Hai, Sisters.
Saya Nadia, usia 22 tahun. Di tengah-tengah kesibukan saya sebagai seorang mahasiswa, saya juga hobi berbisnis. Bagi saya, bisnis bukan hanya sekadar materi, melainkan juga pemberdayaan diri.
Givo adalah salah satu bisnis yang saat ini sedang saya kembangkan. Givo merupakan singkatan dari give & souvenire. Sebuah brand yang mengakomodasi kebutuhan give atau hadiah dan souvenire. Givo dirintis pada Februari 2017 dan pertama kali produk Givo terjual pada Maret 2017. Saat itu, Givo bagiku menjadi salah satu jawaban dari keresahan saat aku tahu bahwa teman-teman di sekelilingku banyak yang bisa memproduksi suatu barang, terutama kerajinan tangan, tetapi sayangnya mereka kurang terakomodasi dalam hal pemasaran (marketing). Sementara itu, aku bisa marketing, tetapi tidak kompeten dalam bidang produksi. Maka dari itu, kami bersepakat menerapkan simbiosis mutualisme, yaitu dengan berbagi jobdesk. Teman-temanku bertanggung jawab di bagian produksi, sedangkan aku menghandel bagian pemasaran atau marketing
Adapun beberapa produk dari Givo yang menjadi andalan dan best seller, antara lain adalah tote bag (baik yang berbahan blacu, kanvas, maupun spoundbond), pouch, dan dompet. Selain itu, produk-produk kreatif Givo adalah talenan serta piring lukis. Yang membedakan Givo dengan produk lain adalah adanya kostumisasi produk. Artinya, konsumen bisa memberikan idenya, lalu tim Givo bisa membantu mendesainkan (baik desain produk maupun desain grafis). Berkat kostumisasi produk tersebut banyak orang yang merasa suka dan akhirnya order di Givo.
Terkait dengan sistem penjualannya dilakukan dengan cara menjemput bola. Tim Givo mencari calon konsumen yang membutuhkan souvenir, lalu untuk proses produksi dilimpahkan kepada masyarakat yang sebagian besar tinggal di pedesaan. Produk yang sudah selesai dibuat kemudian dikemas secara rapi dan apik, lalu dikirimkan kepada konsumen. Untuk memaksimalkan proses pemasaran ini, Givo juga belajar mengembangkan kemitraan sehingga kalau ada yang mau kerja sama dengan menjadi reseller dan mau mengambil produk dari Givo dipersilakan.
Selama keberjalanan bisnis Givo sampai saat ini, tentu tidak terlepas dari beberapa masalah yang menyertai, misalnya salah ukuran produk. Kalau hal tersebut terjadi, konsumen bisa me-return produk dan meminta produk yang sesuai dengan pesanan awal. Hal ini menjadi salah satu bukti bahwa Givo berdedikasi terhadap pelayanan yang optimal dan maksimal kepada para konsumennya. Namun demikian, melalui Givo pula telah lahir beberapa program pemberdayaan bersama warga desa yang tidak perlu lagi ke luar desa untuk mencari pekerjaan.
Sebagaimana kehadiran Givo untuk mengakomodasi pemesanan hadiah atau souvenir yang membutuhkan waktu yang cepat, Givo memiliki tagline “seminggu jadi”. Nilai positifnya adalah perputaran arus kas di Givo lancar (uang cepat masuk), tetapi kurang enaknya serasa diburu-buru waktu. Meskipun demikian, Givo memiliki value untuk tetap menghasilkan produk yang bagus dan berkualitas dengan harga yang terjangkau.
Oleh sebab itu, program ini diharapkan dapat memberikan bantuan suntikan modal untuk menambah kapasitas produksi dan marketing sehingga lebih banyak desa yang diajak berkolaborasi untuk menjahit produk-produk Givo. Di sisi lain, melalui program #sispreneur ini diharapkan semakin banyak lapangan kerja terbuka dari rumah sehingga para perempuan dapat berdaya dari rumah tanpa harus meninggalkan keluarganya.
Nadia Atika Amrin
Givo