Hi Sisters
Perkenalkan namaku Rika, aku adalah seorang ibu yang juga berkarir sebagai working mom. Dengan latar belakang S1 dan S2 adalah Hukum. Banyak orang yang sanksi dan bertanya, memangnya bisa bekerja sambil menjalankan usaha? Memangnya bisa bekerja di luar dari latar belakang kita? apalagi bekerja dimana lingkunganya di dominasi oleh pria. Aku percaya bahwa keterbatasan tercipta karena alam fikiran kita. Perkenalkan ini duniaku “PERIKANAN”, sebuah dunia di angkasa pikiranku, yang selalu aku bawa dan pikirkan nyaris tiap malam dengan sebuah keyakinan “AKU YAKIN AKU PASTI BISA”, dunia dimana banyak orang tidak meliriknya terlebih perempuan. Katanya laut itu keras, benar si, tapi wanita lebih kuat dari arus ombak.
Sebut saja aku jatuh cinta pada pandangan pertama pada dunia ini, karena disini dapat berkontribusi langsung secara nyata menjadi manusia seutuhnya dengan mengajari nelayan, hingga menyelesaikan isu petambak. Tahukah kalian bahwa 75% negara kita adalah lautan dan maritimlah cadangan pangan kita. Sayangnya, dalam 10 tahun belakangan, keluarga nelayan di Indonesia berkurang setengahnya. Sementara inilah ketahanan pangan NASIONAL kita.
Silly Fish Indonesia terlahir karena aku melihat, potensi maritim berbanding lurus dengan masalah sosial indonesia dan market yang besar. Aku ingin menghadirkan produk perikanan lokal sebagai pilihan utama, dengan sejuta kepraktisan, 15 menit dapat diolah menjadi makanan, tanpa resiko amis ataupun gatal, membantu banyak ibu muda dan pekerja menyediakan pangan keluarganya. Mengangkat kekayaan maritim kita sekelas Michelin Star Restoran.
Aku sudah membangunnya selama 5 tahun lebih bersama teamku yang hebat, bermodalkan 50 jt pada awalnya dan dalam 3 bulan BEP, masih nyata betul senyum kemenangan itu dibenakku. Tapi bisnis bukan soal sebuah keberhasilan, namun sebuah perjalanan memahami esensi diri “APAKAH KAMU MAU BERTUMBUH SETIAP HARI?”. Pada tahun kedua, kami membuka 2 distribusi baru dan tiga bulan kemudian kami tutup 2 distribusi baru itu. Satu bulan kemudian kami buka kembali 3 distribusi, mendapatkan po dari 2 ton dan melejit hingga 30 ton/bulan dan 6 bulan kemudian berdiri di 1 ton Kembali.
Apakah aku sedih? Depresi? Tidak sama sekali, setiap jatuh, aku tahu ,aku sedang belajar, yang aku harus lakukan adalah terus bergerak dan 2 bulan kemudian kami akhirnya memutuskan untuk membuat membuat inovasi baru, membangun distribusi luas dan investasi besar-besaran membuat sistem sendiri untuk mensupport inventory dan penjualan kami, sebuah langkah besar dengan menghabiskan tabungan, dan pada tahun itu kami berhasil memiliki lebih dari 20 distribusi dan saat ini kami memiliki 32 Distribusi yang tersebar di seluruh pulau Indonesia.
Pada Tahun ketiga kami berinovasi mengeluarkan sebuah Produk dimana hanya kami yang punya “KING KOBIA/BLACKSALMON”, harta terpendam AQUKULTUR INDONESIA, hasil riset 20 tahun bangsa ini yang tidak pernah terdengar dimarket, dimana sudah berkali kali di launching namun tetap gagal. Kamipun rebranding bekerjasama dengan KKP dan kami meriset secara mandiri selama 3 tahun dan saat ini kami adalah pemain pasar satu-satunya dan ikan kami menempati peringkat 5 terbaik didunia.
Dengan Pertumbuhan market yang luar biasa, kami selalu kehabisan stock kami dan ini kendala utama kami saat ini, karena selalu SOLD OUT. Tujuanku mengikuti inkubasi ini adalah untuk menambah pengalaman, mengakselerasi baik dari sisi management dan pengaturan finance dengan mentor serta untuk mendapatkan modal pengembangan farm King Kobia selama 6 bulan dengan perencanaan BEP 6 bulan juga.
#Sispreneur