta keanggunan bagi yang mengenakannya. Dengan mengedepankan desain kekinian yang minimalis dan timeless.
Tak kusangka ternyata animo teman-teman online lumayan tinggi! Yang awalnya hanya bermula dari teman-teman dan followers instagramku saja, jadi meluas berkat bantuan dari para mommygram, alias ibu-ibu yang sering memposting foto OOTD anaknya. Dari yang awalnya hanya 1-2 orderan tiap minggu, menjadi 50 orderan dalam sebulan!
Pengelolaan bisnis ini memang kupegang sendiri, jujur sebenarnya aku kesulitan. Mulai dari perancangan produk, quality control, foto produk, update sosmed dan marketplace, bikin konten, bahkan packing pun sendiri!
Ternyata, berjualan barang fashion nggak semudah dan mengasyikkan seperti yang kubayangkan! Ada saja kesulitannya. Mulai dari cari bahan yang pas dan cocok untuk anak-anak, riset pasar model bagaimana yang diminati, sampai ke proses produksi yang seringkali tidak berjalan sempurna, contoh kendala yang sering ku alami adalah hasil produksi tidak sesuai dengan sample yang telah ku tentukan, jahitan ada saja yang tidak rapi, dan proses produksi yang cenderung memakan waktu lama.
Perjuanganku mempertahankan bisnis fashion anak muslimah ini memang nggak bercanda. Makanya, tidak bisnisku ini terus berjalan dan berkembang, aku nggak boleh berhenti belajar. Caranya aku rajin menonton youtube tentang digital marketing, ikut kelas dan grup gratis tentang scale up bisnis di sosmed dan marketplace.
Tujuanku mengikuti #Sispreneur dari Sisternet ini adalah, aku ingin sekali mengembangkan usahaku ini #JadiLebihBaik dan #BeraniNaikKelas hingga kancah internasional. Aku juga ingin meningkatkan jumlah produksi dan menambah karyawan, yang tentu saja akan memerlukan tambahan modal biaya setidaknya 50-70juta untuk mewujudkan hal tersebut. Dengan begitu, aku bisa membantu mengurangi pengangguran, kan?